43. Face you

969 156 33
                                    

Hari ini gue kuliah seperti biasa. Udah gak ngitung berapa lama gue gak kontakan sama Jungkook dan cuma jadi penonton story aja. Itu juga, gue kalo up story cuma buat bantuin dagangan danusan Kak Jimin.

Sebenernya gue kayak gimana ya.. jujur aja sih gak berusaha buat nyamperin duluan atau ngomong apa yang gue pengen omongin. Iya, gue akan jujur, tapi bagaimana caranya agar gak terlalu awkward dan gak terlalu santai. Gue mau pembicaraan gue jadi serius, tapi menguntungkan antara gue dan Jungkook.

Gue kebanyakan mikir, itu masalahnya. Jadi percuma kalo mikir doang tapi gak ada hasilnya gitu.

Ada sih. Hasilnya gue jadi rada mabok hari ini.

Kayaknya karena subuh tadi gue buru-buru ke kampus buat persiapan praktikum, gue beli roti sama susu di minimarket. Sekarang jadi mual dan asam lambung gue naik. Selama praktikum pun gue gak bisa fokus, aduh, anjay breeee. Pengennya rebahan aja.

Emang beruntung kalo hari ini cuma praktikum. Tapi gue kudu ke perpustakaan buat lanjut tugas yang deadlinenya dua minggu lagi. Kenapa gue kerjain sekarang? Gue gamau keteteran dan malah jadi penyakit di gue. Apalagi tugas gue dari matkul lain numpuknya ganahan, gue kudu selesain satu-satu perlahan.

"Hira,"

Oh shit.

Gue berhenti jalan, nengok. Itu Jungkook.

Mampus.

"Yo,"

"Mau kemana?"

"Perpus,"

Dia senyum, seakan dia ngelupain apa yang dia tanyain malam itu. "Kebetulan. Bareng, ya?"

Gue ngangguk. Gak masalah deh asal dia gak ngungkit hal itu. Gue berjalan samping Jungkook tanpa bilang apapun. Disamping emang lagi awkward, gue juga mual banget kayak buka mulut dikit aja gue pengen muntah.

"You sure?"

"Kenapa?"

"Itu, lo pucet gitu. Yakin mau ke perpus? Gak pulang aja?"

Gue membuat tanda bulat di tangan gue dan menunjukkannya ke dia, tanda kalo gue tuh '👌' alias ok, gue baik aja. Jungkook diem aja, dan gue melanjutkan perjalanan gue ke perpus sama dia.

Lagian dia ngapain si, tumben banget ke perpus.. padahal gue mau bener-bener nyelesain tugas gue dengan tenang tanpa harus kepikiran dia, tapi yang paling-gak-pengen-gue-pikirin malah muncul paling depan di hadapan gue.

Semasa di jalan gue kek udah gatau lagi dah mau kemana. Diajak ngomong Jungkook juga gue cuma "oh" "heeh" "iya" bukan gue sengaja jutek, tapi gue bener-bener gapunya tenaga buat balesnya. Bahkan sampe lobby perpus pun gue akhirnya sampe titik yang paling capek, mual dan pusing,

Akhirnya gue tumbang. Pandangan gue gelap dan hal terakhir yang gue tangkep cuma wajahnya Jungkook yang panik.

.
.
.

Dan terjadi lagi... Hira pingsan ditolongin sama Jungkook.

Saat gue kembali membuka mata, gue udah di ruangan yang gue gatau apaan. Kayaknya sih di rumah sakit di kampus.

Ada infusan di tangan gue. Jam dinding nunjukkin pukul 6 sore. Di sisi kanan gue liat Jungkook tidur di bangku, sambil nyender ke dinding dan meluk tas gemblok gede yang biasanya dia bawa, yang selalu gue bercandain kalo dia selalu bawa batu ke kampus.

... Bener-bener dah lo, Ra. Kalo gaada dia gatau dah siapa yang nungguin gue sekarang.

"Ra? Dah bangun?"

Suara itu bikin gue noleh. Itu Kak Yoongi yang emang lagi koas di rumah sakit ini. Karena kedatangan dia, Jungkook pun jadi melek dan benerin posisi duduknya tadi.

"Ketiduran lo ya?" Kata Kak Yoongi, masang alat stetoskopnya dan meriksa gue. Sementara Jungkook cuma ngucek mata sambil ngangguk aja, nyawanya belom ngumpul.

"Dah baikan?" Tanya Kak Yoongi. Gue ngangguk, ya seenggaknya mualnya gak terlalu parah lagi. "Jangan lagi tuh belom makan apa-apa langsung kena susu sama roti.. yaiyalah jadi kayak gini,"

Gue cuma senyum kecil doang, hehe. Ya namanya buru-buru, mana inget makan nasi.

"Dah, di rumah istirahat. Gausah kuliah dulu aja. Waldos kamu Pak Jung 'kan? Ntar kakak yang minta izin biar ga kuliah dulu," Jelas Kak Yoongi.

Lalu dia mulai bicara sama Jungkook, "Bawa mobil kan? Anterin Hira, ya," katanya.

"Yaiyalah, yakali gue tinggalin disini," kata Jungkook.

...🙃

Kak Yoongi ketawa aja dan dia pamit buat ngecek pasien lain. Kata dia bentar lagi bakal ada suster yang mau ngelepas infusan gue. Gue ngehela nafas, njir pingsan berapa jam gue sampe malem begini.

"Jungkook,"

"Hm?"

"Thank you," kata gue pelan.

"Ya lo pingsan masa gue tinggalin, kejam amat," kata dia sedikit mengubah tone bicaranya, maksudnya agar atmosfernya jadi lebih lembek dan gak awkward.

Dan itu berhasil.

Gue ketawa kecil, "Hehe,"

Berhasil bikin gue jatuh lagi sama lo.

"I have some-"

"Ra, gue-"

Gue dan dia ngomong di waktu yang bersamaan. Gue nengok, dia natap gue balik, gue bilang, "Lo dulu aja,"

Jungkook ngehela nafas sambil garuk palanya yang gue yakin kaga gatel, "Gue minta maaf ya,"

Gue diem aja.

"Tempo hari. Mungkin lo kaget. I swear i won't ask you dumb question like that, ever, again. I swear to God," kata Jungkook.

"Kenapa?"

"Gue gasuka sendirian. Walaupun temen gue banyak di prodi, kalau gaada lo kayaknya sepi. Jadi gue kesepian, gaada temen, ngenes, iya emang sengenes itu gue gaada lo," buset ni anak bener-bener dah.

Gue ketawa, "Iyaaa gapapa. Bukan salah lo juga gue seakan-akan jadi jauh dari lo," kata gue.

"Dan gue punya sesuatu yang mau gue omongin, tapi..."

"Tapi?"

"Enggak sekarang, hehe,"

Because i want to tell you.

I want you.

I need you.

I love you, since the very first time we meet.

.
.
.

Hmmmm cie dah baikan👁️👄👁️Happy reading✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hmmmm cie dah baikan👁️👄👁️
Happy reading

STATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang