『wang yibo; gefühle, O2』

817 131 5
                                    

chaeyoung melongo, masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. masa iya rasa rindu bisa membuat halusinasi seperti ini?

"beneran asli, kok." yibo menggenggam tangan kecil chaeyoung lalu dikecup beberapa kali.

"kok, cium tangan, sih? gue 'kan bukan mama lo." ketus chaeyoung sambil berusaha lepas, meskipun percuma karena yibo lebih dulu menggenggam erat tangannya.

"iya, emang bukan mama. tapi calon mama dari anak kita nanti."

chaeyoung membuang muka, tidak ingin membuat yibo tau jika saat ini gadis itu salah tingkah dengan pipi merahnya.

"yibo? kenapa kamu masuk ke bus ini? kamu 'kan kelas dua belas?" bu suzy mengernyit, bukankah sudah ada pembagian bus masing-masing kelas?

"gak boleh?"

bu suzy menggeram pelan, untung saja masih ada beberapa bangku kosong disini. kalau saja yibo bukan salah satu siswa unggulan yang mengharumkan nama sekolah, sudah pasti ia diusir sejak tadi.

"kalo gitu ibu permisi dulu."

"hm—aw! kenapa dicubit, sih?" yibo meringis. pasalnya chaeyoung tiba-tiba mencubit pinggangnya setelah bu suzy pamit. cubitan chaeyoung terasa sangat sakit, sungguh. "padahal tzuyu bilang ada yang kangen setengah mati, tapi ternyata dia boong." yibo berkata lirih lalu menyandarkan kepalanya pada pundak chaeyoung.

"siapa juga yang kangen?!"

"ngerasa, ya? orang aku gak sebut nama." skakmat. merasa menang, yibo terkekeh senang, "aku gak dm xiao atau siapapun itu namanya. hp aku ketinggalan, makanya gak bisa ngehubungin kamu. maaf, ya?"

terkadang chaeyoung merasa heran pada yibo, kenapa si bungsu ini masih tetap memperlakukan chaeyoung dengan lembut meskipun gadis itu terus saja merespon dengan tidak ramah? yibo bahkan tidak pernah marah sekalipun chaeyoung bertingkah menyebalkan.

"hmm..." respon chaeyoung seadanya.

"ngantuk, nih. abis dari bandara aku langsung kesini buat ngobatin kangen."

"yaudah tidur." mengangguk pelan, yibo lalu memejamkan mata, tertidur dibahu chaeyoung.

jika diperhatikan lebih dekat, image badboy, coolboy, ice prince, dan lain sebagainya hilang seketika. yibo terlihat sangat lucu saat sedang tidur.

chaeyoung tersenyum tipis. ia mengusap lembut rambut yibo lalu ikut memejamkan mata, masuk kedalam mimpi.









"chaeng, bangun. hey?" yibo  mencubit pelan pipi chaeyoung, mencoba untuk membangunkan si anak singa.

"hngg... apa?" berhasil.

"bangun, udah sampe."

chaeyoung mengucek matanya lalu berdiri, "loh, kok, bus sepi, sih?"

"udah pada turun. kamu, sih, tidur."

"kenapa gak bangunin?"

"itu udah dibangunin."

"ck! yaudah ayo turun, nanti temen gue marah gara-gara gak ikut bantuin bikin tenda."

"udah aman pokoknya. aku udah bayar si minghao buat bantuin bikin tenda."

"yaudah awas, gue mau turun."

chaeyoung sudah beberapa kali menendang kaki yibo yang menghalangi jalan. tapi bukan yibo namanya jika membiarkan chaeyoung lewat begitu saja.

alih-alih menyingkir, si bungsu wang mengangkat kakinya, memblokir seluruh akses keluar untuk gadis galak satu ini.

hanya ada satu cara untuk membuat yibo membiarkannya keluar, yaitu—

Symphony; [Son Chaeyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang