Gue takut kembang api.
Kenapa?
Ini gara-gara pas gue kecil, main kembang api yang bisa dipegang itu(?) Dan percikannya kena tangan gue, bikin luka kecil di tangan. Sampai sekarang, masih ada kok lukanya. Makanya gue udah trauma aja. Apalagi sama kembang api yang gede, gue takut sama suara jedar-jedarnya.
Seharusnya gue mendekam di kamar, selimutan sambil nutup kuping, tapi sekarang Jungkook narik gue dan disini kita berada- di atap hotel yang ada deket situ.
"Gak bakal serem, Ra. Dari jauh kok. Noh anak kelas pada ngumpul," Kata Jungkook narik gue.
Tetep aja takut njer. Gue gak suka suaranya itu bikin deg-degan.
Pemandangannya bagus sih. Ada yang ngadain festival gak jauh dari tempat anak kelas gue nyalain kembang api. Jadi sinar lampu-lampu mereka yang gemerlap menghiasi laut gelap gulita malam ini.
Hira penakut. Gak suka kembang api. Gak suka film horror. Segalanya yang menurut gue menakutkan, gue gak suka. Tapi Jungkook selalu aja narik gue ke hal-hal yang gak gue suka.
Kenapa?
Perlahan Jungkook nutup telinga gue dari belakang dan biarin kepala gue menatap ke langit. Ngeliat kembang api yang menyala seakan jadi hiasan di langit hitam pekat malam ini.
"Ra, kedengeran gak?"
"Hah????" Gue gak denger, berisik.
"Budeg."
Bodo amat.
Gue menikmati pemandangan kembang api itu dan sejujurnya gue sangat terpukau. Indah. Secantik ini ternyata kalau dilihat dari dekat.
Jungkook pun enggak bicara apapun. Gue dan dia hanya menikmati kembang api yang terlukis indah di langit malam. Kurang lebih 10 tahun sejak terakhir kali gue lihat kembang api.. Saat itu usia gue masih 7 tahun dan ngeliatnya sama papa. Itupun gue udah nangis kejer mau pulang.
Sedangkan sekarang sama Jungkook?
Kenapa gue jadi emo gini ye.
Kok gue merasa perut gue sakit. Gue jadi laper deh.
Gue lepasin tangannya Jungkook dan balik badan ngeliat ke arah dia.
Jungkook mematung di sana, ngeliat langit dengan..
Mata yang berkaca-kaca?
"Kook?" Gue manggil dia. Tapi dia diem aja.
Njir.. Ni anak kaga gue apa-apain kan ya?
"Jungkook? Lo kenapa?" Tanya gue.
Jungkook nyadar gue panggilin. Air matanya yang udah ngebendung tadi, langsung turun deres saat dia nunduk dan liat gue.
"Lo.. Nang--"
Dia narik gue seketika dan meluk gue tiba-tiba. WHAT DE-----
ADA APA INI? GABAKAL ADA TSUNAMI KAN YA? SEBELUMBYA GAADA GEMPA KAN? ASTAGA KITA LAGI DI PINGGIR PANTAI---
KENAPA TIBA-TIBA JUNGKOOK PELUK GUE?!?!
"Lo liat gue nangis ya?"
"I-i-iya... Lo kenapa sih?"
Percayalah, dalam benak gue, gue meledak sejadi-jadinya.
"Curang. Gapapa, gausah dipikirin. Tapi-"
Iya kenapa kook? Please jangan bunuh gue perlahan kek gini--- "Iya?"
"Gue pengen meluk lo sebentar aja, ya. Sebentar."
Gue diem. Kayaknya ada sesuatu yang bikin dia nangis kayak gitu.
Kenapa.... Apa gue melakukan kesalahan fatal sebelumnya... Apa gue menunjukkan penolakan saat dia ngasih gue gelang couple...??? Gue jadi ga enak.
"Kook gue minta maaf kalau ada salah---"
"Gak, kenapa minta maaf?" Tanya dia.
Lha. "Pasti tadi gue terlalu nunjukkin penolakan ya pas lo ngasih gelang?"
"Ha?"
"Ya, maaf, bakal gue pake terus kok gelangnya,"
"Bukan itu kok, Ra. Udah diem aja sih," Kata Jungkook.
"Terus kenapa????" Tanya gue, "Kalau ada apa-apa, cerita dong, bukan lo aja yang sering gue bacotin, gue juga pengen lo curhat ke gue," lanjut gue.
Jungkoom bungkam. Kembang apinya selesai. Tapi dia masih meluk gue.
"Gak apa-apa, Ra. Bukan sesuatu yang perlu lo khawatirin."
Lo itu yang harus gue khawatirin, kook.
.
.
.💜💜💜💜 happy satnite!
KAMU SEDANG MEMBACA
STATUS
Fanfic[completed] "Punya sahabat cowok yang ganteng, famous, disukain banyak cewek itu susah, ya? dilabrak mulu sama minionnya!" Kisah Shin Heera (Hira) yang udah sahabatan dengan seorang cowok bernama Jeon Jungkook - Dari SMP, hingga mereka dewasa. Kata...