Chapter 51

30 7 1
                                    

Flashback bersama mantan rasanya itu nyenangin namun tidak untuk Shela

"Mulut lo kayak monyet lompat sana sini, ngucapin kata itu." Cibir Shela menahan emosi.

"Sama kayak hati lo, yang gak bisa bertahan buat satu cewek." Tambah Shela.

"Gue gak peduli, intinya gue sayang elo." Kelvin masa bodo dengan opini Shela tentangnya.

"Dasar brengsek, pembunuh." Tutur Shela dengan lantang. Ia tidak peduli bagaimana reaksi Kelvin selanjutnya.

Kelvin langsung meraih pergelangan tangan Shela dan langsung mencekalnya.

"Yang lo dengar bukan berarti itu yang sebenarnya."

"Omongan lo mana bisa dipegang." Cibir Shela menahan emosi yang sudah di ubun-ubun.

"Kenapa lo tega bunuh kakak gue." Histeris Shela.

"Yang bunuh kakak lo siapa?"

"Lo, dasar pembunuh." Teriak Shela.

Satpam itu hanya bisa diam sembari mendengarkan. Ia harus apa, membela Shela? Toh Pak Satpam tak kenal siapa cewek itu.

"Kalau lo benci sama gue, sakitin gue jangan keluarga gue." Lirih Shela seraya menghapus air mata. Tak ingin terlihat lemah di depan cowok brengsek yang tega merampas nyawa kakaknya.

"Gue gak akan nyakitin lo walaupun gue mampu." Jawab Kelvin tegas.

"Lo adalah cowok yang gak berperasaan, tega bunuh orang yang gak pernah nyari masalah sama lo." Ucap Shela.

Mata Kelvin memperhatikan Shela, raut wajah gadis itu begitu senduh. Kelvin tahu mantannya ini pasti sedang merasa sedih atas kematian Gino.

Kini air mata Shela semakin deras turun. Ia tak perlu lagi menahan air mata itu karena semakin ia tahan semakin air mata itu ingin keluar.

Merasa kasihan, Kelvin langsung menarik Shela dalam pelukan. Ia ingin memberi ketenangan meski ia tahu Shela akan meronta.

"Lepasin gue, gue jijik dipeluk sama pembunuh kayak lo." Shela berusaha melepaskan dekapan Kelvin namun semakin ia berusaha semakin erat dekapan Kelvin padanya.

"Terserah lo mau nganggep gue pembunuh, gue gak akan perna ngaku atas apa yang gak gue perbuat." Jawab Kelvin dengan tegas.

"Mana ada pelaku yang mau ngaku, kalau ngaku penjara bisa penuh." Shela kini bisa lepas dari pelukan Kelvin.

"Lo cowok terbrengsek yang pernah gue temuin dan gue nyesel bisa ketemu sama lo." Tunjuk Shela di depan wajah Kelvin.

"Lo bisa bilang gitu karena lo cuma ingat hal negatif tentang gue, ingat lo pernah bahagia sama gue Shela." Tutur Kelvin.

"Bahagia yang ujungnya malah nyakitin maksud lo." Kini raut wajah Shela semakin merah. Tatapan begitu tajam pada Kelvin.

"Yang ninggalin siapa?" Tanya Kelvin dengan nada naik satu oktaf.

Shela menatap Kelvin berapi-api. Tangannya terkepal, ia ingin sekali menampar cowok brengsek dihadapannya.

Memang Shela yang meninggalkan Kelvin, namun alasan Shela meninggalkan Kelvin ya karena Kelvin juga.

ShelaRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang