Chapter 2

663 243 37
                                    

"Rasa terus tumbuh beriringan dengan waktu"
*
*
*
*

Rendi kembali lagi ke kantin, ia kelihatan bahagia banget, dia gak seperti kemarin kemarin, entah apa yang membuat cowok itu berubah, sepertinya Shela itu sudah menjadi Moodboster bagi
Rendi.

"Ren, lo hari ini aneh banget semenjak ketemu tuh cewek lo langsung berubah." Defan yang heran dengan sikap Rendi pun langsung to the point aja nanya sama Rendi.

"Apaan sih lo Dev!" balasnya dengan sedikit ketus. Tidak nyaman dengan pertanyaan Defan. Rendi memutar bola matanya malas.

"Jangan bilang lo mulai ada rasa sama tuh cewek." Marco bicara tanpa di minta, ia menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi pada Rendi.

"Gak papa sih kalo lo mulai ada rasa sama dia, seenggaknya lo gak jomblo lagi and lo gak di kejar-kejar lagi sama cewek cewek di sekolah ini!!" Ricky senang kalo sahabatnnya itu mulai membuka hati untuk perempuan dan yang lebih parahnya lagi dia senang kalo Rendi gak lagi jadi Most Wanted Sekolah Sma Jaya Bangsa. Terbilang Rendi itu populer di sekolah.

"Gue gak tau dengan perasaan gue saat ini, lagi pula gue baru ketemu dia pagi ini, insiden gue yang hampir nabrak dia itu membuatku gue merasa bersalah aja sama dia." Rendi gak tau apa yang di rasakannya saat ini, masih bingung dengan perasaannya. Di bilang cinta belum tuh, masih ada Salsa di hatinya.

"Lo minta maaf sama dia?" Tanya Defan yang seperti terkejut dengan ucapan Rendi. Rendi menautkan alisnya heran dengan Defan. Perasaan Rendi tidak mengatakan sesuatu yang aneh.

"Iya emang kenapa?" Rendi kembali bertanya dengan ekpresi datarnya. Ketiganya hanya geleng-geleng kepala. Begitu berefeknyakah pertemuan Rendi dengan cewek itu sampai-sampai hal yang tidak pernah Rendi lakuin sekarang malah dilakuinnya.

"Seorang Resky Riandi meminta maaf ke orang, wah itu bukan diri lo banget!!" Ujar Ricky dengan ekpresi tidak percayanya menatap ke arah Rendi. Rendi malah menatap Ricky datar. Seakan-akan ucapan Ricky itu tidak berefek sama sekali.

Rendi memikirkan perkataan Ricky. Benar itu apa ia meminta maaf ke cewek itu. Toh juga bukan dia yang salah namun hatinya malah mendorongnya untuk meminta maaf. Rendi jadi bingung sendiri ia pun meneguk minuman soda di depannya.

"Si kampret malah bengong awas di masukin setan!!" Marco meledek Rendi namun ledekan itu berakhir dengan jitakan yang mendarat di kepalanya.

"Lo suka ya sama tuh cewek?" Tanya Defan, namun segera di bantah oleh Rendi. Rendi baru aja ketemu tadi pagi masa sudah jatuh cinta apa lagi suka.

"Cocok sama lagu Rhoma Irama yaa liriknya kek gini, pandangan pertama awal aku berjumpah!"


Bel masuk pun berbunyi seluruh siswa- siswi yang ada di kantin, di perpus, di aula, pun mulai berlarian menuju ke kelasnya masing-masing kecuali geng Rendi, ia tetap berada di kantin dimana kantin tersebut jauh dari jangkauan guru.

Tak lama bel berbunyi, ketua osis sedang menjalankan programnya yaitu mengecek siswa yang sering nongkrong di kantin pas lagi jampel

Geng Rendi kedapatan lagi nongkrong di Warung Mbak Tut, dimana warung itu sudah menjadi rumah kedua bagi Rendi dan teman temannya.

Pratama Sanjaya ke tua osis SMA 3, dia sangat tak menyukai orang yang suka ngebantah dan ia juga tak menyukai orang yang pemalas. Sosok cowok yang sangat tegas berpegang teguh pada pendiriannya dan sangat menjujung tinggi martabat seorang cewek. Tama yang tidak sengaja mendengar ada keribut dari belakang pun menghampir tempat itu da melihat tukang rusuh itu masih berada di dalam kantin.

"Lo ngapain disini, lo gak lihat jam,ini udah masuk" Teriakan dari luar kantin Mbak Tut, siapa lagi kalo bukan si ketua osis, Tama. Tama adalah anak kelas 12 yang menjabat sebagai ketua osis. Teriakan Tama mengejutkan orang yang berada di dalam. Defan melirik ke luar dan mendapati Tama berdiri di depan kantin.

ShelaRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang