chaeyoung memasuki café dengan santai. duduk disamping jendela yang menghadap kejalanan langsung dengan segelas kopi late yang barusan ia pesan. bisa disimpulkan jika chaeyoung tengah menunggu seseorang. bukan, bukan pacar. hanya sebatas teman- setidaknya saat ini.
"mbak chaeyoung, ya?"
chaeyoung mendongak, "iya, kenapa?"
"ini ada titipan." pelayan tersebut memberikan selembar notes berwarna merah muda. chaeyoung mengernyit, bingung tentu saja.
"dari siapa?" alih alih menjawab, pelayan tersebut hanya membalas dengan senyuman lalu pergi menuju pelanggan lain.
ada hal yang harus aku sampein ke kamu, hal yang selama ini mungkin masih menjadi pertanyaan besar dihati kamu, dan juga mungkin sesuatu yang selama ini kamu tunggu (aku juga pastinya);
"dari kak eunwoo bukan, sih? kalo iya maksudnya apa coba? ih, tapi kok gue penasaran?"
"chaeng, oy!"
"eh, bang johnny. apa kabar?"
"baik. nih, buat lo. gue balik dulu."
chaeyoung merengut, lalu membaca notes yang diberikan oleh johnny tadi—
I
"hng?"
"chaeyoung!"
"eh, doy, bawa notes lagi?"
"iya, nih, buat lo."
love
"chaeyoung.."
"kak eunwoo?! ya ampun! ih, lama ya gak ketemu! aku kangen banget tau. kenapa, sih, susah banget dihubungin? disana udah ada gandengan, ya? iya? ih cowo mah gitu, katanya nyuruh nunggu. giliran udah nunggu akunya ditinggal. auk ah ngambek!"
chaeyoung memang begitu, cerewet dan juga berisik jika didepan eunwoo.
sejenak melupakan masalah notes, chaeyoung masih saja setia mengomel padahal jelas-jelas tadi ia merajuk.
"i miss you."
tiga kata, hanya tiga kata namun berhasil membuat chaeyoung diam seketika; dengan warna merah yang kini menghiasi pipi bulatnya.
"gak penasaran sama notes terakhir?"
"eh?"
"nih." eunwoo menyerahkan secarik notes.
you
chaeyoung terdiam beberapa saat, lalu menatap eunwoo meminta penjelasan.
"makasih udah nunggu, chaeng. makasih karena udah percaya sama aku."
eunwoo tersenyum, begitupun dengan chaeyoung. penantiannya selama ini berbuah hasil yang sangat manis.
"kak eunwoo? kakak serius mau lanjutin S2 di amerika?"
"kita udah sampe dibandara loh ini, masa aku bohong?"
chaeyoung merutuk didalam hati, kenapa pertanyaannya konyol sekali?
"berapa lama?"
"aku usahain secepatnya. mungkin sekitar dua tahun?"
"yang pinter mah bebas, ya." chaeyoung mendengus, membuat eunwoo tersenyum geli seketika.
"em, chaeng-"
"ya?"
"apa kamu mau nungguin aku?"
"aku-"
"ada hal penting yang bakal aku sampein nanti."
"apa yang bakal aku dapetin kalo mau nunggu?"
"aku?"
"ish, serius dong, kak!"
"aku gak pernah bercanda kalo itu tentang perasaan, chaeng."
chaeyoung terdiam, sedikit melamun.
"ini?" chaeyoung memperhatikan cincin yang melingkar sempurna dijari manisnya.
"itu cincin biasa, dan bisa dibilang pengikat biar kamu gak dibawa kabur cowok lain?"
chaeyoung mendelik, eunwoo terkekeh. kedua nya lalu saling memeluk satu sama lain. pelukan pengantar eunwoo menuju impiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony; [Son Chaeyoung]
Fanfictionjust a chaeyoung's random story. ©meyuuli, 2018