Dia yang di pertahankan bisa saja pergi
Dan dia yang di jaga bisa saja hilang
Bahkan dia yang tak di inginkan bisa saja datang
Resky Riandi
Suara bising terjadi di area parkir, sudah menjadi kebiasaan anak-anak Sma Jaya Bangsa saat pulang sekolah akan membunyikan suara mesin motor-nya. Mereka menganggap kebisingan adalah hal yang seru, jadi tidak heran saat seluruh telinga di tutup.
Shela menunggu abang-nya di pos bersama dengan Ratu, Karen dan Kara. Mereka sepakat untuk menunggu satu sama lain sampai jemputan mereka datang. Hari ini Karen sedang tidak membawa mobil karena mobil-nya sedang dalam masa pengobatan lebih tepat-nya perbaikan, Sementara Kara sedang menunggu Ricky, sang pacar karena hari ini mereka janjian akan menonton film Dilan 1991. Dan Ratu tidak usah di tanya lagi, alasan-nya menunggu supaya bisa nebeng pulang bareng dengan Shela dan Gino, selain irit duit, dia juga bisa cuci mata dengan ketampanan Gino.
Terbilang hari ini panas banget, Shela mengambil sesuatu yang berada dalam tas-nya, sebuah kipas kecil yang bisa menjadi alat untuk mengademkan diri.
"Beli dimana Shel?" Tanya Kara dengan mengibas-ngibaskan tangan-nya sebagai kipas.
"Beli di tokolah," sahut Ratu dengan jutek, Jawaban Ratu membuat Kara kesal dengan wajah yang cemberut.
"Gak tahu, ini gue di kasih sama abang gue." Jawab Shela dengan mata yang sesekali melihat ke dalam sekolah. Mata-nya membulat saat melihat Rendi dan teman-teman-nya keluar, dengan cepat tubuh-nya ia tarik dan bersender di dinding pos.
"Mampus, gue baru ingat kalau Rendi ngajak gue pulang bareng." Ujar Shela memegangi jidat-nya yang membuat ketiga sahabat-nya bingung.
Tatapan menyelidik dari mata Karen saat melihat wajah Shela yang kebingungan membuat Karen kepo.
"Kenapa lo?" Tanya Karen bingung, Kara dan Ratu pun menatap Shela bingung.
"Gak papa." Jawab Shela dengan tenang sambil memperlihatkan senyuman-nya.
Langkah demi langkah membuat Rendi dan sahabat-nya mendekat ke arah pos, detak jantung Shela mulai tak karuan, keringat di dahi-nya mulai keluar.
"Ya Tuhan ada apa dengan jantungku." Ucap Shela dalam hati, Karen semakin penasaran dengan wajah gugup Shela yang terlihat jelas di mata Karen.
Dengan penasaran Karen melirik ke dalam sekolah, mata-nya tertuju pada Rendi dan teman-teman-nya yang menglangkah ke arah mereka. Senyum terulas di bibir Karen lalu menatap ke arah Shela.
"Gue tahu apa yang buat lo kek gini!!" Ujar Karen yang membuat Shela menatap ke arah-nya, Detak jantung Shela semakin berpacu dengan cepat, keringat dingin terus saja keluar di dahi-nya. Baru kali ini Shela merasakan hal seperti ini, perasaan-nya lain saat melihat Rendi.
"Tuh." Tunjuk Karen ke arah Rendi yang membuat Shela cepat menepis tangan Karen. Mata Shela membulat namun semua-nya sudah terlambat Rendi sudah berada di hadapan-nya.
Shela memperlihatkan senyum kecut-nya lalu mengalihkan pandangan-nya dari Rendi yang terus memandangkan sedari tadi. Rendi telah membuat detak jantung Shela tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ShelaRen
Teen FictionBerawal dari sebuah kesepakan untuk sama-sama sembuh dari sakit hati membuat seorang gadis yang bernama Shela Angelista Putri jatuh hati dengan cowok yang bernama Resky Riandi. Perasaannya mengalir begitu sengaja seiring berjalannya waktu, kian hari...