53. i will

1.1K 155 58
                                    

.
.
.

'Imagine something. Saat ini gue udah punya uang. Siap secara materi juga mental. Begitu juga lo. Kalau gue ngelamar lo, lo mau nerima, ga?'

Suara itu terngiang di telinga gue. Pukul 2 malam, gue kebangun. Memori yang membawa nostalgia itu rasanya bikin kepala sekaligus benak gue sakit.

Ya, gue terima. Tanpa harus mempertibangkan lagi, sekarang gue terima.

Gue langsung bangun dan duduk, melihat ke arah sosok yang duduk tenang di ranjangnya. Dengan buku di tangannya, lampu baca di meja dekatnya, serta infusan di tangan kanannya. Oh, dia bangun.

Dia gak ngeprank gue, sialan. Beneran kecelakaan karena nyetir mobil ngantuk. Gue udah nangis banget anjrit, kesel banget, tapi di sisi lain,

Syukurlah, Ya Tuhan. Syukurlah. Gue menunduk, lalu nangis. Bersyukur ke Tuhan Yang Mahaesa. Doa gue dikabulkan.

Dia kembali ke gue.

"Hira?"

Gue mendongak dan ngelap air mata, "Ya?"

"Sini. Temenin gue,"

Gue senyum. Lalu berjalan dan duduk tepat di sampingnya. Gue liat wajahnya secara detail, matanya yang besar kayak anak kecil, rambutnya yang dipotong mangkok seperti biasa.. gak kuasa gue nahan tangis gue di hadapannya.

"Cengeng, ah," katanya pelan.

Gimana gue gak cengeng. Gue hampir aja menyesal seumur hidup karena mungkin aja akan kehilangan lo.

"Maaf ya, lo jadi nunggu sendirian ya?"

Gue menggelengkan kepala. "Liat diri lo, masih dikasih nafas aja ngeselin," kata gue bercanda.

Jungkook ketawa kecil. Ia menutup buku bacaannya dan menghela nafas. "Gue lagi babak belur gini, Ra. Rencana gue jadi gak berhasil 'kan,"

"Rencana apa?"

"Tadinya gue mau beliin lo kue yang ada cincinnya di dalem, terus udah ngebayangin aja lo keselek cincin,"

Tuhkan bener aja. Dikasih nafas sekali lagi aja kaga ada tobat-tobatnya ni anak. Gue pengen nabok tapi dia masih kayak gini.

"Lo tuh jenius, gak ada berubahnya ya dari dulu?" Kata gue.

"Bentar,"

Dia celangak-celinguk, lalu ngambil satu sedotan plastik di deket mejanya.

"Ngapain?" Tanya gue.

Jungkook malah 'sst udah diem dulu,'. Serah lo deh ya, gue tungguin aja dia mau ngapain si sama tu sedotan. Gue tunggu nih ampe beberapa menit, ternyata dia bikin sesuatu yang mirip kayak cincin.

He?

"Cincin mahal nih," kata Jungkook.

Serah lo. Beneran apa kata lo dah.

"Ekhm," dia berdeham. "Shin Heera, gue sekarang babak belur. Sama sekali gak ganteng, keren atau gak ada romantisnya sama sekali. Liat tuh kaki gue dipakein gips, jadi gak bisa get on one knee, tapiii—"

"I want you to marry me. Serah deh lo mau mikir berapa lama lagi, gue tungguin asal emang lo nerima gue apa adanya," kata Jungkook, seiring dia masukin cincin sedotan itu di jari manis gue.

"Lucu bet ya cincinnya hahahaha," katanya.

Gue tau kok. Gue udah gak kaget. Lo udah selaku bicara tentang ini sebelumnya dan sekarang rasanya gue udah mengenal setiap bahasa yang lo gunakan.

STATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang