awalnya, rasa eric untuk chaeyoung itu hanya sebatas rasa sayang seorang adik untuk kakaknya. namun setelah usia mereka semakin bertambah, eric menyadari bahwa perasaannya untuk chaeyoung sama seperti perasaan seorang laki-laki untuk perempuan.
eric tidak suka chaeyoung dekat dengan laki-laki manapun, sisi posesif dan cemburuannya selalu saja muncul.
jika ditanya atau dinasihati, eric selalu menjawab, "salah sendiri kenapa kak chaeyoung terlalu menarik."
chaeyoung awalnya menolak, tentu saja. apalagi saat itu ia sedang berpacaran dengan hwall. tapi setelah ia tau bahwa ternyata hwall memacarinya hanya untuk memenangkan taruhan dan tanpa basa basi eric langsung menghajar hwall- chaeyoung menyadari kalau eric adalah satu-satunya laki-laki yang tidak akan menyakitinya.
chaeyoung maupun eric tau ini salah, tapi cinta itu mengalahkan logika, kan?
"kamu kok makin hari makin cantik, sih?" eric mengusap rambut chaeyoung dengan lembut.
"gombal mulu." chaeyoung mendengus.
"siapa yang gombal? aku serius." eric terkekeh lalu menarik chaeyoung kedalam pangkuannya. "wangi banget, jadi makin suka."
chaeyoung sedikit menahan nafas saat eric mulai menciumi area lehernya. eric tersenyum puas, ia berhasil menggoda gadisnya.
"jangan disitu, geli."
"terus maunya dimana?"
"disini?" chaeyoung menyentuh bibirnya lalu menyeringai, balik menggoda adik kesayangannya.
"balas dendam ceritanya?" eric menaikan sebelah alisnya.
"eng-" terlambat. eric memotong ucapannya dengan ciuman yang sedikit menuntut. chaeyoung yang belum siap sedikit terdorong kebelakang, beruntung eric menahan tengkuknya.
"kalo papa sama mama gak ngijinin juga-kita kawin lari aja, ya?" kata eric setelah melepas ciumannya.
chaeyoung terkejut, tapi-
"iya."
-chaeyoung terlalu sayang untuk menolak ajakan eric. toh, mereka berdua bukan saudara kandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony; [Son Chaeyoung]
Fanfictionjust a chaeyoung's random story. ©meyuuli, 2018