Haruskah aku terluka dulu sampai kamu peduli terhadapku?
Matahari kali ini benar-benar terik, sinar-nya begitu menyilaukan mata perempuan yang tengah berdiri sedari tadi menunggu angkutan umum. Mata-nya ke kiri dan ke kanan, memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang dihadapa-nya.
Sesekali perempuan itu mengecek ponsel-nya namun tiba-tiba ponsel-nya mati, terdapat kerutan di dahi-nya yang menandakan kekhawatiran, ia takut seseorang akan menghubungi-nya sementara ponsel-nya mati.
Klaksokangan dari motor maupun mobil menambah kebisingan jalan, bisa di tembak bahwa kemacetan sedang terjadi.
Perempuan itu mendengus kesal karena ponsel-nya mati. "Duh, gimana nih hp gue mati lagi." Perempuan itu menepuk jidat-nya kemudian duduk di bangku panjang yang sudah di sediakan.
Lirikan mata-nya terfokus pada seseorang yang berada di atas motor, perempuan itu semakin memicingkan mata-nya, memperjelas penglihatan-nya dan benar saja yang di lihat-nya itu adalah Rendi. Seperti ada sesuatu yang terbakar di dalam tubuh Shela, mata-nya tak lepas dari kedua orang yang tengah menunggu kapan macet-nya akan berakhir.
Seseorang yang sedang bersama Rendi adalah Salsa, sudah dari kemarin Salsa terus saja bersama Rendi, meski Shela tahu, Salsa itu sahabat Rendi namun cemburu tak mengenal siapapun, mau itu sahabat, dan keluarga apa lagi pacar. Shela benar-benar merasaakan sesuatu yang aneh, bagaimana bisa Rendi lebih memilih Salsa dibanding diri-nya.
"Kenapa sih, lo itu lebih milik kak Salsa dibanding gue, gue kan pacar lo." Ucap Shela sambil meremas rok-nya.
Hati yang panas ditambah suasana yang panas semakin membuat Shela stres, kepala-nya berdenyut-denyut dan seketika tubuh-nya melemas melihat sang pacar lebih peduli kepada orang lain.
Usaha-nya sedari tadi untuk menelpon Rendi pun tidak terbalaskan, sudah 20 kali Shela menelpon namun tak kunjung juga di telpon oleh Rendi dan malah membuat kejutan spesial hari ini kepada Shela.
"Terimah kasih untuk luka-nya hari ini." Ucap Shela kepada diri-nya.
Sebuah angkot pun berhenti, klaksongan angkot itu menyadarkan Shela dari alam bawa sadar-nya. Dengan kelakuan yang seperti linglung, Shela berdiri dan menatap ke sana kemari lalu melangkah naik dan duduk di kursi panjang angkutan umum. Dari kaca, ia dapat melihat Rendi dan Salsa.
Sesekali Shela melihat kearah mereka berdua, tanpa sengaja Shela melihat Salsa melingkarkan tangan-nya dipinggang Rendi. Hal itu membuat Shela semakin terbakar hati-nya.
"Kenyataan-nya lo emang gak peduli sama gue." Batin Shela kemudian mengalihkan pandangan-nya ke arah depan.
Setelah beberapa menit, akhir-nya kendaraan pun bisa kembali berjalan dengan lancar, Rendi dan Salsa sudah hilang dari pandangan Shela. Shela mencari mereka berdua dan ternyata sudah tidak ada, yang bisa Shela lakukan sekarang adalah sabar dan menerima kenyataan bahwa "dia bukan prioritas bagi Rendi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ShelaRen
Teen FictionBerawal dari sebuah kesepakan untuk sama-sama sembuh dari sakit hati membuat seorang gadis yang bernama Shela Angelista Putri jatuh hati dengan cowok yang bernama Resky Riandi. Perasaannya mengalir begitu sengaja seiring berjalannya waktu, kian hari...