23. Face The Fear

27.2K 3K 148
                                    

Sebelumnya, aku mau ngucapin makasih banyak buat semua yang udah baca dan mampir di cerita ini. Baik yg udah komen, yg udah vote, maupun yg siders. Love you~ 💕

Berkat kalian cerita ini bisa nyampe 1K views!!! 😭 Seribu weh, seribuu! Gak nyangkaa!

Skali lagi makasih banyak semuanya 😻 i'm nothing without you all~
.
.
.

Tangis Naura mereda beberapa saat kemudian. Dia perlahan menjauhkan tangannya dari wajah dan tersentak kaget waktu melihat Rafisqi masih berlutut tepat di depannya.

"Ngapain disitu?" protesnya sambil kembali menoleh ke samping dan buru-buru menyeka sisa air matanya. "Cepat berdiri!"

Untunglah Rafisqi kembali berdiri dan duduk di samping Naura. Sejujurnya, posisinya tadi terlalu memalukan bagi Naura.

"Kenapa disini?" tanya Naura tanpa menoleh sedikit pun. Tampangnya pasti sangat kacau saat ini. Memalukan.

"Kau tiba-tiba pergi seperti tadi. Bikin khawatir saja!"

"Itu... ada urusan mendadak."

"Menangis sendirian disini termasuk urusan mendadak?" tanya Rafisqi sarkatis.

Naura hanya tersenyum tipis.

"Jadi, kali ini kenapa nangis? Es krim beracun lagi?"

Mendengar itu, Naura mencoba tertawa. Benar juga. Ini kedua kalinya dia menangis di depan Rafisqi. "Tidak a-"

"Jangan bilang 'tidak ada apa-apa'," potong Rafisqi. "Terlalu rancu. Cari jawaban lain yang mudah diterima akal sehat."

"Angel sama Ratu mana?" Naura mengalihkan pembicaraan.

"Masih di restoran."

Naura refleks menoleh ke arah restoran yang jaraknya tidak terlalu jauh dari halte tempatnya saat ini. Dia buru-buru berdiri. Bisa gawat kalau dua orang itu memergokinya sedang bersama dengan Rafisqi. Lagian si Rafisqi kenapa malah menyusulnya kesini sih?

Untunglah bus yang ditunggunya sejak tadi sudah terlihat di ujung jalan.

"Oke. Kalau begitu aku duluan." Naura berbalik menghadap Rafisqi dan memberi pria itu lambaian singkat. Semakin cepat dia menjauh dari duo racun itu, semakin baik.

Sebagai balasannya, Rafisqi mendecakkan lidah dan menarik lengan Naura tanpa permisi.

"Apa-apaan sih?!" Naura tentu saja langsung protes. Tapi dia hanya bisa terseok-seok mengikuti langkah lebar-lebarnya Rafisqi yang membawanya keluar halte.

"Terus menurutmu aku kesini buat apa?" Rafisqi terdengar kesal.

"Memang kau kesini buat apa?" Naura balas bertanya, karena sejujurnya dia sungguh tidak tahu kenapa Rafisqi repot-repot menyusulnya.

Mereka berhenti di samping mobil Harrier hitam yang sangat Naura kenal. Rafisqi menekan remote kunci mobil dan kemudian membukakan pintu samping pengemudi.

"Masuk," tukasnya tajam. "Kau pergi denganku, pulang juga denganku."

Naura menghela napas berat. "Iya. Iya." Sebelum masuk dia menyempatkan untuk melihat ke sekeliling. Memastikan tidak ada Angel atau Ratu dimana pun.

***

Lesty.ayu

(19.46) Aku ketemu Angel dan Ratu

APAAAA?! (20.13)

MASIH HIDUP AJA ITU MALAIKAT IBLIS SAMA RATU ULAR?? (20.13)

Kau dimana? (20.13)

[End] Impossible PossibilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang