STATUS

49. Let me

"Kenapa balik-balik jadi mewek gini? Udah cantik-cantik dandan kok nangis,"

Setelah itu, gue di jemput sama Jungkook. Dia abis dari rumah sakit, abis check up kesehatan dan ngurus surat-surat berharga almarhum papanya. Karena itu dia gak bisa dateng ke wisudanya Kak Yoongi.

Aduh gatau deh gue. Gue jadi nepok dahi aja dan ngehela nafas, capek banget rasanya. Dia sadar ga si di gue jadinya beban, bahkan gue jadi bimbang untuk cerita ke Jungkook soal pengakuannya Kak Yoongi.

"Kak Yoongi..."

"Ya? Dia?"

"Dia bilang sama gue kalo dia suka sama gue,"

.....

Hening total. Jungkook yang lagi nyetir mobil pun enggak mengeluarkan suara sama sekali.

"Beneran? Dia?" Tanya Jungkook, beberapa saat kemudian.

Gue ngangguk, "I mean—gue gak pernah nyangka...." Lanjut gue.

Jungkook ngehela nafas dan masih fokus ke jalanan. Gue juga cuma bisa merhatiin jalan aja.

"Ya gue udah tau si," kata Jungkook.

Gue noleh, "Lo tau??"

Loh, apa-apaan nih. Dia tau tapi gue gak tau?

Jungkook ngangguk, "Ya tapi gapernah expect kalo dia bakal confess. Makanya gue kaget,"

"How can you know something i dont???"

"Well i want you to know it by yourself?"

Gue ngehela nafas. Ternyata Jungkook selama ini tau kalau Kak Yoongi punya perasaan khusus ke gue. Tapi dia enggak bilang apapun dan biarin aja gue begini... Seperti merasa dibodohi ya. Pengen gue cubit tapi orangnya lagi nyetir🙂

"Dan lo baik-baik aja soal itu?" Tanya gue.

Jungkook diem aja untuk sesaat. Ya, gue nanya, karena selama ini dia selalu cerewet soal cemburu dan tetek bengeknya. Apalagi ini Kak Yoongi, yang paling sering nemenin gue selain Jungkook.

"Pertama-tama, gue emang kaget. Tapi gue gabisa maksa perasaan orang juga, kan," kata dia.

"Kalau dia emang suka sama lo yaudah. Masa gue mau marah-marah sama orang hanya karena dia jatuh cinta sama lo, kan enggak mungkin," lanjutnya sambil ngasih penjelasan soal pendapatnya.

Gue diem aja merenung. Enggak tau sih, perasaan gue jadi bener-bener campur aduk. Jungkook juga keliatan biasa aja, mungkin karena dia emang udah tau duluan sebelum gue tau.

"Ya walaupun gue emang agak cemburu, sih, but what can i do? Lagian gue gaada hak buat ngelarang dia suka sama lo," lanjutnya lagi.

What the hell am i supposed to do right now?

"Do you love him?" Tanya Jungkook.

... Gue noleh, "I do," kata gue.

"Tapi gue sayang karena dia udah gue anggep kayak kakak gue sendiri..." Kata gue pelan.

Iya, gue sayang Kak Yoongi. Karena dia kakak gue. Yang selalu aja nasehatin gue tiap kali gue butuh naungan dari rasa gundah hati. Tapi gue gak pernah ada buat dia karena Kak Yoonginya sendiri selalu keliatan kayak gak punya masalah apa-apa. Gue gak pernah meletakkan perasaan gue dan melihat dia romantically.

Gue gak terlalu kenal dia. Begitu juga dengan dia.

Dan dia pantas bertemu dengan orang yang lebih baik dari gue.

.
.
.

"Beneran gapapa? Kalo mau ya gue temenin dulu di rumah lo,"

Baru dapet kabar kalo Mama lagi main ke rumah temen arisannya di blok sebelah, biasalah arisan PKK. Gue bilang gapapa, lagian gue juga harus beberes rumah. Kalo ga beberes nanti gue dimarahin nyonya besar😭

"Oke. Gue pulang ya," katanya.

Gue ngangguk, "Hati-hati,"

Jungkook senyum, gue tau itu tapi gue sengaja ga liat. "GUE GEMES TAU GA SAMA LO GGRRRRRRR,"

"Jangan ngajak ribut dah, mau pulang kaga lo?" Tanya gue.

"Iya maaak. Pulang yaaak,"

Saat gue hendak keluar dari mobilnya, Jungkook narik tangan gue dan berhenti sejenak, "Ra,"

"Apaan?"

"I love you," lalu dia nyentil dahi gue.

"Lo ngarepnya gue bales apa?"

"Gak tau, mungkin 'I love you too'?" Katanya.

Dih ngapa lagi ni anak.

Gue bales ketawanya, "I hate you too," dan kali ini keluar dari mobilnya.

Jungkook pergi dan perlahan menghilang dari pandangan gue.

... Oh, my. Kenapa gue harus dihadapin yang seperti ini. Bakal butuh waktu lama buat gue bisa refleksi diri dan mengartikan semuanya.

Tentang perasaan manusia. Itu terlalu rumit.

.
.
.

A footage of boy'friend' Jungkook driving a car😍
See u✨