Tata.
Nama itu ternyata berhasil membuat Naura mengikuti David ke mobil dan bersedia diantar pulang.
"Kak Syila bilang dia memberimu nomorku."
David memulai pembicaraan duluan. Saat ini mobil melaju mulus di jalan raya dan tanpa perlu bertanya, David terlihat sangat tahu mesti menuju kemana. Tidak heran. Bagaimana pun dia teman sekaligus asistennya Rafisqi. Naura penasaran, selain alamat, David tahu apa lagi tentangnya.
"Kupikir kau akan menghubungiku." David terkekeh pelan.
Sudah lewat dua minggu sejak Syila memberinya nomor David dan nomor itu cuma mendekam di daftar kontak Naura tanpa pernah tersentuh sekali pun.
"Aku enggak tahu harus tanya apa," balas Naura apa adanya. Dia menoleh ke samping kiri, membuang pandangannya ke luar jendela. "Mungkin karena aku tidak mau tahu lebih banyak."
Satu-satunya yang bikin Naura penasaran cuma si Tata ini. Apa dia mantannya Rafisqi? Kalau iya, Naura mesti tahu bagaimana caranya gadis itu meloloskan diri dari cengkeraman 'iblis'. Kalau caranya oke, mungkin bisa dijadikan inspirasi. Kalau tidak ... berarti Naura harus putar otak lagi mencari cara lain.
David terdiam, tidak langsung menanggapi perkataan Naura.
"Jadi sudah sejauh mana hubungan kalian?"
Naura sontak menoleh dan nyaris menempeleng kepala David waktu mendengar pertanyaan bermakna ambigu barusan. Untunglah dia ingat kalau yang ada di balik kemudi bukanlah orang yang biasanya. Bisa gawat kalau tadi dia kebablasan memukul anak orang, yang baru dikenal pula.
"Nggak lihat tadi aku nampar dia?" Naura melengos cuek. "Ya sejauh itu."
David terbahak. "Kau mengembalikan Fiqi ke dirinya yang dulu."
Naura tidak tahu diri Rafisqi yang mana yang dimaksud David. Rafisqi yang membentaknya 12 tahun lalu juga termasuk bagian dari 'dirinya' kan?
"Dan kau membuatnya jadi versi yang lebih cheesy." David menoleh sekilas dan Naura tidak tahu kenapa senyum pria itu mendadak redup. "Jangan salah, aku bersyukur kok. Fiqi yang berevolusi jadi bucin sangat menarik untuk ditertawakan."
Senyum tipis refleks terulas di bibir Naura.
"Sayangnya kau juga mengembalikan sisi lain yang harusnya terkubur."
Dan senyumnya surut dalam sekejap. David tidak tahu saja kalau dia sukses membuat Naura panik. Sisi lain yang mana? Apa tanpa sadar dia sudah men-trigger Rafisqi? Pemikiran itu membuat Naura flasback ke kejadian selama beberapa minggu belakangan.
Dia meminta Rafisqi melupakan perasaannya sendiri. Dia mengata-ngatai Rafisqi setelah ulang tahun Rosy. Dia mendiamkan Rafisqi selama seminggu. Pertengkaran mereka di acara reuni. Tamparan beberapa saat yang lalu.
Naura merinding. Setelah dipikir-pikir, semuanya memang sangat berpotensi memancing sisi lain Rafisqi. Kenapa dia baru sadar sekarang?
"David, jangan bilang kalau aku-"
Namun David keburu menyela. "Fiqi yang jatuh cinta memang mengerikan!" Dia bersiul pelan. "Tunanganmu itu kalau marah jadi seratus kali lipat lebih rese' tahu!"
Mendengarnya membuat Naura menelan ludah berat dan membenamkan wajahnya di telapak tangan.
Ya, aku pasti sudah memancing sisi menyeramkan seorang Rafisqi.
"Mungkin dia akan murka padaku setelah ini."
Naura kembali menoleh waktu menyadari perubahan drastis pada nada suara David. Barusan suaranya terdengar lebih suram.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Impossible Possibility
RomancePernah dengar istilah "First Love Never Dies"? Naura Alraisa Anhar sudah paham betul makna istilah yang satu itu. Selama belasan tahun, ingatan tentang cinta pertama itu selalu melekat di pikirannya. Tidak pernah mati dan mengikutinya ke mana-mana...