27-Beautiful

886 72 3
                                    


Niatnya mau hari Senin updatenya. Tapi tangan udah gatel hehehe.

Jangan lupa teken bintang ya. Saling menghargai itu perlu :)

Selamat pagi dan selamat membaca :)

—————

"

Aku sudah sampai dibandara, kau masih dikantor?"

"Ya, meeting ku 15 menit lagi. Bagaimana jika malam kita bertemu di tempat biasa?"

"Baiklah kalau begitu. Aku tutup."

Sambungan terputus.

Wonho lantas kembali berjalan dengan koper yang ditariknya. Cuaca cukup cerah. Ini sudah cukup sore, matahari juga sudah mulai tenggelam.

Ia segera memasuki mobil yang sudah siap terparkir menunggunya. Memberikan kopernya agar ditaruh dibagasi lantas masuk kedalam mobil.

"Tuan, akan langsung ke kantor?"

Wonho mendesah pelan lalu menggeleng. "Keapartemenku saja."

Dan tanpa banyak bicara sang bawahan melajukan mobilnya membelah jalanan kota itu menuju apartemen Wonho, sang Tuan.

——————

Soora masih terdiam duduk dibalkon atas dorm Seventeen. Berdiam diri dengan pikiran yang berkecamuk.

'Benar, kemungkinan besar dia yang membunuh kakakmu'

Pesan yang ia dapat sekitar dua jam lalu membuatnya berpikir keras. Ini benar-benar tak masuk akal.

Soora mengerti, ia tidak dekat dengan kakaknya. Bukan. Bukan berarti ia sering bertengkar atau saling membenci. Hanya saja, dulu ia berjauhan dengan kakaknya dikarenakan ia memilih tinggal di Korea dari pada harus pindah ke negara asing mengikuti kakaknya yang mempunyai bisnis luar biasa disana.

'Aku tidak tahu jelas yang pasti yang mana. Kuharap kau jangan tergesa-gesa mengambil keputusan. Ini masih awal. Kita harus mencari bukti lebih kuat lagi.'

Soora tanpa sadar menganggukkan kepalanya menyetujui pesan yang ia ingat-ingat lagi.

Ya, setidaknya ia harus menemukan fakta lebih jelas lagi untuk meyakinkan bahwa memang benar feeling nya yang mengatakan bahwa dia adalah pembunuh kakaknya.

"Hey"

Soora sedikit terperanjat saat bahunya ditepuk lembut. Ia menoleh dan mendapati Soonyoung menggaruk tengkuknya aneh.

"Eoh, h.. hey"

Ah, sial. Kenapa juga Soora menjadi gugup sendiri.

"Sedang apa?" Tanya Soonyoung yang mendudukkan dirinya di samping Soora.

Soora hanya menggeleng pelan. "Geunyang." Jawabnya tanpa menoleh pada Soonyoung.

Soonyoung hanya terkekeh pelan. Lantas ikut memandang langit yang masih cerah. Menyenderkan punggungnya dikursi dengan tangan yang berlipat dibelakang kepalanya.

"Soonyoung–ah"

Soonyoung berdehem dengan masih memejamkan matanya tanpa berniat membuka matanya atau menoleh pada Soora.

"Menurutmu apa yang paling menyakitkan di dunia ini?"

Soonyoung membuka matanya pelan dan menatap lurus pada langit diatasnya.

The Protect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang