jam pulang sekolah adalah bagian paling menyenangkan dari sekolah untuk beberapa murid. tepatnya tipe murid yang sepu-sepu alias sekolah langsung pulang tanpa mengikuti ekskul dan tétékbengek seperti sekedang nongkrong atau melipir untuk kerja kelompok.
son chaeyoung salah satunya.
sebagai tipikal manusia yang malas gerak tingkat dewa, chaeyoung lebih suka langsung pulang untuk sekedar rebahan dibanding harus kecapekan mengikuti ekskul atau nongkrong tidak jelas.
"yakin mau bonceng tiga?" tzuyu memperhatikan motor chaeyoung dengan ragu. motor matic, meskipun bisa, tapi pasti akan terasa sesak sekali.
selain malas gerak, chaeyoung itu tipe setia kawan dan tidak enakan jika itu menyangkut sahabat dekatnya. mendengar jika tzuyu dan doyeon pulang jalan kaki, dengan senang hati chaeyoung menawarkan tumpangan.
"badan gue sama tzuyu itu gede, ce. yang ada nanti lo kejepit." ujar doyeon.
"lagi pula di daerah gue lagi banyak razia, gak takut emang lo?"
"razia?"
bayangan tentang banyak polisi berbaris rapi dijalanan membuat nyali chaeyoung seketika menciut. gadis itu memiliki trauma tersendiri, pernah ditilang salah satunya.
setelah tawar menawar yang cukup alot, mereka bertiga bersepakat untuk masing-masing saja. menghindari hal traumatis.
chaeyoung menjalankan sepeda motornya dengan kecepatan sedang, tidak terlalu pelan dan juga tidak terlalu cepat. bernyanyi saat berkendara sudah menjadi kebiasaan chaeyoung akhir-akhir ini, selain karena menghindari rasa kantuk, bernyanyi juga bisa membuat chaeyoung bahagia.
sampai akhirnya, kesenangan chaeyoung berubah menjadi rasa panik saat kerumunan berseragam polisi melambaikan tangannya memberi tanda pada chaeyoung untuk berhenti.
"gue pengen ngomong kasar tapi gak berani anjir gimana ini? kalo gue kabur percuma, kalo gue tabrak polisinya ntar yang ada hukuman gue nambah berat. kudu gimanaaa?" chaeyoung ingin menangis saja rasanya. hatinya terlalu panik sampai tidak bisa berfikir jernih.
"anda tau apa kesalahan anda?" suara polisi didepannya membuyarkan lamunan chaeyoung.
"park chanyeol.."
alih alih menjawab, chaeyoung malah membaca nama polisi didepannya dengan sedikit keras.
"ekhem." chanyeol berdehem, mencoba menyadarkan chaeyoung dari lamunannya.
"hah? eh, iya kenapa, pak? salah saya apa? kok saya disuruh berhenti? kan, saya pake helm?"
"kamu ditanya malah balik nanya. coba saya liat sim sama stnknya."
chaeyoung segera mengambil dompetnya lalu mengeluarkan stnk beserta kartu pelajarnya.
"sa-saya gak punya sim." ah sial, kenapa chaeyoung malah menangis disaat seperti ini?
"yasudah, karena kamu masih pelajar, saya mak- loh, hey? kok nangis, sih?" chanyeol mengangkat dagu chaeyoung sedikit, memperhatikan dengan seksama wajah menangis chaeyoung yang terlihat menggemaskan.
"sa-saya takut..." bukannya kasihan, semua orang yang mendengar tangisan chaeyoung yang seperti bayi itu malah tertawa geli. malahan chanyeol sampai mengabadikan momen itu dengan kamera ponselnya.
"udah jangan nangis. kali ini kamu saya bebaskan karena masih pelajar, tapi karena kamu sudah cukup umur, cepat bikin sim, ya?"
"makasih, pak. makasih, ya. bapak selain ganteng ternyata baik juga. saya jadi naksir." chaeyoung mendadak cengengesan.
"eh?" chanyeol tertawa canggung.
"tadi bapak foto saya, kan? iya, kan? tolong jangan disebar, pak, plisss.. muka saya jelek banget pasti disitu. tolong ya bapak ganteng bapak baik, janji ya jangan disebar, ya? ya?"
"gak akan saya sebar, kok."
"beneran, ya? kalo sampe nanti kesebar, bapak kudu tanggung jawab!" chaeyoung memasang wajah galaknya.
"tanggung jawab?" chanyeol kembali tertawa geli. "yaudah buruan kamu pulang, udah sore. hati-hati dijalan."
chaeyoung mengangguk lalu mulai men-starter motornya. beberapa detik kemudian chaeyoung kembali mematikan mesin motornya, lalu menatap chanyeol dengan tatapan memelasnya.
"kenapa lagi?"
"saya malu ngomongnya, tapi- tapi boleh ngga saya pinjem hp bapak? mau ngabarin mama saya. hp saya mati."
"boleh, nih." tanpa ada rasa curiga, chanyeol segera menyerahkan ponselnya.
beruntung seluruh wajah chaeyoung tertutup oleh helm, jadi chanyeol tidak bisa melihat ekspresi yang bisa dibilang menyebalkan dari gadis SMA didepannya ini.
"son chaeyoung. tolong inget nama itu ya, pak."
"hah?"
"ini, pak." chaeyoung menyerahkan kembali ponsel chanyeol. "makasih"
"sama-sama."
dalam hati chaeyoung tertawa setan, modusnya berjalan mulus. yah, siapa sangka gadis yang terlihat polos itu berhasil mendapatkan nomor ponsel sang polisi tampan?
"gimana rasanya dimodusin anak sma?" siwon menepuk bahu chanyeol pelan. anak buahnya itu memang sering kali digoda perempuan.
"udah biasa, dan."
"tumben ngerespon? biasanya cuek. tadi juga kamu tau 'kan sebenernya dia modus doang minjem hp kamu?"
"tau, dan."
"dasar. naksir juga, ya?" chanyeol menjawab pertanyaan siwon dengan senyuman tipis.
🍓🍓
21.20 PM
ting!
chanyeol baru saja selesai membersihkan dirinya saat sebuah notifikasi dari ponselnya berbunyi. bibirnya tanpa sadar terangkat saat melihat siapa yang mengiriminya pesan.
bocan sma tadi siang.
chaeyoung cantik;
selamat malam bapak polisi ganteng! tidur yang nyenyak ya! jangan lupa berdoa juga sebelum tidur, semoga mimpi indah ❤"dasar bocah."
to; chaeyoungie
kamu juga ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony; [Son Chaeyoung]
Fanfictionjust a chaeyoung's random story. ©meyuuli, 2018