sebagai seorang indigo, jihoon sudah terbiasa berhadapan dengan para arwah. awalnya tentu saja jihoon takut, bahkan mungkin sampai sekarang- jika yang ia temui cenderung berbahaya atau menyeramkan, tapi jihoon selalu tampak tenang, seolah jika ia tidak melihat hal-hal seperti itu. karena terkadang beberapa dari mereka suka menganggu.
seperti arwah perempuan satu ini, chaeyoung namanya. gadis itu terus saja menampakan diri didepan jihoon dengan senyuman lebarnya. cantik memang, tapi tetap saja dia itu hantu. padahal jihoon sudah berusaha acuh, namun chaeyoung terus saja mengganggunya.
"jihoon! park jihoon! kamu liat aku, kan?"
jihoon diam, mengabaikan dan lebih memilih untuk fokus pada tugas kuliahnya.
"jihoon! aku nangis, nih!" jihoon masih diam, mencoba untuk tidak peduli meski chaeyoung menangis darah.
"kamu belum liat wujud asli aku, kan? nih, aku kasih liat." chaeyoung perlahan berubah menjadi sesosok arwah dengan wajah hancur dan penuh darah.
jihoon tersentak, gadis ini memang keras kepala!
"mau apa, sih?!" chaeyoung tersenyum senang, jihoon meresponnya. perlahan, ia mulai kembali pada sosok chaeyoung yang cantik meski berwajah pucat pasi.
"bantuin aku cari kak jinan."
"dimana?" chaeyoung menggeleng pelan, membuat jihoon kembali mengacak rambutnya frustasi.
"tapi aku denger dia pindah ke kota ini, kak jinan suka nyanyi. bisa gak kamu cari tempat yang biasa didatangin orang kayak kak jinan?"
"apa imbalan yang bakal gue dapet?"
"aku gak bakal ganggu kamu, dan aku bakal bantu supaya kamu gak ngeliat hantu lagi."
"janji?"
"janji."
「g h o s t i e」
sudah beberapa puluh tempat karaoke dan juga café yang jihoon datangi untuk mencari jinan, tapi hasilnya nihil. jinan tidak ada dimanapun."udah, kan? dia gak ada. gue mau pulang, istirahat. lo juga pergi sana." usir jihoon saat chaeyoung terus terlihat murung.
"jihoon! disana!" chaeyoung menunjuk café dekat persimpangan jalan dengan semangat.
"apa?"
"kak jinan ada disana, lagi nyanyi. ayo kesana jihoon, ayo." jihoon menghela nafas pelan, mau tidak mau ia harus menuruti chaeyoung, kan?
"jihoon makasih, ya?" senyuman manis itu belum juga luntur. jihoon mematung, bagaimana bisa gadis secantik chaeyoung meninggal di usia semuda ini?
"aku kecelakaan, hoon. waktu smp aku maksa bawa motor padahal udah dilarang kak jinan, terus ya gitu." chaeyoung terkekeh pelan, tragis memang.
"jinan pacar lo?" tanya jihoon yang langsung dibalas gelengan kecewa oleh chaeyoung. "cinta sepihak?" kali ini chaeyoung mengangguk.
"aku dianggap adik doang sama dia."
"pfftt." jihoon berusaha menahan tawanya, "lagian bocah sok banget pacar-pacaran."
"ih, anak sd juga udah banyak yang pacaran tau, emangnya kamu, jomblo." chaeyoung menjulurkan lidahnya saat jihoon menatap dingin. dasar arwah kurang ajar. "tapi makasih banget ya hoon,"
"buat?"
"ngijinin aku pake tubuh kamu buat ketemu kak jinan besok."
jihoon mengangguk pelan. tadi saat dicafé ia sempat berbicara dengan jinan dan meminta pria itu untuk datang ketempat yang sudah ditentukan dengan alasan bahwa jihoon berniat menjadikan band jinan sebagai salah satu guest diacara kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony; [Son Chaeyoung]
Fanfictionjust a chaeyoung's random story. ©meyuuli, 2018