『seo changbin; bola』

1.4K 188 5
                                    

menurut chaeyoung, changbin itu tipe orang yang sangat menyebalkan. alasannya karena chaeyoung pernah tidak sengaja menabrak changbin, gadis itu sudah meminta maaf beberapa kali tapi masih saja dipelototi jika keduanya berpapasan.

seperti sekarang ini, dari jauh saja changbin sudah memberi tatapan mematikan seolah melarang chaeyoung melewati koridor tempat changbin nongkrong bersama teman-temannya. padahal koridor itu jalan tercepat menuju kelasnya. memang sial.

tapi bukan son chaeyoung namanya jika ia takut dengan tatapan changbin. gadis bermarga son itu melanjutkan perjalanan dengan dagu yang sedikit terangkat, jangan lupakan tatapan menantangnya.

"apa!" kata chaeyoung galak.

"dih, orang gue lagi liatin bola nya bu hyorin, kok." balas changbin tidak terima.

"ha?" chaeyoung mana paham jokes macam itu. pikirannya masih suci.

"ck, sana balik kelas. ganggu pemandangan gue aja lo."

"ish!" chaeyoung memajukan bibirnya. dengan hentakkan kaki, gadis itupun berlalu meninggalkan changbin.

"mau sampe kapan lo nyari perhatian dia, bin?" lucas memutar matanya malas. menurutnya, taktik changbin itu terlalu kuno.

"tau, tuh. kalo suka langsung bilang aja kali. nanti diambil orang nyesel, nangis lo." ledek san.

"bacot."

"gue denger dari beberapa temen chaeyoung, sih, katanya doi lagi naksir kapten basket. siapa tuh namanya? ucok?" sahut wooyoung memperkeruh suasana.

"wooseok, nyet. wooseok." koreksi yeosang cepat.

"nah. mampus lo kalo chaeyoung beneran sama— eh, bin! mau kemana lo?" lucas berteriak. tapi sepertinya percuma, changbin bahkan sudah tidak terlihat sekarang.






🏀🏀





"katanya changbin naksir gue, tapi buktinya? malah sampe sekarang changbin tetep ngibarin bendera perang kalo ketemu gue." omel chaeyoung didepan doyeon dan dayoung. membuat kedua temannya itu refleks mengusap dada karena terkejut.

"santai, anjir. kaget gue."

"kenapa, sih, kenapa? coba cerita." kata dayoung sambil menarik chaeyoung untuk duduk.

"dia bilang gue ngerusak pemandangan, katanya dia lagi ngeliatin bola bu hyorin. terus dia ngusir gue!"

doyeon dan dayoung langsung tertawa keras saat chaeyoung selesai memberi penjelasan. membuat gadis son itu semakin merasa sebal.

"tapi, ce. bisa jadi itu karena changbin gugup gara-gara ketauan merhatiin lo."

"bener, tuh." sahut doyeon, setuju dengan opini dayoung.

"masa?"

"iy—"

"guys! si changbin sama kak wooseok mau tanding basket! nonton buru nonton!" teriak yoojung histeris. tidak butuh waktu lama, semua penghuni kelas termasuk chaeyoung langsung berhambur menuju lapangan basket.







🏀🏀




"si changbin sok banget nantangin tiang macem kak wooseok."

"cebolnya sekolah tanding sama tiangnya sekolah? apa gak keterlaluan ini?"

"siapin tissue, woy. takutnya changbin nangis kalo kalah."

"gue pegang bang wooseok. lima puluh ribu, ya."

"gue juga pengen pegang bang wooseok, jir."

"kalo bang wooseok semua bukan taruhan namanya, nyet. lo pegang changbin pokoknya."

"dih. yaudah deal."

chaeyoung hanya bisa menggeram dalam hati saat mendengar ocehan orang disekitarnya. lagian changbin apa-apaan, sih? wooseok bahkan sudah menjuarai turnamen basket nasional.

"denger semua! pokoknya kalo gue menang, son chaeyoung dari kelas 11-2 harus jadi pacar gue! gak boleh nolak!"

sontak seisi lapangan basket kembali ricuh. semua orang sibuk bergunjing, termasuk guru yang sedang menonton pun ikut bergunjing. sedangkan chaeyoung?

malu, tentu saja. jika bisa, ia ingin menghilang saat ini juga.

pertandingan dimulai, yang meremehkan changbin diawal sekarang mulai menyesal. ternyata changbin sangat lincah, wooseok saja sampai terlihat sedikit kewalahan.

setelah beberapa menit, peluit ditiup tanda permainan selesai, dengan skor yang hanya selisih tiga poin, changbin berhasil memenangkan pertandingan. semua penonton melongo tidak percaya. apa ini?

"seneng, deh, akhirnya kamu jadi pacar aku juga." changbin cengengesan didepan chaeyoung.

"emang gue udah setuju gitu buat jadi pacar lo? jangan ngaco!" chaeyoung menunjukkan ekspresi galak, mencoba untuk menyembunyikan rona merah dipipinya.

"kalo mau ditembak dulu mah bilang aja kali. mau gak jadi pacar changbin yang ganteng dan juga tajir ini?"

"geli bego."

"nih, bola buat kamu. sebagai tanda kalo aku menang lawan bang wooseok. itu artinya kamu cuma boleh suka sama aku aja. jangan sama yang lain. ngerti kan, sayang?"

"dih." chaeyoung cengengesan. mulai termakan oleh omongan tidak jelas changbin.

chaeyoung memperhatikan bola basket pemberian changbin ditangannya. disana ada tulisan 'chaeyoung punya changbin.' lengkap dengan emoticon love disampingnya.

"seo changbin dan son chaeyoung! keruangan saya sekarang juga!" teriak pak jinyoung sang kepala sekolah murka.

takut terkena omelan juga, para siswa dan beberapa guru yang sempat menonton kompak membubarkan diri, berpura-pura tidak melihat adegan dramatis tadi.

sementara dipojokan lantai dua, gerombolan laki-laki yang ternyata teman-teman changbin itu bertepuk tangan bangga. tidak sia-sia mereka menyogok wooseok untuk mengalah. rencana mereka berjalan dengan sempurna.

Symphony; [Son Chaeyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang