『lee juyeon; tawuran』

566 89 33
                                    

himbauan untuk para siswa dan siswi, sehubungan dengan maraknya kasus tawuran akhir-akhir ini, diharapkan untuk sementara waktu tidak melewati sekitaran jalan anggrek dan juga krisan sampai keadaan kembali tenang. bagi siswa/i yang terbukti terlibat akan kami beri sanksi tegas. sekian.

-kesiswaan-












"terus gue pulangnya lewat mana, dong?" chaeyoung menggigit jarinya tanda panik. jalan satu-satunya untuk sampai kerumah hanya jalan anggrek!

"kalo muter gimana?" tzuyu memberi saran.

"butuh waktu dua jam, tzuy. itupun kalo naik motor. lo tau sendiri akses jalan disana belum dibenerin, becek banget. motor gak bakal kuat, orang lumpurnya tinggi. rusak mesin yang ada." kata doyeon.

"terus gimana?" duh, chaeyoung ingin menangis saja rasanya.

"lo nginep dirumah gue aja gimana?" saran tzuyu.

"gak bisa, nanti yang ngasih makan dongpyo siapa? bocah itu kalo bukan gue yang ngurusin suka rewel."

helaan nafas terdengar. chaeyoung terpaksa melewati jalan itu dengan modal nekat dan juga doa agar selamat sampai rumah.







「t a w u r a n」







"ya ampun!" chaeyoung memekik namun sedetik kemudian segera menutup mulutnya, ia tidak ingin menarik perhatian beberapa kelompok orang yang tengah berkelahi itu.

bruk!

"woy!" chaeyoung makin mencicit saat orang yang ditabraknya barusan—karena ia bejalan terburu-buru sambil menunduk—berbalik lalu berteriak kearahnya.

"m-maaf..."

"oy, juyeon! jangan lari lo, bangsat!"

"sial." juyeon terlihat berpikir lalu menatap chaeyoung yang masih menunduk dengan mata menyipit, "lo ngapain disini?"

"mau pulang... ampun kak jangan tangkap saya, saya nggak tau apa-apa." chaeyoung menangis histeris, membuat juyeon tanpa sadar menarik sudut bibirnya.

"ayo." juyeon menarik tangan chaeyoung menjauh dari tempat kejadian, membawanya kearah tumpukan kotak besar, bersembunyi disana.

"ngapa—"

"ssstt!" juyeon membekap mulut chaeyoung dengan tangannya, menyuruhnya untuk diam karena orang yang mengincar juyeon semakin mendekat.

"sialan! dia lolos lagi!"

"udahlah biarin, yang penting dia bonyok dan kita menang. dah, cabut."

chaeyoung menciut dan menghela nafas lega setelahnya. orang-orang menyeramkan berseragam itu akhirnya pergi. itu artinya ia selamat, kan?

tapi—kenapa juyeon belum mau melepas bekapannya? chaeyoung malah merasakan nafas juyeon makin memberat diarea lehernya. chaeyoung melotot, apa juyeon ternyata orang jahat makanya orang-orang tadi mengejarnya?

"hmp!" chaeyoung sebisa mungkin menghindar dari juyeon yang kini bersandar dibahunya, bibir juyeon bahkan mengenai lehernya!

bruk!

chaeyoung melotot, ternyata nafas juyeon memberat bukan karena juyeon mesum, melainkan karena laki-laki itu mencoba bertahan agar tidak tumbang. okay, chaeyoung jadi merasa bersalah karena sudah berpikiran jelek tadi.







「t α w u r a n」







juyeon membuka matanya lalu mencoba untuk duduk tegap, kepalanya terasa sangat sakit hingga juyeon kembali duduk lemas dengan mengandalkan sofa sebagai sandaran.

Symphony; [Son Chaeyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang