2023—Taiwan, Taipei.
"Masih belum ketemu?"
Pria dengan setelan jas mahal itu menunduk dan menggeleng dengan mata tertuju pada gelas minuman yang dipegangnya—whiskey.
"Bagaimana dengan saudaramu?"
Ia menghela nafas, "Kami memutus kontak."
"Hey, itu terlalu—"
"Sudahlah, Donghae. Itu bukan masalah besar." Ujarnya santai dengan meneguk habis cairan alkohol itu.
Lelaki yang dipanggil Donghae itu menggeleng pelan, menyerah untuk hanya berdebat kecil dengan sang teman perbisnisan nya.
"Iljoon, berhentilah. Bukankah besok kau ada rapat?" Donghae berujar dengan mengambil botol alkohol yang sedang di pegangnya, temannya ini hampir mabuk setiap malamnya.
Ya, akhirnya Iljoon melabuhkan dirinya di negara ini, Taiwan. Ia tidak mengerti, dari berbagai macam jenis negara di seluruh dunia, ia memilih Taiwan untuk menjadi tempat paling tenangnya.
"Donghae, kau tahu—," Iljoon menatap Donghae dengan mata sayu khas orang mabuk.
"Kau mabuk."
"Kau tahu tidak?!" Ujarnya sedikit meninggi.
Donghae mendengus sebal dan memutar bola matanya, "Tidak." Ujarnya malas.
"Alasan ku mengasingkan diri ke Taiwan," jeda, Iljoon menghela nafasnya dan menatap kosong pada hamparan jalan kota disana. "Agar aku bisa sedikit saja untuk mengurangi rasa rinduku pada Sana."
Hening.
Donghae tak tahu harus bereaksi apa terhadap Iljoon, karena yang Donghae tahu, Iljoon benar-benar menyayangi adik kecil nya itu. Sangat dan bahkan amat menyayangi nya. Donghae berani bertaruh jika Iljoon akan dengan suka rela memberikan seluruh nafas nya untuk kehidupan Sana.
Karena, ya begitulah. Sana itu benar-benar kategori 'segala-galanya' dalam segala hal untuk orang terdekat nya.
"Aku merindukan nya sampai mau mati rasanya." Ujar Iljoon dengan suara serak dan kepala yang ia sandarkan pada sofa dengan mata yang menutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Protect Brother
Fiksi Remaja"Apa? Jerman?" "Tidak" "Tidak akan kubiarkan kau keluar Seoul barang sejengkal pun" "Meninggalkan Seoul dan tinggal di Jerman? Bermimpi saja sana gadis nakal" "Berhentilah merengek atau akan ku kirim kau ke LA" "Jerman bukan negara yang pantas kau d...