『park jihoon; penyesalan』

768 119 16
                                    

park jihoon. si raja wink. siapa yang tidak mengenalnya? rasanya hampir seluruh mahasiswa kampus ini tau. meskipun masih terhitung baru karena jihoon masih semester dua, kepopulerannya sudah sebanding dengan kang daniel, mahasiswa semester akhir yang sempat menjabat sebagai ketua bem.  gila memang.

dan gadis itu, son chaeyoung, yang notabene adalah sahabat paling dekat seorang park jihoon merasa sedikit bangga. kenapa sedikit? karena sifat minus jihoon itu tergolong banyak.

main perempuan, perokok aktif, kasar, pemabuk, malas, dan sifat jelek lainnya. katakan saja, jihoon memakai topeng selama di kampus.

meski begitu, chaeyoung tetap tidak bisa menahan rasa sukanya pada jihoon. entah karena jihoon yang bersikap sedikit lebih manis pada chaeyoung, atau karena terbiasa.

"ce, gue nyalin tugas lo, ya? nanti gue beliin paket lengkap alat lukis sama strawberry cheesecake deh. gue kasih bonus mau? gue beliin apapun yang lo mau, deh."

"apapun?"

"apapun."

"gue cuma harus nyalin ini, kan?"

"pinter. maaf gue buru-buru, ada kencan sama sohye."

dan jihoon pun pergi setelah mengecup kening chaeyoung sebelumnya.

merasa cemburu? tentu. tapi chaeyoung bisa apa?

ini salah satu contoh sifat jelek jihoon, dan chaeyoung. jihoon yang selalu memanfaatkan kebaikan chaeyoung, dan gadis itu yang selalu pasrah meski tau jika ia sedang diperbudak. cinta memang terkadang tidak memakai logika.

"gue rasa lo lebih baik bilang sama jihoon aja, deh, kalo lo suka. siapa tau ternyata jihoon juga suka sama lo, kan? bisa aja selama ini dia mainin cewek cuma buat ngetest lo?"

omongan yeri kembali berputar dipikiran chaeyoung. membuat gadis itu kembali meletakan bolpoin lalu mendesah kasar. 

apa ini benar-benar waktu yang tepat untuk melangkah lebih maju?





🥀🥀






setelah berdebat dengan diri sendiri sebelumnya, chaeyoung memilih untuk mengaku saja. gadis itu kini tengah menunggu kedatangan jihoon ditaman biasa tempat keduanya menghabiskan waktu.

jihoon bilang hanya butuh waktu lima menit lagi untuk sampai, tapi—kenapa laki-laki itu belum datang padahal chaeyoung sudah menunggu hampir tiga jam?

"chaeng! maaf lama. tadi yena ngerengek minta ditemenin makan." jihoon tersenyum tanpa beban, seolah jika hal barusan itu tidak berarti apa-apa.

chaeyoung meremas jarinya, menatap jihoon dengan ragu, "hoon... gue mau ngomong..."

"serius amat, kenapa?"

"g-gue... gue..."

"ce?"

"gue suka sama lo!"

senyuman cerah itu perlahan memudar, chaeyoung bisa melihat perubahan jelas pada wajah jihoon. ekspresi tengil laki-laki itu berubah menjadi dingin. mata jihoon menatap lurus kedepan, merasa tidak tertarik dengan pengakuan gadis disampingnya.

"bego." jihoon membuka suara setelah bungkam beberapa menit, "kenapa lo suka gue padahal lo tau gue brengsek? kenapa lo suka gue disaat lo tau sebenernya kalo gue gak suka perempuan? lo lupa kalo gue bahkan benci sama perempuan selain lo? lo harusnya bisa nahan diri, son chaeyoung!"

ini memang bukan kali pertama jihoon membentak chaeyoung. namun kali ini, bentakan jihoon terasa seratus kali lebih menyakitkan.

"lo gak bisa terus-terusan benci perempuan karena ibu lo, hoon!"

Symphony; [Son Chaeyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang