"lo ikut reuni, kan?"
chaeyoung berdecak malas, pertanyaan tzuyu yang terus berulang membuatnya sedikit kesal.
alasan kenapa chaeyoung terus berkelit saat disinggung soal reuni bukan karena masa lalu gelap seperti bullying atau hal menganggu lainnya, kok. melainkan karena,
"males. nanti ketemu sama si salmon."
park solomon namanya. laki-laki jangkung yang selalu saja menganggu chaeyoung, padahal solomon selalu acuh pada perempuan lain. entah alasannya apa. kalau kata tzuyu, sih, katanya solomon naksir chaeyoung.
pernah dengar soal mitos yang katanya seseorang bakal balik naksir kalau ada yang ketahuan naksir doi? nah, mitos itu benar-benar nyata untuk chaeyoung.
iya, gadis mungil itu malah jadi budak cinta solomon setelah diberi harapan palsu oleh sahabatnya itu.
deket doang, jadian kaga. ngeselin abis.
"pokoknya besok gue jemput, titik."
chaeyoung melempar ponselnya keatas kasur saat sambungan diputus sepihak oleh tzuyu. padahal sudah setengah mati ia menolak ikut reuni, tapi dengan gampangnya si tiang tzuyu memaksanya ikut dengan kata 'jemput'. jika seperti itu, bagaimana bisa chaeyoung menolak?
pura pura sakit? ck, terlalu klise.
menghilangkan diri? mustahil.
pura-pura mati? alasan macam apa ini.
mati beneran? hii yakali.
"semoga si salmon sibuk atau sakit atau apalah gitu biar gak ikut reunian, aamiin."
🍓🍓
chaeyoung terus memanyunkan bibirnya sepanjang perjalanan sampai tempat tujuan. cewek itu lalu berjalan dengan gontai ke arah yeonjung dan kawan kawan. ia terus berjalan sampai akhirnya siluet orang yang chaeyoung hindari mati-matian terlihat dengan jelas.
chaeyoung menegakkan badannya lalu berbalik. berjalan sepelan mungkin agar—
"son chaeyoung!"
—ck, ketahuan.
"chaeng, solomon manggil, tuh." bisik tzuyu menepuk pundak chaeyoung pelan.
"bodo."
"eh, chaeng! dia kesini! dia kesini!" tzuyu mendadak histeris. padahal chaeyoung sudah berusaha sok dingin dan cuek, meski akhirnya panik karena pekikan sahabatnya.
"tolong sampein salam gue buat anak—"
"siapa yang punya anak?" tzuyu mengerjap inosen. karena setaunya, belum ada yang menikah disini.
chaeyoung diam, merasa tidak memiliki banyak waktu untuk meladeni kepolosan seorang chou tzuyu, "gue pu—"
terlambat. sebelum sempat chaeyoung kabur, solomon lebih dulu menahan tangannya.
"mau kemana, sih? toilet? buru-buru amat."
"apaan pegang-pegang? lepas gak?!" desis chaeyoung.
alih-alih melepaskan sesuai perintah chaeyoung, solomon justru mengaitkan jarinya pada jari mungil chaeyoung, mengenggamnya lembut. laki-laki itu lalu tersenyum, "lama gak ketemu, gak kangen emang?"
"kangen sama ikan salmon? yakali." solomon tidak boleh menyadari kegugupan chaeyoung karena genggaman tangan ini, tidak boleh!
solomon seketika diam, "oh gitu? bukannya lo emang kangen gue? bukannya lo dulu naksir sama gue sampe rela nungguin gue sampe malem?"
chaeyoung gelagapan, mencoba mencari alasan untuk membantah tapi tidak bisa. semua yang dikatakan oleh solomon itu fakta.
"kenapa gak pernah jujur, sih, sama gue? kalo lo gak jujur, lo gak bakal tau perasaan gue yang sebenernya ke lo itu kayak gimana." lirih solomon. mata sayunya menatap dalam netra hazel milik chaeyoung yang kini berubah sendu.
"tau, kok. lo gak naksir sama gue, kan?" gumam chaeyoung nyaris tanpa suara.
"emang." chaeyoung menggigit bibir bawahnya menahan tangis mendengar kekehan dari mulut solomon.
"lo jahat.."
"apa?" solomon mendekatkan pipinya, membuat chaeyoung harus mundur satu langkah jika tidak ingin bibirnya mengenai pipi solomon.
"minggir! gue—"
"guys, sini kumpul!" solomon sedikit meninggikan suaranya. chaeyoung mendongak, tangan satunya yang bebas menggenggam erat ujung kemeja yang dikenakan solomon.
"ada apaan?"
"jangan bilang..." chaeyoung berbisik dengan nada memohon.
"gue suka sama chaeyoung, dari dulu. gue bukannya gak mau ngajak dia pacaran, kalian tau sendiri dulu gue masih minta sama orangtua. sekarang gue udah kerja, duit gue udah banyak, makanya berani bilang." kata solomon terus menatap lembut mata chaeyoung yang makin berkaca-kaca. sudah hampir sepuluh tahun mereka berdua menantikan momen ini.
semua orang yang ada disana menatap solomon dengan tatapan senang. memang sudah bukan rahasia lagi jika solomon itu budak cinta chaeyoung sejak smp. laki-laki itu bahkan membuat akun palsu dengan foto profil dirinya yang diubah menjadi perempuan melalui aplikasi hanya untuk diizinkan memfollow chaeyoung yang memprivasi sosial medianya dulu.
"aku gak mau basa-basi, aku udah siap baik secara jasmani maupun rohani, mental, fisik, dan juga finansial. sebulan kedepan aku mau makin mendekatkan diri sama kamu, sama keluarga kamu." solomon mengeluarkan cincin dari balik kantong jaket yang dikenakan, "kalau kamu mau, kamu terima cincin—"
sesuai kata solomon tadi, chaeyoung juga enggan berbasa-basi. tanpa menunggu solomon menyelesaikan kalimatnya, chaeyoung memakai cincin yang sangat pas dan cocok dijarinya itu dengan senyuman tulus. penantiannya berbuah, sangat manis.
sedikit terkejut, solomon makin mendekat. menarik pinggang perempuan pujaannya, lalu memeluk dengan erat. membuat keadaan seketika ramai seketika.
sekarang mereka tau, kejutan spesial yang dibicarakan oleh solomon kemarin adalah acara lamaran seadanya namun membawa bahagia seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony; [Son Chaeyoung]
Fanfictionjust a chaeyoung's random story. ©meyuuli, 2018