Chapter 48

27 6 0
                                    

Kamu pergi tanpa ninggalin jejak, kamu tau gak kalau itu buat aku sakit

Shela Angelista

Kini mata Shela terbelalak melihat Gino dikerumuni oleh orang-orang. Mereka semua tak percaya bahwa Gino bisa dalam keadaan itu.

Semua-nya cukup kaget mendengar kabar Gino, seluruh siswa gempar dengan berita Gino. Baru pagi juga sudah mendapatkan kabar buruk, membuat siapapun pasti merasa sedih.

"Minggir!!" Perintah David, semua-nya pun minggir membuka jalan bagi sang peneriak.

Langkah Shela semakin pendek, jantung-nya berdetak tidak karuan, ia masih penasaran dengan berita kakak-nya, Gino.

Kini Shela melewati kerumunan dan terbelalak melihat tubuh kakak-nya dipenuhi dengan darah. Seragam sekolah Gino berubah menjadi merah karena darah segar yang keluar dari perut-nya.

Tiba-tiba saja tubuh Shela merasa lepas, lutut-nya seperti tidak kuan lagi menahan beban tubuh-nya, dihadapkan oleh kenyataan pahit membuat Shela terkuncang.

Masih belum percaya bahwa orang yang terbaring kaku itu adalah Gino. Gino yang kian hari menganggu-nya, yang selalu menjaili-nya, yang selalu marah bila Shela bangun telat, yang tidak suka menunggu kini pergi.

Pergi dari hidup Shela untuk selama-nya.

Penglihatan Shela mulai berkunang-kunang, semua orang kini berwujud dua, pelipis-nya terasa pusing, Shela memegangi pelipis-nya dan setelah itu penglihatan-nya gelap.

Tubuh Shela langsung terjatuh ketanah, Ratu histeris melihat keadaan Shela, semua orang berkerumun, guru-guru pun langsung menghampiri Shela dan memberikan pertolonga.

Kini Shela berada dalam ruangan yang tak asing bagi-nya lagi. Mata Shela masih berkunang-kunang rasa pusing masih ada. Shela baru saja sadar, disamping-nya sudah ada David dan kedua sahabat-nya, Ratu dan Karen.

Shela memperhatikan mereka satu persatu, kemudian membuka mata lebar. Ia pun teringat dengan kakak-nya, Gino.

"Kakak gue mana?" Tanya Shela histeris.

Shela berusaha bangun meski dengan tubuh yang lemas, David langsung membantu Shela bangun karena melihat ketidakberdayaan gadis itu.

Sementara Ratu dan Karen bingung harus melakukan apa, kedua-nya masih syok dengan kematian Gino. Air mata masih tergeng di bawah iris mata hitam milik Ratu.

Ratu adalah pengagum Gino, suka dengan Gino saat awal bertemu di rumah Shela. Ratu sangat merasa kehilangan, sosok cowok yang menurut Ratu, dewasa, penyayang dan pelindung itu kini harus pergi terlebih dahulu menghadap sang Kholik.

"Kakak gue mana?" Histeris Shela. Ia mencoba memberontak dengan sekuat tenaga-nya. David harus memegangi kuat-kuat Shela agar tidak kesana, karena Shela akan semakin terpukul jika melihat jasad kakak-nya yang dipenuhi darah.

"Gue pengen kakak gue, gue gak mau kehilangan dia!!" Kini air mata Shela tumpah sejadi-jadi-nya. Shela menarik seprei putih brankar sampai-sampai kusut.

"Tenang Shel!!" Ucap David mengelus puncuk kepala Shela, namun Shela semakin memberontak.

"Gue pengen kesana, hiks..hiks, gue pengen buktiin kalau kakak gue belum meninggal." Ucap Shela dengan mencoba melepaskan tangan David dari lengan-nya.

ShelaRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang