Tikungan yang tajam adalah tikungan seorang teman
Rendi sekarang sudah berada di dalam kelas, dengan suasana yang seperti pasar. Matanya tak lepas dari ponselnya. Seperti sedang menunggu kabar dari seseorang. Defan datang menghampiri Rendi, duduk di samping cowok yang masih fokus dengan ponselnya.
"Lihat bokep ya?" Tanya Defan, Rendi mendongak ke atas menatap cowok itu tanpa ekpresi. Rendi kembali fokus dengan ponselnya, untuk saat ini mungkin ponselnya lebih menarik di banding yang lain.
" Dih, kesambet apa lo, kenapa jadi bisu gini!!" Defan mulai kesal dengan Rendi, ia seperti sedang berbicara dengan patung. Defan menatap Rendi dengan heran, Rendi mendengar ucapan Defan namun rasa kesalnya dengan Defan masih ada.
Marco dan Ricky datang berbarengan mereka berdua menghampiri Rendi dan Defan. Mereka berdua duduk di bangkunya yang berada di belakang dan di samping Rendi dan Defan. Mereka berdua heran dengan dua manusia yang saling diam tanpa bicara.
Marco menatap Defan dengan tatapan bertanya, tatapannya bisa di artikan ada apa dengan Rendi. Defan menaikan kedua bahunya tanda ia tidak tahu apa yang terjadi dengan Rendi. Ricky menepuk pundak Rendi. Sontak saja Rendi kaget lalu menatap Ricky dengan tatapan tajam.
"Kenapa lo?" Ricky langsung to the point kepermasalahnnya, ia tidak suka berbelit-belit.
"Gak kenapa-napa." Jawab Rendi tanpa menatap Ricky. Ia masih fokus dengan ponselnya. Tiba-tiba Ricky kepikiran dengan tingkah aneh Rendi semalam.
"Kayaknya ada hubungannya deh sama semalam!!" Batin Ricky, kemudian mengangguk-angguk. Defan dan Marco saling melirik melihat tingkah Ricky.
" Udah minum obat kuningnya?" Marco memeriksa dahi Ricky, jangan-jangan anak ini tidak sehat. Merasa tangan Marco menyentuh dahinya ia langsung menepis lalu menatap sambil menaikan sebelah alisnya.
" Gila lo yak?" Ucap Marco lalu mendapat jitakan dari Ricky. Defan terkekeh melihat tingkah dua sejuli yang selalu mempunyai tingkah yang membuat Defan tertawa. Masalahnya dengan Reinata itu perlahan sudah di lupakannya. Namun masalah muncul lagi dengan kedinginan yang di tunjuk Rendi.
" Tikungan yang tajam adalah tikungan seorang teman!!" Ujar Rendi yang membuat ketiga sahabat terbelalak. Mereka bertiga menatap Rendi dengan tatapan bertanya, tidak mengerti dengan ucapan Rendi. Tidak ada angin, tidak ada hujan. Rendi tiba-tiba mengatakan itu.
"Maksud lo Ren?" Tanya Defan yang tidak mengerti. Suasana menjadi lebih menegangkan saat ini. Namun ketegangan itu berakhir saat pak Eko guru sejarah datang yang membuat semua perhatian tertuju padanya.
Pelajaran pun berlangsung, mereka semua mendengar penjelasan pak Eko sedangkan Rendi malahan asyik dengan alam khayalannya. Sepanjang sejarah Rendi memang tidak perna fokus dengan pelajaran pak Eko. Pikirannya kemana-mana, Pak Eko yang sadar bahwa salah satu muridnya tak memperhatikan setiap penjelasannya pun melemparkan spidol ke arah Rendi dan tepat, spidol itu melambung pas di kepala Rendi. Rendi kaget ia pun menatap ke arah pelempar spidol dan menemukan sosok pak Eko yang berdiri di depan dengan sorot mata berapi-api.
" Sejak kapan Pak Eko berdiri di situ?" Bisik Rendi kepada Ricky, seluruh mata tertuju kepada Rendi.
"Sejak lo ngelamun!!" Ujar Ricky, Pak Eko melangkah ke arah meja Rendi. Rendi bersikap biasa saja, bagi siswa-siswi lain mungkin di hampiri guru itu adalah hal yang menakutkan namun bagi seorang Rendi adalah hal yang membiasakan.
"Eh pak Eko." Ujar Rendi cengengesan, namun pak Eko menatap dengan tatapan tajam tanpa ekpresi. Mengeluarkan satu kata yang sudah menjadi andalannya bila menghadapi Rendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ShelaRen
Teen FictionBerawal dari sebuah kesepakan untuk sama-sama sembuh dari sakit hati membuat seorang gadis yang bernama Shela Angelista Putri jatuh hati dengan cowok yang bernama Resky Riandi. Perasaannya mengalir begitu sengaja seiring berjalannya waktu, kian hari...