Happy Reading Guys
Please untuk chapter ini mohon komennya,Author sangat berharap walau author tahu berharap kepada manusia itu senang sekali mengecewakan namun Author percaya bahwa kalian akan ninggalin komentar di Chapter ini, Makasih...
Jika menunggu itu membosankan, apakah berpindah hati itu menyenangkan?
ShelaRen
Akhirnya Rendi selesai makan, Ia kemudian berdiri lalu berjalan menuju abang penjual nasi goreng tersebut lalu menyerah selembar uang lima puluh ribu.
"Mas gak ada uang kecil!" Ujar Abang penjual nasi goreng itu.
"Hari ini gue bahagia jadi kembaliannya ambil aja!" Terulas senyum dibibir Rendi, Rendi berjalan menuju motornya dan melirik ke arah abang abang penjual nasi goreng itu sambil tersenyum.
"Makasih Mas,kapan kapan bawa pacarnya kesini yaa!!" Ujar Sapri, penjual nasi goreng. Rendi hanya terkekeh mendengar ucapannya.
"Ok deh,tapi gratis yaa!!" Kata Rendi, Mas Sapri hanya bisa tersenyum mengiyakan ucapan pelanggan barunya.
"Mas,gue pulang dulu!" Pamit Rendi pada Mas Sapri, pedagang nasi goreng yang baru di kenalnya. Di balik sifatnya yang buruk Rendi juga ramah terhadap orang di atas umurnya.
"Ya Mas,jangan lupa besok kesini lagi." Ujar Mas Sapri, sambil menaikkan tangannya seperti apa yang dilakukan Rendi.
Rendi melajukan motornya,menelusuri jalan menuju rumahnya, seharian ini banyak kejadian yang terjadi pada dirinya dan semua itu di luar dari prediksinya. Tuhan benar benar adil pada Rendi di balik kesedihan yang diberikan timbul sebuah kebahagian yang tidak pernah di duga Rendi.
Rendi sudah berada di depan rumah mewah berwarna putih, melangkah dan mengetuk pintu itu.
Tok..Tok...Tok...
Terdengar suara ketokan dari luar,Bi Ijah buru-buru membukakan pintu itu, dan di dapatinya sosok Rendi sedang berdiri di depan pintu sambil menatap keluar ke arah pagar, seperti sedang menunggu seseorang.
"Aden udah pulang," Suara Bi Ijah berhasil membuat Rendi tersadar dari alam sadarnya, Rendi segera membalik badannya ke arah Bi Ijah.
"Bibi ngagetin aja!" Ujar Rendi, Bi ijah tertawa kecil melihat ekpresi anak majikannya, seperti ada aura-aura gimana gitu di wajah tampan Rendi.
"Maaf Den, Abisnya Bibi lihat aden lagi bengong, Aden punya masalah?" Tanya Bi Ijah, Rendi hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Bi Ijah.
"Aden ditanya malah senyum, Malah senyumnya manis banget!" Goda Bi Ijah, Rendi mulai membangga-banggakan dirinya.
"Ingat umur Bi, Rendi udah manis dari lahir!" Ucapnya membangga-banggakan dirinya, Rendi pun masuk dan berjalan meninggalkan Bi Ijah di luar.
"Bibi belum tua Den,masih 54 tahun!" Ujar Bi Ijah, kemudian masuk kedalam rumah melanjutkan pekerjaan rumah yang sudah menjadi tugasnya dari dulu.
Rendi masuk kedalam kamarnya, lalu merebahkan tuburnya di kasur selang beberapa menit matanya mulai terpejam,segala sesuatu yang terjadi hari ini membuatnya lelah, lelah dengan segala kejadian dan pelampiasan yang tepat adalah tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ShelaRen
Teen FictionBerawal dari sebuah kesepakan untuk sama-sama sembuh dari sakit hati membuat seorang gadis yang bernama Shela Angelista Putri jatuh hati dengan cowok yang bernama Resky Riandi. Perasaannya mengalir begitu sengaja seiring berjalannya waktu, kian hari...