Chapter 36

108 20 7
                                    

Sahabat tak akan pernah membuat dirimu kesepian, dia yang akan menemanimu saat seluruh dunia meninggalkanmu.

Shela Angelista Putri

Seorang gadis yang masih terlelap dengan wajah yang begitu tenang membuat orang yang ingin membangunkan-nya mengurungkan niat. Orang itu mengelus rambut dan mencium kening gadis yang masih terlelap.

"Masyallah anak papa cantik banget!!" Batin papa Shela.

Mata Shela mulai terbuka karena silau-nya matahari yang menyelinap di balik tirai kamar-nya. Shela terkejut dengan keberadaan papa-nya. "Papa." Kata Shela, papa-nya tersenyum lalu mengelus kembali rambut anak-nya.

"Anak papa udah bangun, sana mandi papa tungguin kamu di bawah," Senyuman yang hangat di pagi hari membuat hati Shela tenang, Pak James berdiri lalu melangkah keluar kamar Shela.

"Siap boss!!" Jawab Shela kemudian bangkit lalu berjalan menuju kamar mandi.

Sudah 15 menit berlalu, Shela sudah siap, hari ini penampilan-nya sedikit berbeda, rambut-nya di ikat, entah karena apa Shela hanya ingin berpenampilan seperti ini. Shela tersenyum melihat pantulan diri-nya di cermin, tangan tidak berhenti memperbaiki rambut-nya. Saat merasa sudah rapi, Shela turun ke meja makan untuk sarapan pagi.

"Lama banget sih!!" Cibir Gino sambil mengambil roti, Shela memutar bola mata-nya kemudian duduk di sebelah Nina.

"Nama-nya juga cewek," jawab Shela singkat.

Diirrt, Dirrt, sebuah panggilan masuk dari ponsel Shela, Shela melirik ponsel-nya, tertera di sana nama David, Shela mengernyit lalu meletakkan roti-nya ke atas piring.

"Hallo."

"Ngomong-nya di sekolah aja, sebentar lagi gue berangkat!!" Shela memutuskan panggilan telpon-nya lalu kembali melanjutkan makan-nya. Terlintas sebuah ide untuk membawakan Rendi roti. Dengan cepat Shela berjalan menuju dapur lalu mengambil sebuah tempat sebagai pemyimpanan roti.

Mereka bertiga saling bertatapan melihat Shela yang memasukan beberapa roti ke dalam tempat tersebut.

"Buat siapa?" Tanya Gino yang heran, Shela baru kali ini membawa sarapan ke sekolah, biasa-nya jika ia sarapan pagi maka ia tidak akan membawa sarapan apapun lagi ke sekolah, tapi kali ini tidak.

"Buat teman." Jawab Shela lalu menutup tempat itu. Gino belum percaya dengan jawaban Shela bisa saja roti itu buat pacar-nya.

"Pa, Nina berangkat dulu!!" Nina menghampiri papa-nya lalu menyalami tangan papa-nya.

"Di antar sama siapa sayang?" Tanya pak James, Nina sudah berjalan menuju pintu kemudian berbalik. "Sama Rey pa." Jawab Nina kemudian melanjutkan langkah kaki-nya.

"Hati-hati kak," Teriak Shela, Nina mengacungkan jempol-nya lalu hilang di balik pintu.

Gino berdiri lalu meraih tas-nya, mencium punggung tangan papa-nya lalu melangkah keluar dan di susul oleh Shela.

Hanya butuh waktu kurang 15 menit mereka berdua sampai. Shela turun dari motor Gino lalu melangkah masuk ke dalam. Semua siswa-siswi Sma Jaya Bangsa sudah tahu bahwa Shela adalah adik dari Gino. Namun status mereka berdua tidak menjadi penghalang haters untuk membuli Shela.

ShelaRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang