Chapter 7

366 167 9
                                    

Mengapa di saat gue udah lupain semuanya, tiba tiba lo datang lagi di kehidupan gue, gak cukup apa lo nyakitin gue selama ini
*
*
*
*
*
Reinanda

Shenina dan Rei mulai menyantap pesanan mereka, tak lama kemudia ada seorang cewek yang ngedekatin meja Shenina dan Rei.

"Heiiii Rei, kamu apa kabar, gue kangen sama lo."

Shenina terkejut melihat cewek yang ada di depannya, ia heran siapa cewek ini dan kenapa cewek ini tiba- tiba datang terus bilang kangen ke Rei.

Rei terkejut, melihat sosok yang selama ini jarang dilihat-nya sekarang berdiri di hadapannya
Sosok cewek yang selama ini ia lupain dan sekarang kembali lagi di saat ia bersama Shenina.

"Lo ngapain disini?" Tanya-nya dengan nada jutek.

"Makan, terus gak sengaja lihat lo maka-nya gue kesini, btw gue kangen banget sama lo Rei."

Cewek itu pun langsung memeluk Rei di depan mata Shenina tanpa memperdulikan perasaan cewek yang sedang makan bersama Rei.

"Eh apa apain sih lo, lepasin gak!"

"Lo yang kenapa, gue kangen sama lo emang lo gak kangen apa sama gue?" Tanya orang itu balik dengan senyuman lebar yang terpampang di bibirnya.

Shenina hanya bisa menahan air mata-nya melihat sosok laki laki yang selama ini di cintai-nya berpelukan bersama cewek lain di depan mata-nya.

"Hemm, maaf gue ganggu kaliam berdua, gue pamit kalian lanjutin aja pelukan kalian!!" kata Shenina yang tampaknya memendam air mata-nya agar tidak jatuh di depan Rei, tapi air mata-nya gak bisa di tahan-nya lagi, sekarang air matanya itu perlahan mulai jatuh ke pipi-nya.

Rei yang melihat itu langsung melepasa pelukan Marsha, iya Marsha adalah mantan pacar Rei waktu Sma, perempuan yang sangat di cintai Rei, tapi waktu kelas 12 Marsha pergi ke London buat lanjutin sekolah di sana tanpa memberitahu Rei, Rei bingung pada saat itu kenapa marsha ninggalin dia, kenapa marsha pergi tanpa memberitahu-nya, dan pada saat itu Rei mulai melupakan Marsha dan kembali lanjutin hidupnya dan pada saat masuk kuliah iya menemukan sosok cewek yang bisa membuat-nya lupa akan sosok marsha, cewek yang di maksud itu adalah Shenina.

Shenina pun beranjak dari duduk-nya dan mengambil tas-nya tanpa memperdukikan tatapan orang orang tentang-nya, yang menangis sesenggukan itu.

Ia pun berlari keluar dan menunggu taksi.

"Shen, gue bisa jelasin, lo salah paham atas semua ini di cumann..." Teriak Rei, berharap Shenima akan mendengarkan penjelasan-nya.

Ternyata Shenina sudah berada di atas taksi, taksi itu melaju dengan cepat hingga Cafe tersebut hampir tak terlihat lagi di mata Shenina.

"Kenapa Rei lakuin semua ini ke gue, kenapa Rei gak cerita tentang cewek itu, kenapa Rei gak nolak pelukan cewek itu!" batin Shenina berkata.

"Mbak gak papa kan, mbak mau di antar kemana?" Tanya sopir taksi itu namun bukan-nya Shenina menjawab ia malah memerintahkan sopir itu untuk ke jalan rumah-nya.

"Antar saya ke Perumahan permai Raya!" Ucap Nina seraya menghapus air mata-nya.

"Oh iya mbak!" Sopir itu mengangguk kemudian melajukan mobil-nya.

Shenina masih menangis akan kejadian tadi di cafe tersebut, ia tak menyangka cowok yang selama ini di bangga-banggakam ternyata masih memiliki rahasia yang belum Shenina Tau.

"Ini semua gara gara lo, kenapa lo datang lagi di saat gue mulai lupain lo dan di saat gue udah nemuin cewek yang lebih baik dari lo!" Amarah Rei memuncak kepada perempuan yang tengah berdiri di depan-nya.

"Maksud lo apaan, gue gak ngerti, emang cewek tadi siapa?"
Marsha masih bingung akan ekspresi Rei.

"Cewek yang tadi itu pacar gue,lo udah puas, udah puas, lo datang di saat gue udah dapet yang lain, mungkin lo nyessel sekarang." Teriak Rei di depan wajah perempuan itu. Marsha tercengang mendengar pernyatan dari mulut Rei sendiri.

"Rei gue minta maaf, gue sekarang nyesel dan gue mau kita balikan lagi!" Ucap Marsha tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Hahh?" Apa lo bilang balikan? Gue gak mau balikan sama cewek kayak lo, dan gue gak mau ninggalin Shenina demi lo karna gue tau dia lebih baik dari pada lo." Rei tidak menyangka bahwa Marsha bisa mengatakan itu semua, setelah ia meninggalkan Rei sebegitu mudah-nyakah Marsha mengajak Rei balikan?

Marsha terdiam akan kata kata yang di lontarkan Rei barusan.

Rei pun mengambil kunci mobilnya yang terletak di atas meja tersebut lalu pergi ke area parkir lalu menyalakan mesin mobilnya, sambil menyetir ia berusaha menghubungi Shenina.

"Shen, ayo angkat dong terlpon gue, gue minta maaf!" Ucap Rei lirih.

Rei mencoba menghubungi Shenina lagi tapi, terlponnya di ridjet terus.

"Shen gue tau lo pasti marah tapi gue mohon lo angkat dong telpon gue!"

Hingga Rei mencoba lagi dan akhirnya Shenina mengangkatnya.

"Hallo sayang, Aku minta maaf ya, tadi itu cuman salah paham Aku bisa jelasin semuanya!" Ucap Rei dengan suara lembut-nya mencoba menenangkan Nina.

"Gue kecewa sama lo Rei!!" Jawab Nina langsung mematikan telponnya itu, lalu ia menarik napas dalam-dalam dan menghapus air matanya.

"Mbak udah sampeh nih!" kata supir taksi tersebut ketika sudah berada di depan gerbang rumah yang mewah bak istana itu.

"Oh yaudah ini pak uangnya maksih ya pak!" Shenina menyerah uang itu pada sopir taksi kemudian melangkag turun.

"Iya sama-sama mbak!" Balas sopir taksi itu.

Shenina melangkah masuk kerumah nya lalu mengetuk pintu, lalu Bi Iyem membukakan pintu rumah itu.

"Non kenapa, kok matanya sembab gitu?" Tanya Bi Iyem karena melihat mata anak majikan-nya sedikit berbeda.

"Aku gak papa kok bi!!" Jawab Nina, mencoba membuat bibi tidak khawatir pada-nya.

"Kalau non gak papa kok matanya sembab gitu kayak abis nangis!" Nina langsung diam mendengar ucapan Bi Iyem, ia bingung harus mengatakan apa. Hingga sebuah alasan pun terlintas dipikiran-nya.

"Tadi pas di jalan ada debu masuk di mata aku terus aku kucek deh eh gak taunya mata aku memerah kayak gini." katanya untuk meyakinkan Bi iyem. Bi Iyem pub mengangguk paham, tidak ingin bertanya macam-macam lagi.

Shenina terpaksa bohong supaya Bi Iyem gak lapor ke papa Shenina kalau dia abis nangis gara gara cowok.

"Yaudah bi, aku masuk dulu ya mau istirahat!" Ucap-nya seraya melangkah masuk meninggalkan bi Iyem.

"Iyaa non silahkan masuk!" Jawab Bi Iyem kemudian menutup pintu.

Sakit hati emang sudah biasa dalam suatu hubungan tapi jangan jadikan sakit hati itu sebagai kelemahanmu tapi jadikanlah itu sebagai motivasimu untuk menjalian sebuah hubungan

Maaf apabila ada penulisan kata yang kurang benar

ayo dong berikan vote kalian dan jangan lupa comen, kalau kalian votmen itu membuat saya semangat untuk nulisnya

Terimah kasih😊

ShelaRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang