54. Epilog

1.4K 137 27
                                    

"I heard, that you settled down, that you found a boy, and you're married noow~"

"Nyanyi?"

Suara sepatu pantopel yang digunakan seorang pria bergema. Ia melihat seorang perempuan, dirias secantik mungkin, dibuat hingga orang lain pangling, diubah sedemikian rupa hingga jadi pengantin.

Min Yoongi, datang sambil bernyanyi dengan suara agak tidak stabil, langsung disambut dengan seseorang yang jadi pengantin, jadi ratu sehari. Hanya hari ini.

Shin Heera, atau yang biasa ia panggil Hira.

"Yaiya nyanyi, iya kakak tahu suara kakak gak bagus," katanya, melengos.

Hira-si pengantin, tertawa kecil, "Jangan ngambek, kak. Kok ga nunggu di depan aja? Gak nemenin Jungkook?" Tanyanya.

Yoongi menghela nafas, kemudian tersenyum lepas, "Enggak. Jungkook banyak yang nemenin, kamu sendirian disini,"

"Emang harus gini," kata Hira.

Yoongi nyender di tembok, sambil melihat Hira. Dia memang cantik, selalu punya poin yang membuat Yoongi jadi buta seketika-kalau ingat, Yoongi pernah bilang dia jatuh cinta terhadap Hira. Mungkin bagi dirinya, perasaan itu masih tersisa walaupun sedikit demi sedikit sudah bisa merelakan gadis yang pernah dia cinta itu bahagia dengan orang lain.

"Berat ya, harusnya Jungkook izin dulu sama kakak. Kakak belum kasih restu, nih," kata Yoongi, dengan nada bercanda.

Sangat berat hingga Yoongi belum bertemu dengan orang baru dalam hidupnya.

"Yah, udah nanggung, gimana dong?" Tanya Hira.

"Mau gak mau," Kasih restu. Mau enggak mau, harus rela. Harus ikhlas. Harus lapang dada.

I wish things was different.

I wish that i'm the one who's waiting for you over there.

I wish that i'm the one who will stand right beside you.

"Ah, jadi melow gini," Yoongi mengelap sudut matanya yang berair-memang tidak semudah itu untuk belajar merelakan. Iya, seorang Yoongi, menangis.

Hira bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Yoongi, "..Kak?"

"Hm? Oh, maaf ya," Yoongi masih mengelapnya air matanya sendiri.

"Enggak.. harusnya aku yang minta maaf," Hira menunduk. Ada rasa bersalah yang mendalam, padahal perasaan itu sudah lama ia rasakan sejak pernyataan Yoongi pasca wisudanya saat itu.

"Jangan sedih, ini hari bahagiamu. Cukup kakak aja yang sedih, ya?"

You love him, more than i know. Deeper than i ever dive. You deserve him-your happiness. You deserve it.

And i shall find my own happiness, too.

Nevermind, i'll find someone like you.

.
.
.

Galau di hari pernikahan orang tuh emang sesuatu ya, menurut Yoongi. Dia cuma duduk santai di salah satu kursi tamu sambil ngeliat air putih yang ada di gelas yang dia pegang. Yoongi tidak lapar, tapi juga butuh sesuatu untuk sekadar dikunyah. Dan dia malas buat ngantri prasmanan yang antreannya kayak antre bagi sembako.

"Orangnya mana?"

"Eh iya! Tadi udah balik gara-gara anaknya rewel,"

Yoongi noleh ke suara keributan tersebut. Ia melihat seorang cewek yang bawa dua piring nasi beserta lauk. Berdasarkan percakapan yang didenger tadi, sepertinya perempuan muda itu berminat untuk ngantri dan ngambil nasi buat temennya. Tapi karena temennya itu punya urgent, jadi tercipta raut wajah kesal di wajahnya.

Hmm... Gitu...

Lalu perempuan itu duduk dengan jarak satu bangku dari Yoongi. Kemudian Yoongi ngelirik sebentar, ngedenger perempuan itu ngedumel.

"Gimana deh, gue dah ambilin nasi, ngantri panjang banget, malah balik orangnya,"

Ohalah. Berarti konklusi yang diambil Yoongi itu benar.

"Permisi?"

Perempuan itu awalnya enggak sadar kalau Yoongi manggil. Coba sekali lagi, deh.

"Permisi? Maaf?"

Akhirnya pada panggilan kedua, perempuan itu noleh. "Ya?"

"Tadi saya ga sengaja denger percakapan mbaknya. Kalau enggak ada yang makan, saya aja yang makan, boleh?"

Lucu sih ini. Perempuan itu terlihat enggak masalah, jadi dia ngangguk setuju, "Iya mas, gapapa. Makan aja, daripada mubazir," katanya.

Yes. Gue dapet makanan tanpa harus ngantri. "Makasih, ya," kata Yoongi.

Dari bising suara live music, Yoongi melihat juniornya yang jadi pengantin itu bernyanyi. Jungkook, yang dia tau, memang punya hobi menyanyi. Dulu pas acara kampus, Jungkook sering isi acara, entah itu jadi gitaris, drummer, atau penyanyi solois. Makanya dia banyak fansnya, ya gitu. Udah ganteng, pinter, berbakat.

"Nama masnya siapa?"

Yoongi kaget, lah dia nanya duluan. Baru gue yang pengen nanya. "Min Yoongi, kakak tingkatnya Jungkook sama Hira," kata Yoongi sambil mengulurkan tangan untuk kenalan.

Perempuan itu membalas uluran tangannya, "Im Kia, sepupunya Hira,"

Ohalah.. sepupunya Hira..

Yoongi sejenak mikir. Kok gini ya jadinya, mau ngetawain diri sendiri juga rasanya. Aneh banget, masa kenalannya gara-gara makanan prasmanan.

Tapi,

Yang patah hatipun bisa sembuh dan bersemi lagi.

.
.
.

Cr : allhailsuga0309 (twitter)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr : allhailsuga0309 (twitter)

Hiyaaa ada epilog nyaa wkwkwk. Cerita Jungkook dan Hira berhenti sampai di sini aja 💜
Dan sepertinya gue bakal kepo sama kehidupannya Yoongi setelah ditinggal nikah sama Hira (sad) 😔

Kalo kalian gimana? Kepo ga sama kehidupannya Yoongi? Kalau iya tolong tulis di kolom komentar la yaa 💜

Kalau banyak nanti gue pub lanjutannya, tapi fokus ke ceritanya Yoongi dan gak sepanjang STATUS. Paling cuma 20+chapter aja hehe.

Thank you so much, happy reading.
See you!

STATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang