32. Berbeda

1K 139 12
                                    

Gimana sih, rasanya?

Udah sekelas 4 tahun gitu, sekarang pisah walaupun cuma beda prodi... Rasanya udah jadi gue-gue dan lo-lo.

Hampa gini gue ya.

Temen sekelas gue pun bahkan nanyain 'lo ngapa?' 'Lo pucet?' 'Lemes amat?' Iya itu karena gue ngerasa ada yang beda aja gitu loh..

Padahal Jungkook gak ngapa-ngapain deh. Ngapa sih gue yak.

Pas gue pengen ke parkiran, gue ngeliat Jungkook dari kejauhan. Dia sadar akan gue dan melambaikan tangan. Gue ngebalas lambaian itu. Dia teriak,

"Gue mau balik ke kosan, lo hati-hati ya!"

Iya, gue hati-hati. Dengan berat hati gue melangkah ke parkiran buat menemui motor gue, untuk pulang juga.

Ini aneh...

Dari kejauhan lagi gue melihat keramaian. Ada anak BEM Univ lagi pada ngumpul di taman depan fakultas gue.

Ngapain... Ini menuh-menuhin gedung fakultas gue aja deh.

Akhirnya gue abaikan mereka dan liat motor gue di parkiran yang cukup padat ini. Pas gue liat, belakang motor gue ada motor yang nutupin jalan gue buat keluar.

... Elah.

Gue tengok kanan kiri, gaada tukang parkir. Ini semua tukang parkir di Universitas gue makan gaji buta ya? Gue mana bisa keluar kalo kayak gini? Terbang?!?

..... Mungkin punya anak BEM itu.

Sebenarnya gue sama saja bunuh diri ketika meyakinkan diri buat melangkahkan kaki ke kumpulan anak BEM itu. Ya iyalah, kakak-kakaknya pada cantik dan ganteng gitu, gue auto merasa jadi serpihan debu ketika bareng sama mereka. Dan sebagai maba, serpihan debu mungkin terlalu bagus buat disandingkan dengan gue.

"Permisi, kak..."

Semuanya pada nengok ke gue.

"Itu motor siapa ya yang di belakang motor warna biru-hitam plat no. 06 ? Kali aja punya salah satu dari kakak..."

Gak lama kemudian, seorang dari organisasi itu tepuk jidat dan ngeliat ke gue, "Motor saya, dek! Maaf, kamu mau keluar ya?"

Syukurlah emang punya dia.

"Hehe, iya kak, maaf banget ganggu..."

"Gak apa-apa dek, Dia mah begitu." Kata satu kating lainnya yang di mata gue, dia terlihat seperti mayat hidup. Putih bat anjir, dulu emaknya hamil minum bayclin ya?

Gue pamit dan langsung ngikutin kakak itu untuk mindahin motornya. Setelah dia mindahin motor, dia minta maaf sekali lagi.

"Maaf banget ya dek, Yaampun," katanya.

Kakak ini manis dan mungil sekali, yhA. Begitu kesan pertama gue.

"Ya kak, gapapa, maaf tadi ganggu juga diskusinya," kata gue sambil ngeluarin motor gue.

"Maba ya?" Tanyanya.

"Iya kak,"

"Daftar jadi anggota BEM Univ, engga?" Tanyanya. "Oh iya, saya Jimin."

Hoo.. Namanya Jimin. Gue membalas salaman tangannya, "Hira, kak. Udah daftar kok, enggak tahu keterima apa enggak."

"Ohalah, yaudah. Ditunggu jadi anggota di BEM, ya. Hati-hati di jalan,"katanya.

Gue ngangguk, "Iya kak, makasih..."

Gue akhirnua senyum dan salam sekali lagi sebelum benar-benar pamit buat oulang ke rumah. Laporan menumpuk dan gue.. Harus manja-manjaan sama laptop dan ketikan.

Dunia kampus itu berbeda, ya. Gue gak bisa berdiam diri di satu tempat aja.

.
.
.

Next!

STATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang