28-Heartbeat

874 66 0
                                    

Hai hai.

Maaf ya kalau baru up. Aku lagi simulasi huhuhu.

Happy reading sweety~

——————

Haegi dan Wonho masih terus menghela nafasnya kasar. Entah sudah yang keberapa kali mereka menghela nafas seperti itu. Pikirannya masih bersarang dimana-mana.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Hae? Ada apa sebenarnya dengan Sana?" Wonho mulai angkat bicara. Sebelumnya mereka sudah membicarakan tentang teman masa lalu mereka.

Haegi terlihat meringis saat Wonho menyinggung soal Sana.

"Kau tahu, Hae? Dia seperti dikejar-kejar dalam tidurnya. Apa itu sudah biasa?"

Haegi menggeleng.

"Lalu?" Tanya Wonho yang tak bisa lagi menyembunyikan rasa ingin tahunya.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis kecil itu?

"Wonho, kau tahu bukan bagaimana aku memusnahkan si brengsek itu?"

Wonho mengangguk. "Jelas. Aku ada disana, Hae."

"Kau tahu bukan bahwa aku menghabisinya karena—"

"Dia membuat kesalahan fatal yang tak bisa kau toleransi, yaitu dengan menyentuh adikmu, Park Sana."

Haegi mengangguk membenarkan. "Dia melecehkan Sana." Ujarnya pelan.

Wonho membelalak. Mulutnya terbuka. Raut wajahnya terkejut setengah mati. Saat itu Wonho berasumsi bahwa kata 'menyentuh' adalah saat mereka terlibat perkelahian dan sibrengsek itu berani membawa-bawa nama Sana, mengancam Sana. Itu yang Wonho kira. Tapi... Sialan sekali! Otakmu terkotori oleh apa Jung Wonho?!

"YAK HAEGI! JANGAN BERCANDA BRENGSEK!"

Wonho berteriak dengan penuh emosi. Haegi tidak pernah memberitahukan soal ini. Jika saja ia tahu, ia bersumpah bukan hanya membunuh si brengsek sialan itu. Ia juga akan memutilasi mayatnya hingga tak tersisa. Sungguh, Wonho dan amarahnya itu adalah bukan hal bagus.

Haegi menunduk. "Mianhe..."

Dada Wonho naik turun, wajahnya merah padam, dan nafasnya tersengal. Ia marah. Marah pada Haegi. Marah pada sibrengsek.

Terlebih, ia marah akan dirinya sendiri.

"Kau menghilang saat itu, Won. Aku bahkan hampir mau mati saja mendengar sibrengsek itu menculik adikku! Aku bahkan langsung terbang ke Korea saat itu juga dengan jet pribadi ku."

Wonho mendengarkan.

"Kejadian itu membuatnya benar-benar hypertrauma. Hampir 4 bulan lamanya akhirnya ia pulih dengan terapi rutin psikisnya. Tapi, apa.."

Haegi menghela nafas berat.

Wonho mengadah menatap Haegi yang menunduk. "Apa?"

"Dia dihantui dengan bayang-bayang sibrengsek itu. Aku dan semuanya kehilangan akal untuk kepulihannya. Aku.."

"Ini berhubungan dengan Sana yang aku ceritakan, Hae?"

The Protect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang