mawar hitam...
harum-mu kepedihan. dan
kehadiranmu—pertanda kematian."teman-teman semua, saya selaku ketua osis mohon izin untuk menganggu waktunya sebentar. kedatangan saya bermaksud ingin memberitahukan bahwa teman kita yang bernama kim yeri dari kelas dua belas c telah berpulang. oleh karena itu mari kita berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing. berdoa mulai." san menunduk dan mulai berdoa, diikuti oleh seluruh siswa yang berada didalam kelas.
lagi, berita kematian kembali diumumkan. sudah lima kali semenjak awal semester. tidak sedikit siswa yang merasa janggal, namun dibandingkan harus ikut pergi dengan tidak wajar, lebih baik mereka diam.
"terima kasih atas doanya. semoga semua amal perbuatan teman kita yeri dapat diterima oleh Yang Maha Esa."
"aamiin."
"eh." doyeon menyikut lengan tzuyu pelan. setelah anggota osis keluar dari kelas, gadis jangkung itu tidak tahan untuk tidak membahas hal yang menurutnya sangat janggal ini, "lo tau gak apa yang aneh dari kematian yeri?"
"semua orang pasti mati kali. gak ada yang aneh." balas tzuyu tidak tertarik.
"tzu! gue serius! ada mawar hitam ditangannya! persis kayak kematian yena, jihoon, dino, chaewon sama changbin! ini gak masuk akal, tzu. kenapa harus—"
membanting pensilnya keatas meja, tzuyu lalu menatap doyeon dengan tatapan malas, "kalo lo gak mau nyusul mereka, just shut your fucking mouth up."
"h-hah?"
⚠⚠
tzuyu memasuki kamar bernuansa gelap karena didominasi warna dan mawar hitam itu dengan senyuman cerah. kamar chaeyoung—saudaranya ini memang sangat nyaman. aroma kematian meluap begitu kakinya melangkah semakin jauh.
disana sudah ada chaeyoung dengan gaun hitam legam, memetik mawar hitam yang membuat senyuman tzuyu bertambah cerah. malam ini sepertinya akan ada pesta besar.
"kali ini kenapa, chaeng?"
chaeyoung menoleh lalu tersenyum tipis, "yeri tau rahasia gue. dia bilang sama semua orang kalo gue penganut aliran sesat, gue punya ilmu hitam."
"well, dia emang pantes mati." tzuyu menyeringai. musuhnya satu persatu mulai menghilang.
"para pendosa emang udah sepantasnya mati."
ting!
mark;
chaeng kamu ada waktu? ketemuan yuk? ditaman biasa ya?"siapa?"
"calon mayat selanjutnya." jawab chaeyoung lalu memasukan dua tangkai mawar hitam kedalam kantong jaketnya.
melihat itu, tzuyu bersorak senang. malam ini ia akan kenyang. bersamaan dengan chaeyoung yang merubah penampilan menjadi kutu buku, tzuyu segera merubah dirinya menjadi sebuah syal hitam yang kini sudah melingkar sempurna dileher chaeyoung.
hanya lima belas menit, waktu yang chaeyoung berikan untuk mark agar laki-laki itu menghabiskan sisa waktu sebelum meregang nyawa. chaeyoung baik sekali, kan?
"mark? maaf bikin kamu nunggu lama." chaeyoung tersenyum inosen, membenarkan letak kacamata yang sedikit melorot.
"err, it's okay."
"ada apa mark?" chaeyoung tersenyum lebar, menunjukan deretan giginya.
"gue mau jujur sama lo." mark melirik chaeyoung sebentar, "mina! sini." seorang gadis yang chaeyoung yakini adalah mina mendekat kearah mereka berdua.
"kok ada mina?" chaeyoung bertingkah seolah-olah ia terkejut.
"gue gak suka basa basi, kita putus."
"ta-tapi kenapa?" chaeyoung mulai mengeluarkan air mata palsunya. menangis tersedu karena merasa dikhianati.
"sadar gak, sih, lo itu jelek banget? menurut lo, lo pantes gitu pacaran sama gue? ngaca. dari awal gue gak suka sama cewek penganut aliran sesat kayak lo. semua ini cuma taruhan! dan emang bener, ternyata gampang macarin lo. ini mina, pacar gue yang asli."
mina mengulurkan tangannya, berniat mengejek. karena setelah chaeyoung berniat menerima uluran tangan itu, mina segera menariknya kembali lalu tertawa keras. merasa puas karena sudah mempermainkan chaeyoung.
"urusan kita udah selesai, oke? jangan ganggu gue lagi."
mawar hitam, sang pembawa kematian. datanglah—bawa jiwa jiwa para pendosa ini bersamamu.
angin berhembus kencang. suasana sekitar mendadak sunyi, tidak ada suara binatang kecil yang biasa menemani. hanya tersisa suara isak tangis chaeyoung yang perlahan berubah menjadi kekehan.
gadis yang digosipkan menganut aliran sesat itu kini tertawa keras. membuat mina merasa merinding dan semakin merapat pada mark.
"salam perpisahan." chaeyoung menyeringai, memberikan dua tangkai hitam. tzuyu pun kembali berubah wujud menjadi sesosok manusia, mereka mengadah, menghadap langit lalu kembali menatap mark dan mina dengan tatapan tajam.
"selamat datang—menuju gerbang kematian."
angin semakin berhembus kencang. tidak peduli seberapa keras mark mencoba berlari, tidak peduli seberapa kencang teriakan mina saat ini, chaeyoung terus saja membaca mantra. membuat mata tzuyu semakin menggelap, menghisap jiwa kedua manusia itu.
mark dan mina kini terbujur kaku, dengan tangan yang menggenggam erat mawar hitam, seperti para korban sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony; [Son Chaeyoung]
Fanficjust a chaeyoung's random story. ©meyuuli, 2018