Bodo amat.
Bodo amat.
Sampe akhirnya gue duduk di sebuah kafe dengan caramel latte yang gue pesen sekitar satu jam lalu, cuma buat nguping pembicaraan cewek yang suka sama Jungkook dan Jungkook sendiri yang duduk saling membelakangi sama gue. Tenang aja, dia gak bakal tau gue nguntit dia karena gue ngikutin dia dari tempat mereka ketemu di deket kampus.
Bodo amat, matamu. Malah gue keliatan paling niat dan kepo sama mereka.
"Lo dah makan? Kok kaya lemes amat, si?" Tanya Jungkook.
Dih, bodoh, kenapa lo nanya pertanyaan gitu ke cewek yang confess ke lo njir?!
"U-udah kok, Jungkook," jawabnya.
Yaiyalah lemes. Lo bakal jawab pertanyaan yang mungkin bagi dia taruhannya nyawa.
"Ohalah, gue kira belom hahaha,"
Audah bodo amat. Kesel gue nih.
"K-kenapa ngajak ke kafe? Padahal lo bisa jawab via chat aja," katanya.
"Hah? Enggak ah. Lo aja bilang langsung, masa gue bilang lewat chat si,"
ADUUUH PENGEN BANGET GUE JITAK NI ANAK SATU, dia gak ngerti perasaan cewek yang campur aduk, mau terjun dari menara sutet, grogi setengah mati kalo diajak ngomong ama orang yang disuka empat mata begini!
Gue berusaha sebisa mungkin untuk tenang, daripada mengundang tanda-tanda kalo Jungkook sadar sama kehadiran gue.
"Jadi gini...."
Ehem. Iya gue dengerin saksama.
Jungkook ngehela nafas.
"I'm so sorry, i can't,"
Gue nepuk dahi gue. Ngapain ngomong langsung kalau ujungnya lo nyakitin perasaannya dia.
"I have someone i love,"
...
"It's ok, i understand,"
:(
"Don't blame yourself. We can be friends afterall, right?" Kata Jungkook.
"You will always be,"
Kenapa gue yang baper ya dengerinnya.
Gue udah gak tau deh. Gue jadi gak fokus nguping mereka berdua juga. Caramel latte yang gue pesen pun jadi gak dingin lagi, gara-gara gue bengong dan mikir banyak hal.
... Menolak dan ditolak. Pasti keduanya berat buat dijalanin dan diterima.
"Mau gue anter pulangnya?" Tanya Jungkook, ke cewek itu.
Cewek itu nolak, "Enggak, gapapa. Gue bisa pulang sendiri,"
"Uh.. okay.. hati-hati," kata Jungkook. Lalu membiarkan cewek itu pulang sendiri, mungkin dengan luka hati yang baru.
Helaan nafasnya kedengeran di telinga gue. Gue pun jadi narik nafas yang panjang. Gue juga jadi merasa bersalah karena ngepoin mereka, padahal gaada hubungannya sama gue.
"Niat bener lo ye, gue kira dari gue liat lo di jalan awalnya tujuan kita kebetulan searah. Tapi ternyata lo nguping dari awal? Hm?"
EH. GUE KETAUAN AWKWKWKWKWKKWKW
Gue cengengesan seiring nengok ke belakang gue, ngeliat Jungkook juga noleh.
"Lo nolak dia," kata gue.
Jungkook ngangguk, "Gue ga punya perasaan apapun ke dia," katanya.
Hmmmm... Gue berdeham terus.
"Gue yakin dia patah hati,"
"Ya konsekuensi,"
"Lo jadi keliatan jahat kalau gini,"
Jungkook benerin posisi duduknya, "Lo mau gue nerima dia disaat gue gapunya perasaan sama dia? Yang ada dia malah makin terluka,"
Iya juga, ya. Nerima hati disaat lo gapunya perasaan apapun ke dia cuma bikin dia makin terluka aja. Gue paham karena kita pernah ngejalanin pengalaman yang sama.
"Ra,"
"Hm,"
"Imagine something. Saat ini gue udah punya uang. Siap secara materi juga mental. Begitu juga lo. Kalau gue ngelamar lo, lo mau nerima, ga?"
Gue kaget, dong.
Dilamar ya,, sebenernya gue gapernah kepikiran sampe situ sejauh ini. Nyatain perasaan gue aja pun belum siap, apalagi nentuin pilihan yang bisa membuat perubahan besar dalam hidup gue. Nyali gue gaada, pikiran gue gak kuat. Itu tanggung jawab yang besar.
"Misalnya aja, misal,"
"I'll think about it,"
"Why?"
Gue ketawa, "I have a lot of thoughts,"
"Oh," kata Jungkook simpel.
"Kenapa nanya gitu?"
Jungkook ngehela nafas lagi. Dia nyenderin kepalanya di bahu gue dan bilang, "Belakangan ini gue mikir soal masa depan,"
"Hmhm?"
"And all i can think is end up with you,"
I wish i end up with you, too.
.
.
.Bonus
Siapa nih? 🤔
Hiyaaa jadi ngiklan😂
Happy reading and thank u!
See u✨
KAMU SEDANG MEMBACA
STATUS
Fanfiction[completed] "Punya sahabat cowok yang ganteng, famous, disukain banyak cewek itu susah, ya? dilabrak mulu sama minionnya!" Kisah Shin Heera (Hira) yang udah sahabatan dengan seorang cowok bernama Jeon Jungkook - Dari SMP, hingga mereka dewasa. Kata...