ㅡ AFTER EPILOGUE(?) ㅡ

47.9K 1.2K 75
                                    

YUHUUU~

Tia disini! ^o^)/

Pertama-tama aku mau mengucapkan makasih banyak buat teman-teman yang udah baca "Impossible Possibility", yang pada akhirnya sukses melewati epilog dan sampai ke part ini.

Apa? Ceritanya gantung? Endingnya enggak jelas? Penulisnya jahat banget nyiksa Rafisqi terus?

... Iya. Aku tahu kok 😔

Karena itu aku mau bikin pengakuan *jreng jreng*

/Ini rada panjang. Agak berbau curhat juga. But please bear with me./

.

.

.

Sebenarnya, kalau berdasarkan konsep dan outline yang kubikin pas awal banget, "Impossible Possibility" masih belum bakalan tamat. Masih ada kejadian lain setelah Naura kecelakaan.

Tapiii, kejadian setelah itu ada dalam sudut pandang Rafisqi.

Aku awalnya tipe yang enggak terlalu mempedulikan pergantian POV dalam satu cerita. Mau sudut pandangnya nyampur atau ganti-gantian sekali pun, aku nggak terlalu mikirin. Tapi, setelah belajar dan diskusi lagi sama teman-teman di komunitas, akhirnya aku tahu kalau ada kalanya pergantian sudut pandang yang tiba-tiba itu malah bikin cerita jadi aneh.

Dari awal aku pakai POV orang ketiga fokus Naura. Kalau aku ganti fokus sekarang, mungkin itu bisa ngeganggu tatanan imajinasi teman-teman yang sejak awal terbiasa mengetahui cerita dari sudut pandangnya Naura. Dengan kata lain, ritme cerita yang udah kubangun sejak awal bisa aja jadi keganggu. Terus misalnya, nggak ada angin nggak ada hujan, aku tiba-tiba ganti fokus setelah 44 chapter, kesannya bakalan berantakan :')

Oke. Mungkin ini pengaruh sisi "freak"-ku aja sih 😅 Abaikan

(Teman-teman yang juga nulis pasti pada punya keyakinan masing-masing tentang pergantian POV. It's okay. Pakai mana yang bikin nyaman ajaa.)

Nah, oleh karena itu, untuk lanjutan dari cerita ini aku mutusin buat bikin di work baru.

.

.

.

Yak! Tepat sekali!

Jadi, cerita yang sudah panjang ribet berbelit-belit bikin pusing ini memang belum tamat. Yang selesai baru work "Impossible Possibility". Penerusnya bakalan muncul tidak lama lagi. Ending yang benar-benar ending ada di sini.

/Tolong jangan hujat akuuu/ 😭

Seri selanjutnya punya misi menambal lubang-lubang yang ada di seri ini. "Impossible Possibility" mungkin masih menyisakan beberapa pertanyaan di benak teman-teman dan semoga bisa segera terjawab.

Lagi pula, tidakkah kita penasaran dengan sudut pandang seorang Rafisqi? Karena kisah ini belum akan lengkap tanpa menyelami kehidupan pria yang satu itu.

Menyuruh seseorang dengan kondisi "tertentu" agar mau terapi itu enggak gampang. Cuma karena gadis yang dia suka mohon-mohon minta dia sembuh, terus dengan gampangnya dia luluh, lalu akhirnya memutuskan untuk terapi ... huhuu, pada kenyataannya tidak semudah itu :')

Cerita ini memang alurnya lambat (ditambah lagi penulisnya juga lelet kalau update), tapi inshaAllah worth it. Seri selanjutnya enggak bakalan sepanjang yang ini kok. Aku juga enggak berniat menyaingi "Tersanjung" sama "Cinta Fitri" haha

Seenggaknya salah satu tujuan awal dari "Impossible Possibility" sudah tercapai. Naura sadar dengan ketakaburannya dan akhirnya bisa menerima perasaannya sendiri.

Semoga teman-teman masih belum bosan mengikuti kisahnya Naura dan Rafisqi ya. Kalau tidak ada halangan, akan ku-publish dalam waktu satu minggu ke depan ☺

.

.

.

Dan tanpa buang-buang waktu lagi, kupersembahkan:

"Perfectly Imperfect"

Sampai jumpa di dunianya Rafisqi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai jumpa di dunianya Rafisqi

***

❤ y'all from the moon to the stars,
MTW

[End] Impossible PossibilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang