Chapter 6

414 188 13
                                    

"Dinner"

Shenina melangkah masuk kerumahnya dan memasuki kamar adiknya.

"SHELAAAA!!!!" Pekik Nina.

"Ada apasih kak, gak usah teriak gitu juga kali." ucap Shela dengan kesal, bagaimana tidak kakak berteriak seperti induk ayam yang tidak menemukan anaknya.

"Kakak hari ini bahagia banget, kakak di ajak Dinner sama Rei dan yang paling buat kakak bahagia lagi, kamu di ajak juga sama Rei." ucapnya sambil memeluk Shela, rasa bahagia terlalu dirasakan Nina, ia begitu bahagia karena bisa dinner dengan Rei sekaligus bersama adiknya.

"Apaaaa! Gue juga di ajak?" Shela kaget dengan ucapan kakaknya barusan. Ia hanya kaget mengapa ia harus diajak, apakah untuk dijadikan nyamuk atau bagaimana? Karena Shela sangat malas ikut-ikutan makan malam apalagi dengan seorang laki-laki.

"Iya lo juga di ajak, sana mandi, dan kakak mohon lo gak usah dingin-dingin amat sama cowok kakak, kali ini aja." mohon Nina pada Shela. karena merasa jengah dengan sifat Shela yang terlalu dingin. Semua orang akan merasa kesal bila diperlakukan seperti itu, demi menjaga kelancaran makan malam, Nina harus memohon seperti itu.

"Gue gak mau ah mending gue di rumah nonton Drakor dari pada gue ikut kakak, gue malahan jadi nyamuk!" Cibir Shela dengan menyalakan televisi. Mencari siaran apa yang bagus untuk hari ini.

Sebuah film berjudul Alone kini sedang tayang di Tv, Shela meraih cemilan yang ada dimeja kemudian memasukkan ke mulut.

"Yaudah kalo gak mau kakak gak maksa ya tapi kakak mohon jangan kemana-mana sampai kakak pulang, okay." Pinta Nina lagi pada Shela, karena Shela tidak ingin ikut maka-nya Nina meminta agar Shela tetap berada dirumah sampai Nina pulang.

"Iya bawel, gue gak bakalan kemana-mana kok." balas Shela dengan meminum jus yang dibuatkan bibi tadi.

Shenina meninggalkan kamar adiknya, ia kembali menuju kamarnya, ia mulai bingung memilih baju yang mana yang pantes ia pakai untuk dinner  bareng Rei malam ini.

"Kalau ini gak bagus warnanya terlalu tua, kalau ini terlalu pendek dan yang ini  gaun yang berwarna pink hitam, cocok buat gue nih gue yakin Rei terhipnotis liat penampilan gue." Ucap-nya dengan tersenyum lebar. Nina melihat pantulan dirinya dicermin lalu tersenyum lebar.

"Perpect!!" Ucapnya.

Setelah beberapa saat, Hp Shenina berbunyi terdapat panggilan masuk dari Rei, pacarnya. Segera ia menggeser warna hijau yang tertera dilayar.

"Hay Shen, lo udah siap belum, gue udah di depan rumah lo nih."

"Hey juga Rei, gue udah siap kok, cepet banget nyampenya."

"Iyaa dong, gue kan hari ini mau dinner sama Angel gue, masa gue harus buat dia nunggu, gue gak mau buat lo nunggu karena gue tau nunggu itu gak enak." Goda Rei membuat Shenina  tersenyum lebar di seberang sana.

"Bisa aja lo Ren, gue pamit dulu yaa ke adik gue."

Shenina memutuskan panggilan telponnya dengan Rei dan berjalan menuju kamar Shela, diketuknya pintu itu dan mulai memasuki kamar Shela.

"Dek, kakak pamit dulu yaa, hati- hati dirumah jangan keluar sampai kakak pulang." Pesan Nina sebelum pergi meninggalkan adik-nya.

ShelaRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang