『trouble maker, 0.3』

334 84 64
                                    

ada yang berbeda dengan sarapan pagi dikeluarga hwang kali ini. jika biasanya hanya ada yunseong, minhyun, dan juga sang ibu. kali ini hyunjin juga ada disana. ikut menikmati sarapan dan keheningan yang tercipta dari keempatnya.

"dek, sekolah kamu gimana?" minhyun tersenyum pada hyunjin. memecah keheningan, membuat yunseong dan juga ibu hwang menoleh kearah keduanya.

"ap—biasa aja, bang. masih sering dihukum sama guru." hyunjin tersenyum lebar, hampir saja ia menjawab minhyun dengan kasar.

minhyun tertegun, hyunjin menjawab dengan hangat pertanyaannya. apa ini artinya hyunjin sudah mulai membuka diri setelah sekian lama minhyun mencoba untuk mendekatkan diri pada adiknya itu?

"maaf.." kata minhyun tiba-tiba.

hyunjin mengernyit, "buat?"

"bikin kamu iri sama keakraban keluarga lain." hyunjin berdehem pelan. melirik pada sang ibu yang kini menatap minhyun dengan tatapan tajam.

"mau gimana lagi, mungkin dikehidupan dulu gue ngelakuin dosa besar sampe harus dihukum sekarang. gue masih ngerasa beruntung kok bang, punya keluarga lengkap meskipun gue gak pernah dianggap ada."

"jin!" minhyun menatap sang ibu dengan tatapan kosong, "selama ini kamu cuma dijadiin pelampiasan rasa kecewa dan juga marah. mama gak bener-bener benci sama kamu, tiap abis marah mama suka nangis dikamarnya."

"minhyun! jaga bicara kamu, ya!" ibu hwang berteriak marah lalu bangkit dari duduknya, berniat untuk pergi sebelum—

"sebentar lagi ujian kelulusan abis itu perpisahan, hyunjin harap mama mau dateng sebagai wali hyunjin juga. seenggaknya buat yang terakhir, abis itu hyunjin janji—mama gak akan pernah liat anak gak tau diri ini lagi."

—hyunjin lebih dulu berbicara padanya lalu pergi meninggalkan minhyun, yunseong dan juga dirinya.

ibu hwang mematung, terakhir yang dimaksud—apa hyunjin akan pergi meninggalkannya sama seperti apa yang ayah hwang lakukan dulu?






🍓🍓






"hyunjin? lo ngapain?" chaeyoung mengernyiyt bingung saat mendapati hyunjin didepan pagar rumahnya.

"baru aja mau mencet bel, bareng, yuk?"

chaeyoung cengengesan, "yaudah gue simpen sepeda dulu."

"bareng, deh."

"lo mau nyimpen sepeda juga? lo, kan, bawanya motor?" chaeyoung kembali mengernyit bingung.

hyunjin tergelak, "bareng masuknya, gue kan mau izin dulu sama orang tua lo."

"oh, kirain."










"jin? kok pelan banget bawa motornya?"

"biar bareng sama lo nya agak lamaan." jawab hyunjin seadanya.

"ih, nanti telat!" kata chaeyoung sedikit panik.

"hari ini masuk jam sembilan, ce. cuma simulasi abis itu kita bebas."

"masa, sih?"

"makanya sering pantengin group chat, jangan keseringan nonton azab."

"tapi seru tau, jin. masa kemaren yang jahat matinya digoreng dadakan kayak tahu bulat. terus nih ya—"

bla bla bla.

hyunjin tersenyum tipis. memilih untuk mendengarkan ocehan tidak bermanfaat gadis berlesung pipi yang akhir-akhir ini aktif memberikan banyak warna dalam hidupnya.

Symphony; [Son Chaeyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang