20. Magic Word, Pt.2

2.4K 281 9
                                    

Gue ngakak dong anjir.

"Jae, kamu tahu enggak?" Tanya gue.

Jaehyun dengan polosnya geleng-geleng, ngeliat ke arah gue. "Kenapa?" Katanya.

"Kamu orang kesekian yang bilang aku sama Jungkook itu pacaran,"

"Ya.. Emang kalian pacaran kan?"

Gue merubah posisi berdiri gue jadi menghadap dia sambil ketawa kecil, "Kamu liat aku pacaran sama Jungkook itu darimana?" Tanya gue.

Jaehyun mikir sesaat, "Kita kan baru kenal, ya. Sejauh ini sih aku liat.... Ya gitu,"

Ya gitu gimana dah. Gue tetap menatap dia penuh rasa ingin tahu.

"Ya gak wajar aja gitu, kamu, sama Jungkook? Interaksinya walaupun biasa aja tapi rasanya beda aja gitu," Jelasnya lebih lanjut.

"Kamu itu yang kemarin pingsan terus digendong Jungkook, kan?" lanjutnya.

Gue mengangguk, "Iya," lah dia lihat dong.

"Ya gatau aku juga, Ra, aku ngerasanya gitu. Mungkin kalian emang gak pacaran tapi salah satu dari kalian ada yang sayang banget. Entah kamu ke Jungkook, atau Jungkook ke kamu. Aku gak tahu."

Sayang ... Banget??

Ya gue sayang sama Jungkook. Dalam artian, menurut gue dia anak gue, menurut mama dia figur abang gue. Intinya dia kerabat terdekat yang seakan-akan jadi keluarga, makanya gue sayang sama dia. Yakin 100% juga Jungkook begitu sama gue.

"Hiraaa pulang yukk,"

Jungkook datang, dia juga nyapa Jaehyun.

"Yaudah, Jaehyun pulang bawa motor?"

Jaehyun ngangguk, "Iya, tapi kalian duluan aja, masih mau ke TU."

Jungkook senyum dan melambaikan tangannya, "Yaudah, gue sama Hira duluan ya," Lalu Jungkook narik hoodie gue ngikutin jalannya dia.

Anjir ni bocah.

"Mah,"

Mah?

"Hah apa?" Gue berusaha melepaskan tarikan hoodienya Jungkook itu.

"Makan yuk, Laper."

"Boleh, bayarin tapi ya,"

Jungkook malah ngejitak gue, "Gue bayarin minumnya aja."

"Anjir lah pelit amat lo," pengen gue jitak balik tapi dia tinggi banget.

Jungkook berhenti dan megang pala gue, lalu berusaha menyamakan tinggi badannya ke gue. Mukanya depan muka gue pisan. Mata bulatnya itu seakan-akan nusuk penglihatan gue, dan tiba-tiba gue merasa pusing coba.

Anjir gue balik rumah bisa demam dah.

"Heh bocah, masih untung gue kasih gratis minum," lanjutnya.

Gue diem. Gak tau, merasa bisu aja gitu seketika.

"Kok diem?"

"H-hah?"

"Yaaah, deg-degan ya gue liatin?"

BANGSAT.

Plak! Gue nampar pipinya Jungkook. Pelan sih tapi dia kayak kesakitan.

"Overact lo! Buru, gue mau tidur!"

Gue jalan duluan ninggalin dia. Kesel, muka gue pasti merah banget. Siapa yang gak deg-degan diliatin Jungkook sedekat itu? Walaupun gue temennya tetep aja bikin gue gugup!

"Hiraaa? Kunci motor ada di gue loh?!"

"YA BURU MAKANYA!"

"AMPUN KANJENG. IYAAAAA."

...... Ini wajar kan ya?

.
.
.

"Yours is Mine, Mine, Mine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yours is Mine, Mine, Mine. You are mine."

STATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang