kim minkyu.
bocah tampan—sangat—berusia delapan belas tahun yang entah kenapa akhir-akhir ini berganti hobi dari bermain pingpong menjadi suka mengganggu chaeyoung disiang bolong.
ehm, sebenarnya bukan hanya siang, dari pagi sampai malam minkyu selalu menyempatkan diri untuk menyapa chaeyoung dengan cengiran lebar.
ganteng, sih. tapi kalau nyapanya keseringan kan chaeyoung jadi risih juga.
"eh, ada kakak cantik." selalu saja begitu.
saat chaeyoung hendak berangkat kekampus lah, pulang kuliah lah, jogging lah, nyiram tanaman lah, nyuci motor lah, man—
"kyu, aku mau mandi. kamu ngapain ikut?"
—ups.
「n e w y e a r」
"kakak cantik lagi ngapain?" seperti biasa, minkyu datang untuk mengganggu.
"kyu, bisa gak kamu manggilnya gak usah pake embel-embel cantik segala?" chaeyoung memutar bola matanya.
minkyu mengerjap, "kak chaeyoung, kan, emang cantik."
"aku tau cantik itu relatif, tapi kamu harus periksa mata deh kayaknya. aku ini je—"
"kak!" minkyu berpindah posisi. ia duduk dihadapan chaeyoung lalu menggenggam erat tangan gadis itu, "kakak itu cantik! gak usah dengerin kata mereka, mereka yang jelek, bukan kakak!"
"tapi, kyu—mereka bahkan berdoa supaya aku di-diperko—" melihat chaeyoung menangis untuk pertama kalinya membuat hati minkyu ikut merasakan sakit juga, selama ini chaeyoung selalu bertingkah seolah ia baik-baik saja.
"mereka keterlaluan! liat aja, nanti aku hajar mereka!" kata minkyu berusaha menenangkan chaeyoung yang masih menangis dibahunya.
"gak usah, kyu. mereka udah dilaporin sama bang seungyoun."
"syukur deh. mereka emang pantes dikandangin. um, kak..."
"apa?"
minkyu mem-pukpuk bahu chaeyoung pelan, "it's okay to be not okay. jangan takut buat ungkapin isi hati kakak, kak chaeyoung gak sendirian. ada aku, aku bakal terus ada buat kakak."
chaeyoung mendongak, menatap lekat wajah minkyu yang kini tengah tersenyum lembut kearahnya. "makasih, kyu." chaeyoung balas tersenyum.
"nanti malem aku jemput ya, kak. aku mau ajak kak chaeyoung ketempat spesial."
"kemana? eric boleh ikut?"
"gak boleh! bang eric rese, jangan diajak. kita berdua aja. kan sekalian ngerayain tahun baru."
chaeyoung terkekeh pelan, "yaudah."
"sebenernya mau kemana, sih, kyu? capek tau." chaeyoung memegangi lututnya yang mulai terasa pegal.
minkyu mengajaknya memasuki gedung lima belas lantai lalu menaiki tangga darurat. jika minkyu berniat membawanya keatap, maka chaeyoung harus menaiki lima lantai lagi.
"mau aku gendong, kak?" tawar minkyu, chaeyoung menggeleng sebagai respon.
"gak usah, aku anggap ini olahraga."
"yaudah, pegang tangan aku aja, kak." kata minkyu sambil mengulurkan tangannya. chaeyoung tersenyum, menyambut uluran tangan minkyu lalu menaiki tangga bersama-sama.
"akhirnya sam—kyu? kamu nyiapin ini semua?" chaeyoung menganga takjub, diatap ini sudah tersedia berbagai furniture mahal, bagaimana bisa minkyu menyiapkan ini semua disaat bocah itu selalu membuntuti chaeyoung kemana-mana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony; [Son Chaeyoung]
Fanfictionjust a chaeyoung's random story. ©meyuuli, 2018