Yeay! Akhirnya bisa update :')
.
.
.
Selain kucing, acara reuni SMP adalah hal yang paling Naura hindari di dunia ini. Namun setidaknya kucing akan tetap lucu dan menyenangkan meski dilihat dari jauh. Sangat berbeda dengan sebagian penghuni SMP, yang kalau bisa, Naura tidak usah melihat mereka lagi selamanya. Ini merupakan reuni SMP kedua yang dihadirinya. Pertama kalinya adalah 6 tahun lalu dan itu pun berkat jebakan dari teman-teman sekelas. Mereka bilang itu cuma sebatas reuni kelas dan bodohnya Naura yang langsung percaya tanpa mencari informasi lebih lanjut. Setidaknya saat itu Rafisqi masih di Amerika dan Naura merasa cukup aman karena dia bawa gandengan.Sayangnya di reuni kali ini ada Rafisqi dan itu sama saja dengan memberikan amunisi gosip pada sebagian isi ballroom. Naura tidak akan heran kalau setelah ini berita usang tersebut menyebar ke angkatan lain.
Seseorang menyikut lengannya. "Jangan dengarkan mereka."
Naura menoleh pada gadis berhijab di sampingnya, salah seorang teman sekelasnya dulu. "Kau benar," jawabnya sambil tertawa kecil. Ya, selama ada di antara teman-temannya, dia bisa bersikap seolah tidak mendengarkan bisik-bisik kurang kerjaan itu. Lagipula tujuan Naura datang kan untuk bertemu teman-teman lama, rugi kalau dia malah sibuk kepikiran hal tidak penting itu di sepanjang acara.
"Si Adil dari kelas D sekarang jadi cogan, ya? Padahal dulu gendut, pendek, jerawatan lagi."
"Kenapa? Menyesal dulu sempat nolak pas ditembak?"
"Iya, nih. Kalau tahu bakal begini, dulu langsung kuterima."
Mendengar curhatan itu, akhirnya Naura bisa ikut tertawa.
Teman-temannya memang datang dengan tujuan sampingan masing-masing. Beberapa berharap bisa ketemu cinta yang tertunda. Dua orang yang dulunya beda kelas dan hanya sekedar tegur sapa ketika ketemu di koridor, bisa saja saling kecantol ketika reuni. Cinta yang belum sempat bersemi di masa sekolah mungkin akan tumbuh berbunga dan kasih yang dulu sempat terputus juga bisa tersambung lagi berkat acara yang satu ini.
Intinya, yang namanya reuni sekolah bisa saja alih fungsi menjadi 'reuni hati'.
Entah kebetulan atau kutukan, mantan murid-murid kelas B itu belum ada satu pun yang menikah. Jadi, ya, semua juga tahu apa jadinya kalau para single dikumpulkan di satu ruangan. Mereka pasti akan mulai membicarakan para calon potensial yang ada disana. Awalnya Naura ikut terlibat santai dalam pembicaraan, hingga kemudian "nama terlarang" itu muncul sebagai topik.
"Mereka tidak ada apa-apanya. Lihat tuh Rafisqi."
Beberapa temannya serentak memutar kepala ke satu arah. Refleks, Naura ikut-ikutan melihat ke arah yang sama. Di sisi lain ruangan, dia bisa melihat Rafisqi sedang mengobrol dengan teman-teman kelas A yang lain. Pria itu tiba-tiba ikut menoleh dan Naura buru-buru mengalihkan pandangan dengan jantung berdegup cepat.
Gengsi dong kalau dia ketahuan ikut curi-curi pandang. Bisa gawat juga kalau ada yang memergokinya.
"Dia melihat kesiniii!"
Hal itu kontan membuat teman-teman perempuan Naura ribut, sementara para pria hanya bisa melengos karena merasa terganggu dengan pekikan heboh barusan.
"Sebenarnya sudah dari tadi tahu!" celetuk seseorang.
Saat itu juga terjadilah aksi baper berjamaah. Naura menghela napas pelan. Umur boleh saja lebih seperempat abad, tapi yang namanya perempuan pasti tidak akan lepas dari yang namanya baper dan fangirling-an tidak jelas. Terlebih lagi, kenapa yang jadi objeknya harus si Rafisqi?
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Impossible Possibility
RomancePernah dengar istilah "First Love Never Dies"? Naura Alraisa Anhar sudah paham betul makna istilah yang satu itu. Selama belasan tahun, ingatan tentang cinta pertama itu selalu melekat di pikirannya. Tidak pernah mati dan mengikutinya ke mana-mana...