Chapter 31

206 38 26
                                    

Jika mulut sudah tak mampu menjelaskan maka hanya air mata yang mengungkapkan

~Kara Natasha

Suasana rumah Shela hari ini cukup ramai, terbilang hari ini mereka sedang mengerjakan tugas kelompok. Mereka semua berkumpul di ruang tamu rumah Shela. Mereka duduk di karpet rumah Shela, Mereka mengerjakannnya cukup serius.

"Shel, kamar abang lo dimana?" Tanya Ratu menyenggol lengan Shela, Yang lain menatap Ratu heran.

"Ngapain lo nanya kek gitu!!" Sahut Kara, Kara memang datang karena di ajak oleh Shela, dari pada nganggur mending ikutan ngerjain.

"Urusannya sama lo apa!!" Jawab Ratu ketus, lalu memasukan kacang ke dalam mulutnya. Shela masih fokus menulis dengan laptop di depannya.

David terkekeh lalu kembali fokus menulis bersama yang lain. Hanya Ratu dan Kara yang menjadi kebisingan di antara mereka.

Gino keluar dari kamarnya dengan kaus hitam di lengkapi celana pendek selutut, gaya anak mudah jaman sekarang. Ratu menatap Gino takjub tanpa berkedip, senyumnya mengembang namun senyum itu menghilang saat Kara memajukan wajahnya ke wajah Ratu. Hingga Ratu tidak dapan melihat Gino.

Ratu mencoba mengusir wajah Kara dengan tangan namun selalu saja gagal. Ratu melirik ke arah Kara dengan cemberut, Kara tersenyum lebar melihat Ratu cemberut.

"Kata Pak Ustad, perempuan itu harus jaga pandangan, karena perempuan yang memandang lawan jenis lebih dari satu menit maka ia melakukan Zina, Zina Mata." Ujar Kara, lalu dia iyain oleh beberapa temannya. Ratu kembali cemberut.

"Dih ada angin apa lo, bisa ngomong kek gitu!!" Ledek David.

"Jaman sekarang, kalau orang baik salah, kalau orang jahat salah mau kalian apaan sih." Kara menunjukan wajah memelasnya lalu meraih kacang yang berada di pangkuan Ratu.

"Karena setiap sikap yang dulunya gak baik pasti akan terkenang, hingga mereka heran saat orang tersebut berubah menjadi baik," Shela melirik ke Kara yang mengunyah kacang lalu kembali melanjutkan menulisnya.

David tersenyum mendengar ucapan Shela. David kini memainkan pulpennya, ia tak henti-hentinya tersenyum.

"Kesambet setan apa lo Dav!!" Senggol Kara, David tersenyum salting karena tercyduk tersenyum ke arah Shela. David menggaruk tekuknya yang tidak gatal lalu kembali menetralisirkan detak jantunya.

"SETAN BISU!!" Sahut Rey, membuat mereka semua tertawa kecuali David dan Shela. David menatap Rey tajam.

Gino menghampiri Shela dan teman-temannya. Ratu tidak henti-hentinya tersenyum. Detak jantungnya berdetak sangat kencang, rasanya bahagia banget bagi seorang Ratu. Gino duduk di dekat Ratu membuat cewek itu tersenyum-senyum sendiri. Mereka semua hanya geleng-geleng kepala.

"Hallo Kak Gino!!" Sapa Ratu dengan suara di lembut-lembutin. Membuat Kara ingin muntah saat itu juga, Ratu paham namun ia tidak peduli, ia hanya peduli dengan perasaannya saat ini. Kesempatan emas bisa duduk bersebelahan bersama Gino.

"Hallo!!" Gino membalas sapaan Ratu dengan senyuman. Ratu salah tingkah saat Gino tersenyum ke arahnya. Mungkin perasaan sekarang itu sangat bahagia, bahagia banget.

"Mimpi apa gue semalam Kar, bisa duduk di sebalah Gino." Bisik Ratu di telinga Kara, Kara memutar bola matanya malas. Lalu mendorong wajah Ratu menjauh dari wajahnya.

ShelaRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang