Pagi ini, gue di jemput Jungkook di depan perumahan rumah gue. Papa gak bisa nganterin gue karena capek, kan kemarin baru pulang dari laut.
Pas gue ketemu dia, gue gak lihat dia bawa motor. Justru dia bawa mobil. Lah ngapa bocah ini? Tumbenan amat. Biasanya dia paling ogah bawa mobil.
"Motor lo kemana?"
Gue bertanya saat Jungkook mulai menyalakan mesin mobil itu. "Dipake abang gue, adanya mobil yang nganggur yaudah gue pake aja," kata Jungkook.
"Terus nanti parkir dimana?" Tanya gue lagi.
Jungkook mulai menyetir mobilnya, "Di Kantor Kelurahan deket sekolah aja."
"Boleh emang?"
"Tenang, satpamnya udah gue ajak kerja sama."
Oh yaudah. Jarang-jarang kan emang si Jungkook bawa mobil, soalnya sekolah kita emang ngelarang. Bukan karena gak punya SIM, tapi karena lahan parkirnya gaada.
Bodoh emang.
"Kemarin pas gue pulang, papa lo bilang apa aja?"
Wah, banyak anjir.
"Banyak," Kata Gue. "Untung lo balik duluan,"
"Emang apa?"
"Ya gitu, nanyain nama lengkap lo,"
Jungkook ketawa, "Ngapain njer??" Katanya.
Gue juga jadi ikut ketawa, "Ya gak tau, intinya gitu. Terus bilang kalau lo tinggi banget, dulu pas SMP masih tinggian gue katanya,"
"Eh, emang pas SMP gue pernah ketemu papa lo??" Tanyanya.
Gue menaikkan bahu, menandakan tidak tahu, "Gak tahu, tapi mungkin papa ngeliat lo pas ambil nem kelas 9," Jawab gue.
Jungkook mengangguk mengerti sambil nyetir dan memperhatikan jalan, "Oh iya, bisa jadi,"
"Nah terus papa nanya, 'udah jadi pacarmu?' ya gue panik lah," Lanjut gue sambil ketawa.
"Hah anjir serius? Bisa digiling gue nih ama bokap lo," kata Jungkook bercanda.
Gue ngangguk, "Iya, terus gue jawab aja, 'ya enggak lah pa, dia baik kok, dia udah Hira anggep abang,' Gitu," lanjutnya.
Jungkook ketawa, "Yah, gue cuma dianggep abang?" Katanya.
Gue pen cubit tapi dia lagi nyetir, duh. "Ya emang pengennya apa,"
"Calon dong,"
Si goblok. Gue pukul pundaknya.
"Ampun mak, aku kan anak emak,"
"Ogah amat." Kata gue kesel. "Terus kata bokap gue ya gitu, jangan pacaran dulu, fokus dulu sama sekolah, ya intinya deket boleh cuma jangan lewat batas teman, gitu," Jelas gue panjang lebar.
"Hmm..." Jungkook cuma bergumam.
"Terus lo tau gak bokap gue bilang apa?"
"Apa?"
"Katanya kalau lo serius, temuin aja bokap gue," Gue berhenti ngomong gegara nahan tawa, yang pada akhirnya ketawa juga sih.
"Kan gue jadi ngakak, terus kata bokap gue, dia gak mau nerima yang pacaran dulu. Maunya gue harus langsung diseriusin, lah kan gimana ya, kalo kayak gini gue gak bakal nikah urusannya. Susah tau,"
Jungkook ketawa, "Lo ngode apa gimana sih ini?" Tanyanya.
Ngode apaan bgst.
"Gue kaga ngode, sialan. Gue cerita apa yang bokap gue katakan," Kata gue.
"Udah, tenang aja, lo bakal nikah kok."
Gue menghela nafas, "Susah ege, mana mau cowok deketin cewek modelan gini?"
"Ra," Jungkook berdeham, "Kan papa lo udah nasihatin,"
"Iya, maksudnya---"
"Kalau gue serius, nanti gue ketemu bokap lo kok. Sabar aja ngapa, lo pasti nikah! Ngebet banget gue nikahin ya? Abis lulus mau langsung nikah ama gue?"
Ya Tuhan.. Mau banget Hira pukul tapi nanti nyawa Hira jadi taruhan. Dia lagi nyetir mobil.
"GUE SERIUS NJING," Gue kesel dong.
"Etsss ngomongnya," Jungkook melototin gue. "Tenang aja, lo tuh cantik, pinter, berbakat. Apalagi kalau nanti lo jadi mahasiswi kedokteran, beuh, pasti banyak yang naksir deh,"
Gue diem aja sambil ngeliat jalanan di depan gue. Cantik darimanasih... Gue aja gabisa bedain yang mana sunblock yang mana body lotion.
"Tapi kalau Hira banyak ditaksir, gue gak rela deh."
"Ngapa coba, lo gamau gue bahagia dikit apa???" Kata gue kesel.
Jungkook megang kepala gue, "Nanti gue banyak saingannya,"
Bodo amat jir emang gue pikirin.
.
.
.Hello! I need more love so don't forget to vote n comments❤
KAMU SEDANG MEMBACA
STATUS
Fanfiction[completed] "Punya sahabat cowok yang ganteng, famous, disukain banyak cewek itu susah, ya? dilabrak mulu sama minionnya!" Kisah Shin Heera (Hira) yang udah sahabatan dengan seorang cowok bernama Jeon Jungkook - Dari SMP, hingga mereka dewasa. Kata...