『hwang hyunjin; trouble maker, O1』

568 91 58
                                    

pagi ini terlihat sangat cerah, matahari sudah mulai memunculkan dirinya dari ujung timur sana. dan seperti kebanyakan murid pada umumnya, chaeyoung terlihat sedang bersiap-siap menuju ke sekolah.

dengan tas yang sudah tergendong rapi dipunggung serta roti sandwich yang tersumpal penuh dimulut kecilnya, chaeyoung mengeluarkan sepeda kesayangnya dengan sedikit terburu-buru. jam sudah menunjukan pukul enam lewat empat puluh lima menit, dan chaeyoung masih berada disekitar rumahnya.

"dek, itu rotinya dikunyah dulu." suara sang mama kembali mengingatkan.

"iyha, mhaa." balas chaeyoung dengan mulut penuh.

"kalo makan jangan sambil ngomong, nanti keselek."

"enggha—uhuk!" nah, jangan pernah remehkan perkataan seorang ibu, nak.

"tuh, kan. minum dulu!" chaeyoung dengan segera meminum segelas air minum yang diberikan ibunya dengan sekali tegukan saja.

"makanya kalo bangun jangan siang, jadinya buru-buru, kan." sang kakak yang terlihat sudah rapi dengan setelan jas dan kemejanya ikut menimpali.

"kayak teteh bangunnya pagi aja." chaeyoung mencibir, yang langsung dihadiahi jitakan oleh sang kakak.

"ma! teh naeun jahat!"

"ngadu sana ngadu. naeun berangkat ya, ma." naeun menyalami tangan ibunya lalu berjalan menjauh.

"hati-hati, teh. kamu juga, gih, chaeng. nanti telat."

"iya, deh. kalo gitu chaeng berangkat ya, ma. dadah."

berbeda dengan kakaknya, chaeyoung memiliki kebiasaan mencium pipi ibunya setelah salim sebelum berangkat sekolah.

"hati-hati."

  





🍓🍓







"ceeeeee!"

teriakan yang begitu nyaring, mengundang beberapa pasang mata untuk melihat kearahnya.

"chewyyyy!" chaeyoung yang merasa terpanggil memilih untuk ikut berteriak juga, mengabaikan cibiran para siswa siswi yang berada didekatnya.

"ngga liat chat dari gue ya?"

"apa emang?"

"hari ini semua guru pada rapat, menurut pengumuman, sih, kita bakal dipulangin jam sepuluh nanti."

"pantesan jam segini gerbang gak ditutup. tau gitu mending jangan sekolah tadi."

"makanya cek hp sebelum berangkat."

"tapi kalo gue gak sekolah ntar lo kesepian, dong?"

chaeyoung merangkul tzuyu yang tubuhnya jauh lebih tinggi dengan santai, toh yang penting chaeyoung masih bisa merangkul, kan?

"gaya lo. kan, gue bisa nyuruh si seungmin nyamperin."

"kasian gue sama si seungmin, di-friendzone-in."

"gue udah punya pacar, jombs."

"sialan." dear chaeyoung, seharusnya kamu tau, kamu tidak akan bisa menang debat jika lawanmu orang sekelas tzuyu.

chou tzuyu, teman sebangku sekaligus teman terdekat chaeyoung disekolah, mengingat jika mereka sudah bersama sejak duduk dibangku kelas satu hingga sekarang mendekati tingkat akhir.

"chaeyoung? son chaeyoung?"

seorang laki-laki perawakan tinggi dengan seragam yang tidak bisa dikatakan rapi menahan langkah kedua sekawan itu.

Symphony; [Son Chaeyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang