24. Why You Sad?

2.7K 287 12
                                    

Seiring berjalannya waktu, Jungkook dan gue hidup seperti biasa. Jadi teman sebangku, teman cerita, teman senang dan teman duka, senantiasa gak bosen dengerin omelan gue.. Begitu terus.

Tapi satu hal yang gak gue mengerti dari dia.

Saat dia nangis pas liburan di Busan kemarin.

Kenapa, ya?

Pikiran itu terus menghantui gue sampai sekarang. Bahkan ketika Jungkook bicara gak ada yang perlu gue khawatirkan, gue pasti aja mikirin. Mungkin memang itu masalah pribadi dia, ya, walaupun kita temen deket bukan berarti kita terbuka soal masalah pribadi.

Gue hari ini pulang sama Jungkook. Jam tangan gue udah menunjukkan pukul 17.32. Mama udah kirim whatsapp buat pulang sejak setengah jam lalu. Ya, kalau udah mau kelas 12 pasti sibuknya begini. Biasanya jam 5 gue udah di rumah, tapi karena tugas kelompok gue jadi harus ngerjain di rumah Jaehyun dan terpaksa nunggu hujan reda juga.

Pas gue keluar gerbang rumah Jaehyun, Jungkook yang ada di deket motornya lagi nerima telfon seseorang.

Gue diam di tempat beberapa meter jauhnya di belakang Jungkook. Beberapa saat kemudian, dia menutup ponselnya dan ngeliat gue, lalu mengembangkan senyum kelincinya seperti biasa.

"Udah?"

"Iya.. Kook--"

Jungkook menghela nafas dan ngeliat ke arah gue dengan lembut, "Iya, tau. Gue maafin. Di rumah ada papa lo?"

"U...udah balik kerja.."

"Gue ke rumah lo boleh?"

"Boleh,"

Akhirnya gue pulang ditambah Jungkook yang jadi tamu tak diundang.

.
.
.

Si mama nyuruh gue pulang karena rumah kosong, enggak ada yang nungguin. Ok sip. Gue kesel :'( mama emang ada dinas di luar kota dan gue gak tau mama bakal berangkat secepat ini. Bibi yang biasa nungguin rumah baru datang besok jadi ya- gue bakal sendirian setidaknya hingga pagi esok.

Jungkook nyenderin tubuhnya di sofa ruang keluarga gue sambil ngeliat ke arah tv. Gue yang abis mandi duduk di sampingnya, sambil ngeliat dia yang mukanya gaada nafsu buat nafas.

"Kook, lo gak makan?" Tanya gue.

Dia menggeleng, "Kenyang,"

Tumbenan ni bocah kenyang.

"Ntar gue bungkusin buat pulang ya?"

"Gak usah, gapapa. Nanti pas pengen pulang gue makan aja,"

Gue ngangguk ngerti.

"Kook, lo--"

"Gue pusing deh, Ra."

.... Gue melihat matanya yang sayu dan mengatakan, gue udah lelah.

.
.
.

Happy malming guys~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy malming guys~

STATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang