STATUS

18. Siapa Kamu?

Kisah soal Jungkook dideketin banyak cewek, udah cupu. Sekarang, mungkin kebalikannya.

Gue lagi duduk sendiri di luar kelas sambil nyumpel kuping pake headset pas pagi-pagi. Fyi, kelas gue kali ini ada di pojokan lorong lantai 2. Jadi bangkunya sepi dan gak bakal dilalui sama anak kelas lain.

Terus pas gue dengerin lagu, ada yang nyolek bahu gue.

ASTAGHFIRULLAH GUE KAN TERKEJUT YA.

Gue nengok. Doi cowok. Tinggi, mayan cakep, terus eksotis banget gitu orangnya. Mukanya judes deh.

"Kamu murid kelas 11 IPA A?"

'Kamu???'

"A-aku?" Tanya gue.

Dia ngangguk, "Iya, kamu. Siapalagi yang ada disini?" Tanyanya.

Iya juga sih.

"Oh, iya, aku 11 IPA A kok.." Jawab gue canggung.

Dia ngangguk, "Masih sepi ya kelasnya, boleh duduk gak? Di kelas rada...." Dia gak nyelesain kalimatnya.

Gue senyum, "Boleh, silahkan aja!!" Kata gue ramah.

Dia duduk samping gue dan mengulurkan tangannya.

"Jung Jaehyun," Katanya.

Oh, Jaehyun... "Shin Heera, panggil aja Hira."

Jaehyun ngangguk ngerti, "Oh, Hira.. Iya-iya."

Awkward njir.

"Pindahan?"

Dia ngangguk. Dia kok kalem banget ya...

"Darimana?" Tanya gue.

"Incheon," Kata dia.

Lumayan... Gue mengangguk ngerti. Pantesan ngomongnya 'aku-kamu' gitu huhu jadi gemay.

"Pindah ke Seoul ikut Kakak kerja," Lanjutnya.

"Oh.. Jadi masuk sekolah ini?" Tanya gue.

"Iya," Jawabnya.

'Ngapain coba njir masuk sekolah ini, setiap angkatan turun menurun panutannya awharin.' batin gue.

Tau awharin ga? Selebgram pemes itu. Dia kakel gue loh. Bangga dah gue gegara jadi adek kelasnya dia. Seengganya bikin sekolah gue jadi terkenal ke publik gitu.

"Yang betah ya disini," kata gue, "Pilih-pilih lah dalam berteman. Disini gak yang kayak kamu pikirin," Gue melanjutkan.

"Emang gimana?"

"Ya gitu, banyak yang ngelanggar peraturan, ya gak pernah denger berita ada yang narkoba sih tapi kalo ngerokok di sekolah, sama mabok kalo pulang sekolah, itu sering. Makanya jangan sampai kebawa arus buruk gitu," kata gue.

"Hmm gitu ya.." Katanya ngerti, "Belum tentu juga ada yang mau temenan sama aku," Lanjutnya.

Gue heran dong, ngapa? Ganteng tinggi gini gue kira anak kece di sekolahnya dulu, "Kenapa emang?"

"Aku beda dari mereka, aku ditakutin. Makanya... Ya gaada yang mau temenan," Katanya.

"Ha?"

"Kamu percaya sekarang ada anak kecil lagi jongkok, ngeliatin kamu disitu?" Dia nunjuk ke arah pojokan lorong ini.

Yang sebenarnya, gak ada apa-apa anjir.

"Aku ngeliat. Kelas ini juga banyak. Makanya aku gak berani masuk, untung ada kamu di depan," Lanjutnya.

.... Serem bat anjer.

.
.
.

Anak baru! Hehe. Ospek dulu ga nih? .g