Chapter 42

50 11 3
                                    

Kamu itu bagaikan bunglon, beda tempat beda sifat

Happy Reading

"Kamu dari mana aja sih, disini aku rindu banget sama kamu!!" Ucap Salsa melepaskan pelukan-nya sementara Kelvin hanya tersenyum lebar.

Mata Kelvin menatap iris mata coklat Salsa kemudian menangkup wajah Salsa dengan tangan-nya, "Maafin gue ya Sal karena gue gak pamit waktu itu sama lo tapi lo gak usah nyari gue lagi karena gue udah ada disini, dihadapan lo." Salsa memukul dada Kelvin kemudiam mengerucutkan bibir-nya.

"Kamu tau gak, selama kamu pergi aku koma Vin!!" Ucapan Salsa membuat Kelvin membulatkan mata-nya. Diri-nya langsung mengecek dari atas sampai bawah keadaan Salsa. Salsa tersenyum kemudian menepuk pundak Kelvin. "Gue udah gapapa kok!!" Ucap Salsa membuat Kelvin lega.

"Kok bisa koma sih, apa karena gue pergi jadi lo koma?" Ledek Kelvin namun ledekan-nya tak membuat Salsa tertawa malahan malah menatap Kelvin dengan tajam.

"Gue cuman bercanda Sal!!" Ucap Kelvin.

"Cerita-nya panjang, nanti dirumah aja aku ceritain, kamu mau kerumah aku kan?" Tanya Salsa tak perluh berpikir lama Kelvin langsung menarik tangan Salsa dan membawa Salsa ke motor ninja merah milik-nya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.45 wib, sebentar lagi malam namun Shela belum saja mengabari Rendi. Sudah hampir 3 jam Rendi menunggu kabar dari Shela namun sampai sekarang Shela belum mengabari Rendi.

"Lo kemana sih, dihubungin malah gak aktif!!" Gerutu Rendi sambil mengacak rambut-nya frustasi.

Sebuah ide terlintas dipikiran-nya untuk menghubungi Ratu, segera ia mencari kontak Ratu dan menelpon-nya. Ponsel Ratu berdering namun belum di angkat. Rendi mencoba lagi, akhir-nya Ratu mengangkat-nya.

"Halo!" Ucap Rendi datar.

"Iya ada apa Ren?" Tanya Ratu diseberang sana.

"Lo sama Shela gak?" Tanya Rendi dengan suara datar, tidak ingin menunjukkan kekhawatiran-nya pada Shela.

"Iya, emang kenapa?"

"Tanya sama teman lo kalau dihubungin itu di angkat jangan malah hp di matiin!!" Ujar Rendi kemudian memutuskan panggilan telpon antara dia dan Ratu.

Setelah menghubungi Ratu bahwa Shela bersama-nya, entah mengapa hati-nya menjadi lega. Tak sekhawatir yang tadi, ia bisa pulang dengan tenang karena sudah tidak ada bayangan Shela lagi dikepala-nya. Rendi memakai helm full face ke kepala-nya kemudian menyalakan mesin motor dan pergi.

Dilain sisi

"Shel, lo dicariin sama Rendi, kata-nya kalau dihubungin itu di angkat jangan dimatiin!!" Ucap Ratu membuat Shela teringat dengan ponsel-nya yang mati sedari tadi. Segera ia mencari charger milik Kara.

"Ampun gue sampai lupa!!" Shela menepuk jidat-nya lalu segera mengaktifkan ponsel yang berbentuk pipi itu. Yang pertama Shela lihat adalah foto keluarga yang dijadikan badground. Kemudian muncul beberapa notif dan yang paling membuat-nya terkejut adalah panggilan tak terjawab dari Rendi 15 kali.

Segera ia menelpon balik sang pacar, setelah menunggu beberap menit akhir-nya Rendi mengangkat-nya.

"Kalau dihubungin itu di angkat jangan di...!!" Shela langsung memotong ucapan Rendi karena sudah tahu apa yang akan dikatakan Rendi, Shela kemudian meminta maaf, "Aku minta maaf Ren!!"

ShelaRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang