" Prolog"

1.7K 339 183
                                    

"Cinta itu gak ada yang tau, kalau ia bakalan jatuh pada siapa, ia hanya tumbuh dan berkembang tanpa bisa kita tolak"

                       *******

Terdengar suara alarm di nakas yang menunjukkan pukul 05.30  suara alarm terdengar sangat nyaring, bunyi yang lumayan menghebohkan di kala orang sedang tertidur pulas, membangunkan sang pemilik alarm tersebut, pemilik alarm tersebut mematikan bunyi yang menggangu tidur nyenyak nya itu dengan malas.

Sang pemilik alarm tersebut dengan malasnya membuka mata, ia beranjak dari tempat tidurnya kemudian membereskan tempat tidur tersebut dengan rapi.

Kegiatan gadis itu di pagi hari, yaitu menghirup udara di balkon rumahnya dan memandangi langit yang begitu indah sambil mengucapkan keluh kesalnya.

"Gue pernah berpikir untuk ngebuka hati gue kembali tapi seketika pikiran itu menghilang karena masih ada rasa sakit yang membekas di hati gue yang membuat gue berpikir 2 kali untuk bercinta." seperti itulah pikiran dari gadis yang masih terbayang- bayang oleh masa lalu.

Selepas gadis itu menghirup udara segar, ia kembali berjalan menuju kamar mandinya, yang  hanya butuh beberapa langkah untuk sampai ke kamar mandi. kegiatan gadis itu selanjutnya adalah, mandi dengan guyuran air di pagi hari yang menusuk tubuh dengan dingin seperti ice.

Setelah mandi gadis itu bersiap- siap dan turun ke meja makan, untuk sarapan bareng dengan papa dan kakaknya.

"Pagi Pa, kak Shen, Kak Gino!" sapa Shela. Ia dia adalah Shela Angelista putri James. Teman- temannya biasa memanggilnya dengan sebutan Shela atau queen ice.

"Pagi juga Angel!" balas Gino, ia dia adalah Gino Abraham James, kakak kedua Shela, yang sangat nyebelin tapi kadang juga perhatian, yang satu sekolah dengan Shela tetapi Gino sudah duduk di bangku kelas 12.

"Sini duduk sayang, kita sarapan pagi bareng." ajak James Hendra Putra, ia dia adalah papa Shela, biasanya teman atau kerabatnnya memanggilnya dengan sebutan pak James.

"Iya pa, makasih." Shela pun duduk di samping abangnya, Gino.

"Angel, lo kenal Reina gak?" Tanya Gino di tengah-tengah suasana sarapan.

"Iya emang kenapa bang?" Tanya Shela kembali pada Gino.

"Lo punya no hp nya gak?" Gino meminta nomor hp Reina kepada Shela.

"Jangan-jangan abang naksir yaa sama kak Reina!!"  Goda Shela pada abangnya.

Gino malu saat di tanya apa dia suka sama Reina, dia menggaruk tekuknya yang tidak gatal.

"Wih adik gue udah naksir aja nih sama cewek." kata Shenina, ia dia adalah Shenina Angelista putri James kerap di sapa oleh teman kampus nya dengan sebutan Shenina atau Nina.

"Eh kalian berdua apaan sih, gue cuman minta no hp nya itu kar...karnaa gue ada tugas organisasi osis sama dia emang gak boleh yaa?" terlihat jelas di wajah Gino bahwa dia sedang malu. Malu mengungkapkan perasaannya.

"Suka sama seseorang itu wajar, karena pada dasarnya manusia itu punya hak di dunia ini untuk mencintai."

"Kalo abang gak suka, terus muka abang itu kenapa kok merah kayak tomat sih." Shela kembali meledeki abangnya. Hingga membuat Gino menahan malu setengah mati.

Gino memalingkan wajahnya dari pandangan papa, kakak dan adiknya karena dia tak ingin wajahnya yang merah bagaikan tomat itu di lihat oleh mereka.

"Siapa bilang muka gue merah." Gino mengelak. Ia tidak ingin harga dirinya jatuh di depan keluarganya.

ShelaRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang