hai hai. ada yang masih nyimpen book antologi ini?
"kak? mau kemana?"
"biasa, ma. rumah hangyul."
begitulah kira-kira rutinitas chaeyoung tiap kali hari libur. mengunjungi rumah hangyul, lalu menganggu laki-laki itu sampai marah dan berujung pada pengusiran. chaeyoung tidak pernah kapok datang, dan hangyul tidak pernah lelah mengusir. sungguh persahabatan yang indah.
apa mereka menjalin hubungan? tentu, tidak mungkin. hangyul sendiri sudah memiliki pacar—yang selalu berganti karena merasa cemburu pada chaeyoung—dan chaeyoung yang hanya menganggap hangyul sebagai saudara-pergeludan-nya. klise memang, padahal chaeyoung tidak terlalu menempel pada hangyul jika ditempat umum, hangyul pun tidak terlalu memprioritaskan chaeyoung—seperti adegan mainstream dalam film bertema friendzone—tapi kenapa chaeyoung selalu menjadi kambing hitam?
au ah, pusing. yang penting, kan, persahabatan mereka awet-awet saja sampai sekarang.
"hangyul? gyul? hangyul!" seperti biasa, seperti orang tidak memiliki adab, chaeyoung berteriak memanggil hangyul dari awal membuka pintu rumah sahabatnya itu.
itu karena orang tua hangyul sedang ada diluar rumah, kok. biasanya chaeyoung selalu bersikap manis jika orangtua hangyul ada dirumah.
"gyul? ih, dipanggil beberapa kali gak nyaut juga. dasar budeg." gerutu chaeyoung lalu memanyunkan bibirnya.
tapi meskipun hangyul tidak ada dirumah, chaeyoung bakal tetap masuk lalu menunggu sampai hangyul pulang didalam kamar. eit, bukan tipe fwb tenang. persahabatan mereka murni tanpa melanggar batasan.
"ih, pantesan lagi molor!" kata chaeyoung setelah melihat ada laki-laki berbaring membelakanginya diatas kasur, "isengin, ah."
chaeyoung tau ini gila, ini bahkan pertama kalinya menjahili hangyul dengan cara seperti ini. naik keatas ranjang, lalu menindih laki-laki itu. merasa tidak ada pergerakan sama sekali, chaeyoung tidak hilang akal, ia lalu memeluk dengan erat sampai orang dibawahnya itu terbangun karena pengap.
tertawa dalam hati? tentu, chaeyoung merasa menang. setelah ini ia pasti akan di—
"ehh??"
—balik posisinya hingga sekarang chaeyoung yang berada dibawah, dengan kata lain, chaeyoung ditindih.
"g-gyul, maap. lo mau nyekek gue, y-ya?" chaeyoung mencicit. tatapan orang diatasnya ini sangat tajam, sungguh. "g-gue cuma b—?!"
apa ini? kenapa laki-laki ini malah menciumi leher chaeyoung?
"j-jangan gila deh hhh, gyul!"
bugh!
chaeyoung yang memang sempat berlatih taekwondo dengan cekatan segera menendang kaki laki-laki itu sampai siempunya meringis dan beranjak dari atas chaeyoung. merasa menang, gadis itu kini tertawa dengan puas.
"makanya jangan iseng lo, kutilang!"
hening, laki-laki itu enggan menjawab dan malah duduk ditepi ranjang, lagi-lagi membelakangi chaeyoung. gadis maniak stroberi itu sampai heran, hangyul tidak pernah mendiaminya seperti ini, apa candaannya keterlaluan kali ini?
"gyul? maaf, ih..." kata chaeyoung sambil memeluk punggung tegap si laki-laki, "oh, iya. katanya abang lo mau pulang hari ini ya, gyul? lo udah janji loh mau ngenalin gue. sekalian comblangin lah, gyul. gue kayaknya udah naksir deh meskipun cuma liat fotonya diinstagram. meski gak pernah nunjukin mukanya, tetep keliatan ganteng kok." lanjutnya lagi ngalor ngidur.
hening...
"kok diem aja, sih... gyul?" chaeyoung mengerjapkan matanya, jarak antara wajahnya dan wajah laki-laki itu terlalu dekat, maju sedikit saja, sudah dipastikan bibir mereka akan menyatu. duh, kenapa laki-laki itu harus menoleh kearahnya, sih?
"hangyul?" loh? kenapa suara hangyul berubah? heh? atau jangan-jangan dia ini bukan hangyul??!
"k-kak sangyeon? hai...?"
gila, ini gila! kenapa sangyeon tidak memberi tahu dari awal? kenapa laki-laki itu malah kembali menindihnya?
"kenapa? bukannya kamu yang dari awal nindih saya?"
sial, mau ditaruh dimana muka chaeyoung sekarang ini? menindihnya, memeluknya, lalu membicarakannya. astaga! dasar son ceroboh chaeyoung!
"a-anu itu," mau kembali menendang pun tidak bisa, kali ini sangyeon berhasil mengunci kakinya!
"tanggung jawab."
"hah?"
sangyeon terkekeh pelan, melihat wajah chaeyoung yang tengah bersemu merah itu hiburan tersendiri untuknya. gadis kecil itu bahkan tidak sadar tengah berhadapan dengan siapa.
sangyeon lalu mengubah posisi berbaringnya menjadi memeluk chaeyoung dari belakang, laki-laki itu menyembunyikan wajahnya diantara ceruk leher sang gadis. chaeyoung sampai bingung harus beraksi seperti apa. marah? atau menangis?
masalahnya itu chaeyoung tipikal orang yang pelor, nempel dikit pasti langsung molor. sekarang saja, ia sudah merasakan kantuk.
tidur bersama sangyeon? hmm...
jadi, hari ini adalah hari kesialan atau justru keberuntungan untuk chaeyoung?
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony; [Son Chaeyoung]
Fanfictionjust a chaeyoung's random story. ©meyuuli, 2018