Chapter 52

40 6 0
                                    

Teman rasa pacar itu nyenangin apa nyakitin?

Rendi melangkah masuk, mendengar ucapan Vio tadi membuat dahi Rendi berkerut.

Salsa suka seseorang? Tapi siapa? Batin Rendi dengan berjalan terus ke arah Salsa dan Vio.

Kini mereka saling melemparkan pandangan. Bingung harus mengatakan apa, Vio memberi isyarat agar Salsa tenang melalui kodean mata.

"Eh Rendi, apa kabar?" Tanya Vio basa-basi.

"Baik!!" Jawab Rendi singkat.

"Singkat amat dah!!" Cibir Vio dengan tersenyum nanar menatap Rendi.

"Lo lagi suka sama siapa?" Tanya Rendi to the point pada Salsa.

Mata Salsa terbelalak, ia kemudian menatap ke arah Vio. Berharap Vio bisa membantunya.

"Kenapa? Gak ikhlas ya kalau Salsa suka sama cowok lain!!" Goda Vio namun hanya mendapat tatapan tajam dari Rendi.

"Kalau gak ditanya mending diam, dari pada bacot." Tutur Rendi kesal.

Vio berdecak kesal, karena sedari tadi Rendi terus saja bersikap dingin padanya.

Salsa yang melihat wajah kesal Vio pun langsung menatap Rendi.

"Kenapa?" Tanya Salsa. Membuat Rendi manautkan kedua alisnya.

"Siapa yang lo suka? Kenalin sama gue, gue gak mau lo jatuh ketangan cowok yang salah." Jelas Rendi. Perasaannya kepada Salsa seperti sudah hampir punah. Sekarang tugasnya hanya melindungi bukan memiliki.

Gue sukanya sama lo. Batin Salsa.

"Siapa cowok itu?" Tanya Rendi lagi. Sepertinya Rendi benar-benar kepo akan siapa yang sekarang Salsa suka.


Salsa diam tak menjawab pertanyaan Rendi. Ia juga bingung harus mengatakan apa? Mengatakan jika sebenarnya ia suka dengan Rendi? Yang benar saja. Salsa ingin Rendi sadar sendiri jika selama ini Salsa juga menyukainya.

"Gue akan cari tau sendiri." Ucap Rendi dengan menaruh kantung kresek di nakas.

"Rendi!!" Panggil Salsa. Yang di panggil pun menoleh.

"Kamu gak ngabarin Shela?" Tanya Salsa.

"Engga!!"

"Awas dia marah!!"

"Marah?" Tanya Rendi dengan mengangkat satu alisnya.

"Iya dia marah, karena kamu gak ngabarin dia!" Jawab Salsa dengan tersenyum lebar.

Meskipun sebenarnya hatinya hancur ya apa boleh buat dia yang di jaga bisa saja pergi.  Mengikhlaskan meski sakit, melepaskan meski sulit kini harus dilakukan Salsa.

"Oh!!" Jawab Rendi singkat lalu duduk di sofa panjang yang disediakan pihak rumah sakit.

Ada rasa bahagia yang menyelimuti hati Salsa. Apa Rendi benar-benar tidak peduli dengan Shela? Atau dia hanya terpaksa?

"Oh doang?" Pancing Salsa.

"Terus gue harus ngomong apa?"

"Kamu sayang gak sih sama dia?"

"Kenapa nanya gitu!!" Jawab Rendi dengan menatap Salsa heran.

Bisa ditebak. Rendi tidak suka dengan pertanyaan Salsa. Ia paling malas membahas tentang hubungannya dengan Shela. Disini dia yang menjalankan tapi kenapa orang yang lain yang ribet.

ShelaRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang