hal yang biasa aku lakuin akhir-akhir ini cuma nunggu, nunggu, dan nunggu. kayak orang bodoh kamu tau?
sambil terus natap kearah pintu, aku berharap kamu datang- ngetuk pintu dan bawa kejutan buat aku. karena kalo hal itu kejadian, aku yakin, aku bakal mati dengan rasa bahagia.
"gimana kalo nanti aku pergi jauh?"
kamu tau perasaan aku waktu kamu bilang gitu? hancur. dan bodohnya, aku berpikir kalau kamu selingkuh dan mau ninggalin aku demi cewek lain.
"kamu harus tetep ngejalanin hidup dengan semangat walaupun aku udah gak bisa nemenin kamu lagi. kamu gak boleh nangis apalagi sampe nutup diri."
bodoh, kamu itu manusia bodoh.
"goodbye, chaeyoung."
rasanya kayak mati perlahan waktu kamu bilang gitu. kamu jahat tau gak? aku terlalu sakit hati sampe aku gak nanya kamu mau pergi kemana. harusnya aku nanya, kan?
dan sekarang aku nyesel, nangis sendirian diatas kasur, tanpa ada kamu yang selalu nenangin aku lagi.
"aku cintaaaa banget sama kamu, chaeng!"
"masa?"
"iyadong, kamu itu cinta terakhir aku."
"boong."
"kapan aku boong?"
"hmm, janji ya jangan pernah pergi?"
"iya, janji."
kalau kamu emang cinta sama aku-kenapa kamu pergi? harusnya kamu bawa aku juga, aku gak masalah mau dibawa kemanapun asalkan itu sama kamu.
tapi kenapa kamu malah pergi sendirian? padahal kamu udah janji. aku paling gak suka sama orang yang ingkar, kamu juga tau itu.
"kalo nanti aku gak ada, aku yakin kamu bakal nemuin cowok yang lebih baik dari aku, chaeng."
ya, kamu bener. yang aku mau dan yang aku butuhin saat ini adalah seseorang seperti kamu. aku pasti bisa nemuin orang yang lebih dari kamu, kan?
tapi-makin lama aku makin sadar, gak ada yang bisa gantiin kamu, dan gak ada juga orang yang lebih baik dari kamu.
kamu terlalu banyak ngambil hati aku, kamu terlalu jauh mengenal aku, bahkan sikap yang gak aku tau sekalipun, kamu bisa tau.
semenjak kamu pergi jauh-jiwa aku pun seakan ikut terbawa sampe aku gak mau hidup lagi. kisah cinta kita, seperti film dengan ending yang menyedihkan.
aku gak suka itu, dan lagi-lagi kamu pasti tau.
🍓🍓
"chaeng! pacaran, yuk!"
hngg? gak peduli seberapa dinginnya aku layaknya mayat hidup, kenapa masih ada orang yang nyatain cinta disaat aku udah mantapin hati buat sendirian sampe aku nyusul kamu?
"mau pacaran?"
"iya!"
"kalo gitu lo harus izin sama pacar gue dulu. kalo dia ngijinin, atau minimal dia mau ngomong sama lo, ayo pacaran."
"serius?"
"sure."
aku sengaja bawa dia buat nemuin kamu, sengaja buat kamu cemburu, dan sengaja supaya dia pergi ngejauh setelah sebelumnya ngatain aku orang gila.
aku kangen, kamu kangen aku juga, kan?
"lo serius? gue harus minta izin kedia?"
"iya, hangyul."
aku gak sabar, pasti sebentar lagi dia ngatain aku dengan sebutan gi-
"gue tau rasanya pasti berat. ditinggalin orang yang paling kita kasihi itu gak gampang. tapi yang namanya kehidupan harus tetep jalan, chaeng. lo gak bisa terpaku sama masa lalu yang jelas-jelas gak bisa lo ulangi lagi."
apa-apaan dia ini!
"guanlin, boleh gak gue iri sama lo? gue juga pengen dicintai sama orang sampe segitunya. tapi, lin, lo pasti tau gimana chaeyoung setelah kepergian lo, kan? iya, dia hancur. dan gue yakin lo pasti juga ikut hancur."
hangyul terlalu jauh. tolong jangan dengerin hangyul ya, lin? kamu pasti tau aku cuma cinta sama kamu, iya 'kan?
"gue yakin, sebelum lo pergi-lo pasti nyuruh chaeyoung buat bahagia, kan? dan sekarang waktunya, lin. izinin chaeyoung buat bahagia sama gue, ya? gue janji bakal perlakuin dia sebaik yang gue bisa."
"hangyul!"
wushh~
apa ini? kenapa hembusan angin ini rasanya sama kayak pelukan kamu? kamu relain aku buat hangyul, lin?
wushh~
kenapa aku ngerasa seakan kamu jawab iya, lin? kenapa?
"chaeng, sekarang ucapin salam perpisahan buat guanlin. ayo kita pulang, dan mulai hidup baru lagi."
lin-
"aku pulang ya, lin? selamat tinggal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony; [Son Chaeyoung]
Fanfictionjust a chaeyoung's random story. ©meyuuli, 2018