selamat hari lahir dan ulang tahun.

920 100 18
                                    

Degupan jantung tidak karuan. Cowok itu hampir hilang akal.

Ketika melihat istrinya menghembuskan nafas, dengan keringat yang mengalir karena sedang berjuang membawa yang pertama ke dunia, ia hampir saja merasa gila. Mungkin akan ikut pingsan.

Jeon Jungkook tetap di samping Hira tanpa bicara apapun. Melihat raut wajahnya yang kesakitan dan kesulitan seakan mengajak dirinya untuk meneteskan air mata. Tapi dalam pikirannya, ayolah, ini belum saatnya.

Dan tiba saat tangisan bayi menggema, mengalihkan perhatian terbesarnya—barulah saat itu ia mengalirkan air mata. Dilihatnya wajah si istri perlahan, mengecup keningnya dan mengatakan 'Makasih, Ra,'

Dialihkannya pemandangan itu ke si kecil yang masih merah dan menangis, sama seperti ayahnya saat ini.

Selamat datang, Ian.

.
.
.

1 September, pukul 3 lewat 47 pagi. Setelah perjalanan panjang Hira mengandung, akhirnya sekarang mereka menyambut yang pertama, si jagoan, Jeon Jungkook tapi versi mini. Jeon Ian.

Jungkook yang sekarang sedang sentimen. Mendengar suara tangisan si kecil aja mungkin nangis lagi. Hira, selaku mama muda, jadi merasa kalau dia ngerawat dua bayi sekarang. Bedanya yang satu udah enggak perlu pake popok lagi.

Kembali ke si bayi. Namanya, seperti yang tadi disebut, Jeon Ian. Sejak pertama kali tau kalau Hira hamil, Jungkook sudah berisik soal nama Ian. Ia ingin memberi nama itu karena ada sejarahnya. Saat Jungkook baru lahir, mendiang papa bilang kalau ia ingin menamai Jungkook dengan nama Ian. Karena itu, mau bagaimanapun nama Ian harus diberi ke anak Jungkooknya nanti—maunya begitu. Dan sekarang, untungnya terwujud harapannya punya anak laki-laki yang sehat dan ganteng seperti papanya.

"Kamu tidur gih, mata merah gitu,"

Jungkook menoleh ke Hira. Melihat ke arah si bayi bikin ngantuknya hilang, walau kepala pusing dan mata merah karena enggak tidur hampir dua malam. Beberapa hari terakhir memang Hira bilang selalu merasa mules, makanya dia sibuk siap-siap dan nemenin Hira biar gak kesakitan sendirian.

Pagi buta ini, Mama juga baru pulang setelah ngeliat bayinya untuk nyiapin baju dan apapun itu yang mungkin Hira butuhin pasca melahirkan. Jadi di ruang rawat sekarang cuma ada Jungkook, Hira, dan si bayi yang baru tidur karena kenyang dikasih ASI.

"Si bayi lucu banget Ra," kata Jungkook.

"Anak gue, Kook," kata Hira

"Apaan si lu? Anak gue juga yeee,"

Ian, kalau saja baru lahir sudah bisa ngomong, pasti udah ngedumel 'ni emak bapak gue ada masalah apa sih?'

"Semalem kamu bilang ada Kak Yoongi?"

"Ada, ada Mbak Kia juga," kata Jungkook. "Pulang kali, nanti kesini lagi,"

"Ih capek capek, ngeliat Ian juga belom," kata Hira.

"Udah Ra, tadi. Terus pulang bareng Mama. Kamu mana tau..."

Iya, keadaan lagi tepar begitu mana tau kondisi sekitar. Jungkook kembali fokus dengan si bayi yang bobo dengan tenang sementara Hira memandang cowok itu dengan tenang.

Kerutan di mata karena senyumannya melebar, ditambah gigi kelincinya, bibirnya yang tipis.. Ah, benar-benar deh. Hira gak habis pikir sama Jungkook ini. Kalau diingat dulu mereka cuma dua bocah ingusan, sekarang sudah jadi orang tua.

"Kook,"

"Hm?"

"Inget ga ini tanggal berapa?"

STATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang