45. Berat

1.1K 143 10
                                    

Hari ini gue masuk kuliah. Udah janjian sama Jungkook buat ngerjain tugas bareng, ya walaupun kita beda prodi sih. Jadi gue pengen ke perpus, ngelanjutin niat yang sempet tertunda karena kemarin gue pingsan.

Saat gue nungguin dia di taman fakultas, tiba-tiba ada chat tuh.

Saat gue nungguin dia di taman fakultas, tiba-tiba ada chat tuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Loh gue tetiba jadi gaenak loh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Loh gue tetiba jadi gaenak loh. Perasaan gue jadi rungsing gini. Gue ngehela nafas dan matiin ponsel gue. Gak lama kemudian, seseorang nepuk pundak gue.

Kak Yoongi lah, siapa lagi. Kenapa si dia selalu muncul di saat kayak gini gitu. Heran gue.

"Ngapain sendirian pagi gini? Jungkook mana?"

"Ini.. tadinya janjian ke perpus, tapi dianya gabisa. Kakak mau kemana?"

Kak Yoongi naikin alisnya, "Hm? Barengan tuh. Mau balikin buku nih sekalian minjem lagi sambil nyari referensi lain. Mumpung free sampe sore sih," katanya.

Hmm.. baiklah. Gue ngangguk setuju dan akhirnya pergi ke perpus sama Kak Yoongi. Walaupun pikiran gue tiba-tiba jadi acakadut.

.
.
.

Perpustakaan kampus hari itu ternyata gak terlalu ramai. Mungkin karena beberapa fakultas libur, tapi tidak untuk FK. Enggak tau lah, kenapa mereka libur. Yang penting suasananya kondusif buat gue untuk mengerahkan tenaga dan berpikir keras.

Ngerjain tugas pun ga terlalu fokus. Pikiran gue tuh jadi kebagi dua seharian ini. Setengahnya fokus ke tugas kampus, sisanya fokus ke gue takut kalau gue gaada disana saat Jungkook butuh, sedangkan dia selalu ada kapanpun bahkan saat gue baik-baik aja.

Gue pengen buru-buru ketemu sama dia.

"Kenapa?" Kata Kak Yoongi.

"Itu.. aduh," gue ngusap wajah gue, "Jungkook, kak,"

"Kenapa sama dia?"

"Papanya masuk rumah sakit. Perasaan saya jadi gaenak," kata gue.

Kak Yoongi cuma 'oooh', setelah itu ngehela nafas, "Kamu mau nyusul? Tugasnya dah kelar belum?" Tanyanya.

"Iya, kakak mau ikut gak?" Gue membalas, tapi masih fokus ke layar laptop dan materi di dalamnya buat koreksi tugas gue sekali lagi. Gatau dah, bener apa enggak, gue udah bener-bener ga fokus.

"Enggak, gapapa. Jungkook juga bakal lebih butuh kamu, kok,"

Kalimatnya dia yang itu bikin gue ngerasa jantung gue berdetak dengan cepat. Gue ngehela nafas, lalu beresin laptop dan barang-barang gue.

"Kamu bawa kendaraan gak?"

"Bawa motor kok kak," kata gue.

"Yaudah nanti hati-hati ya, jangan bengong, jangan meleng. Salamin ke Jungkook," ucap Kak Yoongi, yang mulai mendongak saat melihat gue berdiri dari duduk.

"Maaf ya kak, duluan,"

Seiring gue pergi, Kak Yoongi mulai gak kelihatan lagi dari pandangan gue. Jujur, gue gak enak ninggalinnya. Di luar keliatannya kayak ga ada apa-apa, tapi gue bisa ngerasain berat hati, entah gue atau dia yang merasa begitu.


I love you, but the universe don't want me to.

.
.
.

Hayolo?! Siapa yang bilang i love you ya? 👁️👄👁️Makasih banyak yang udah komen, ya! Suka ngakak liat komenan kalian, walau gak seberapa, tapi bagi gue kayak bikin semangat loh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayolo?! Siapa yang bilang i love you ya? 👁️👄👁️
Makasih banyak yang udah komen, ya! Suka ngakak liat komenan kalian, walau gak seberapa, tapi bagi gue kayak bikin semangat loh. Terimakasih banyak (lagi)
See you💞💞💞

STATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang