Coba tebak apa yang terjadi keesokan paginya.
Rafisqi benar-benar menampakkan diri di rumah sakit tempat kerjanya Naura!
"Kau... apa yang...," ujarnya terbata-bata waktu Rafisqi menghampirinya di nurse station. "Kenapa...?"
"Menjemputmu."
Dan dalam sekejap, dia dan Rafisqi menjadi tontonan semua orang disana.
Tadinya Naura mengantuk setengah mati karena tidak sempat tidur sedikit pun. Dini hari tadi dia ikut operasi mendadak, yang baru berakhir empat jam kemudian. Kemudian subuh-subuh malah kedatangan banyak pasien korban kecelakaan beruntun. Sekarang sudah jam 7 lewat dan yang diinginkan Naura hanyalah tidur.
Berkat kedatangan Rafisqi, kantuknya menguap 75%.
"Sudah kubilang jangan datang," gerutu Naura sambil memijat-mijat pelipisnya. Kepalanya mendadak terasa pusing dan dia berusaha bicara sepelan mungkin supaya tidak terdengar rekan-rekannya yang mulai terlihat kepo.
"Tapi aku sudah disini. Ayo pulang." Dan si Rafisqi malah bicara dengan volume normal.
Benar saja, salah seorang temannya sesama perawat langsung berdehem.
"Mas, pacarnya Mbak Naura ya?"
Gadis yang baru saja bicara langsung mendapat hadiah tatapan tajam dari Naura.
"Bukan!" jawab Naura tanpa pikir panjang.
"Iya." Dan Rafisqi malah memberi jawaban yang sama sekali berbeda. Di waktu yang bersamaan pula.
Sekarang Naura menoleh ke Rafisqi dan memberi pria itu pandangan protes.
"Jadi... mana yang benar?" Teman Naura yang barusan bertanya jelas kebingungan.
"Itu-"
"Ra, jadi pulang bareng?"
Ucapan Rafisqi diinterupsi oleh seorang pria berkaca mata dan berjas dokter yang tiba-tiba muncul di nurse station. Suasana hening seketika.
Pria yang baru datang itu memperhatikan sekelilingnya, jelas sekali heran dengan perhatian semua orang yang tiba-tiba tertuju padanya.
"Dokter Gilang ganggu!"
"Lah? Kenapa?" Gilang tentu saja tidak terima dengan tuduhan itu. Dia terlihat ingin protes, tapi kemudian pandangannya terhenti di Rafisqi. "... Rafisqi?"
Rafisqi tidak menjawab dan cuma memperhatikan Gilang lekat-lekat. Mungkin dia heran kenapa dokter itu bisa tahu namanya.
Tentu saja Gilang tahu wajah Rafisqi berkat insiden wallpaper ponsel tempo hari. Tapi Naura merasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk memperkenalkan Gilang ke Rafisqi.
"Sorry, Lang, nggak jadi nebeng." Kemudian Naura menoleh ke Rafisqi. "Tunggu sebentar."
Kali ini Naura memutuskan untuk mengalah dan buru-buru mengemasi barang bawaannya. Dia bahkan memutuskan untuk tidak ganti baju dulu. Pokoknya yang terpenting sekarang, dia harus segera membawa Rafisqi keluar dari sana. Sebelum....
"Kenalkan. Saya Rafisqi. Tunangannya Naura."
Dan Naura nyaris menjatuhkan botol air minum di tangannya.
Semua yang ada disana terkesiap. Dalam sekejap Naura menerima tatapan kaget, kagum, dan sebal dari teman-temannya.
"Heh! Kenapa nggak pernah cerita?!"
Saking shocknya Naura jadi mengabaikan pertanyaan barusan. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Selama ini dia mati-matian menyembunyikan status pertunangannya dari rekannya di rumah sakit. Lalu Rafisqi tiba-tiba datang dan malah menghancurkan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Impossible Possibility
RomancePernah dengar istilah "First Love Never Dies"? Naura Alraisa Anhar sudah paham betul makna istilah yang satu itu. Selama belasan tahun, ingatan tentang cinta pertama itu selalu melekat di pikirannya. Tidak pernah mati dan mengikutinya ke mana-mana...